A.
Judul
Penelitian
Ekstrakurikuler Pramuka sebagai Wahana
Pembentukan Karakter Siswa
di SD Negeri 01 Pekalongan.
B.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah ekstrakurikuler
pramuka sebagai pembentukan karakter siswa.
C.
Pendahuluan
1.
Latar
Belakang Masalah
Undang
Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sesuai dengan yang telah tercantum pula dalam Undang Undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 12 dan 13
yang menyebutkan bahwa pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang,
dan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Dari
penjelasan tersebut di atas jelaslah bahwa ternyata memang ada beberapa tempat
selain pendidikan dalam kelas yang dapat membentuk karakter siswa tersebut,
dimana salah satu wahana pengantarnya adalah kegiatan ekstrakurikuler. Sebagai bagian dari pendidikan maka
kebijakan mengenai kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari kebijakan
Departemen Pendidikan Nasional kegiatan
ekstrakurikuler berlandaskan pada Surat Keputusan (SK) menteri pendidikan dan
kebudayaan (mendikbud ) Nomor : 0461/U/1964 dan Surat Keputusan (SK) Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/kep/O/1992
dinyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan
kesiswaan disamping jalur Organisasi intra sekolah (OSIS ), latihan
kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Berdasarkan surat keputusan
tersebut,ditegaskan pula bahwa kegiatan ekstrakurikuler sebagai bagian dari
kebijaksanaan pendidikan secara menyeluruh yang mempunyai tugas pokok :
1. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa
2. Mengenal hubungan antar berbagai pelajaran
3. Menyalurkan bakat dan minat
4. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya
dalam arti :
a.
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b.
Berbudi pekerti luhur
c.
Memiliki pengetahuan dan keterampilan
d.
Sehat jasmani dan rohani
e.
Berkepribadian mantap dan mandiri
f.
Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan dari kegiatan Ekstrakurikuler adalah
untuk memantapkan pendidikan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara
pengetahuan yang diperoleh dalam progam kurikulum dengan keadaan dan lingkungan yang dibutuhkan.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah (SK Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/kep/O/1992
dirumuskan bahwa Ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa dan
waktu libur sekolah yang dilakukan baik disekolah maupun diluar sekolah dengan
tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal
hubungan antar berbagai pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat, melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
Sedangkan berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(SK Mendikbud) Nomor: 060/U/1993, 061/U/1993 dan dan Nomor 080/U/1993
dikemukakan bahwa kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan
diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan progam sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan
kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan progam kurikuler.
Dalam UU No.12 Tahun 2010 Tentang
Gerakan Pramuka, disebutkan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk
mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan
kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan
masyarakat; pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus
diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui
gerakan pramuka; gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan
mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga
memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Dalam Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa
Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup,
dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
kepramukaan. Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa
patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa,
dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan
lingkungan hidup.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan
pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara
tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk
memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun
2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang
cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan
lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas
nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Dalam tujuan
pendidikan nasional, pendidikan karakter merupakan gambaran tentang
kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh satuan pendidikan,
serta menjadi dasar dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan
karakter lebih mudah diberikan pada usia dini, hal ini akan mudah
diterima dan tersimpan dalam memori anak, akan membawa pengaruh pada
perkembangan watak dan pribadi anak hingga dewasa.
Pengertian
ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu: ”suatu kegiatan yang
berada di luar program yang tertulis di dalam
kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa”. Kegiatan ekstrakurikuler
sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi
keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai
dengan bakat serta minat mereka. Menurut Pilus A. Partanto dan M. Dahlan Al
Barry dalam kamus ilmiah popuar adalah kegiatan tambahan di luar rencana pembinaan
atau pelajaran tambahan di luar kurikulum.
Menurut
Ki Hajar Dewantara, Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk
menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai
insan kamil, dimana tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta
didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Adapun
nilai-nilai yang perlu dihayati dan diamalkan oleh guru saat mengajarkan
mata pelajaran di sekolah adalah: religius, jujur, toleran, disiplin, kerja
keras, kerja cerdas, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif,
cinta damai, senang membaca, peduli
sosial, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Penanaman nilai-nilai
karakter juga dapat dilakukan melalui ekstra kurikuler. Penanaman nilai-nilai karakter melalui
kegiatan ekstra kurikuler meliputi:
pembiasaan akhlak mulia, kegiatan
Masa Orientasi Sekolah (MOS), kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),
tata krama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah, kepramukaan, upacara
bendera, pendidikan pendahuluan bela negara, pendidikan berwawasan kebangsaan, UKS, PMR, serta pencegahan penyalahgunaaan narkoba.
Pengertian
karakter menurut Hasanah (2009) merupakan standar-standar batin yang
terimplementasi dalam berbagai bentuk kualitas diri. Menurut Megawangi (2010) istilah
ini lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku. Menurut Yudi Latifr (2009)
yang dimaksud pendidikan karakter adalah suatu payung istilah yang menjelaskan
berbagai aspek pengajaran dan pembelajaran bagi perkembangan personal.
Dalam pelaksanaanya, kegiatan dalam
upaya melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler banyak sekali hambatan dan
permasalahan yang harus dihadapi baik terhadap SDM, sarana dan dana, tingkat
kepedulian orang tua dan masyarakat maupun petunjuk pelaksanaan ekstrakurikuler
itu sendiri sehingga kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tidak berjalan
sebagaimana mestinya, apalagi saat ini siswa dituntut untuk belajar penuh pagi
dan sore. Sehingga hendaknya selain unsur penilaian positif mengenai
ekstrakurikuler itu sendiri, maka hendaklah menjadi suatu hal yang patut kita
cermati sesuai dengan sedikit penjelasan berikut.
Dewasa
ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga sebuah cobaan dan
tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah remaja penyandang
masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang menyimpang dan telah
lutut dan menghambakan dirinya kepada tata nilai asing. Mereka berpotensi
untuk menimbulkan berbagai problema sosial dimasyarakat. Di samping itu secara
internal terdapat pula ketidak siapan mental dan rohani pada sebagian remaja,
sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh negative yang
menyesatkan.
Dari
sini Pramuka berperan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara
melaksanakan semua prinsip dasar yang sudah tertuang pada AD/ART.Sehingga,
dengan begitu problema di masyarakat yang sebagian besar dialami,dan disebabkan
oleh kaum muda dapat diminimalisir ataupun dimusnahkan agar tercipta masyarakat
yang makmur dan terorganisir dengan baik. Serta terjaganya generasi muda dari ancaman-ancaman
era globalisasi yang semakin besar memiliki ancaman untuk menjerumuskan
generasi muda.
2.
Identifikasi Masalah
1.
Ekstrakurikuler pramuka
sebagai wahana pembentukan karakter siswa.
2.
Keikutsertaan siswa
dalam kegiatan pramuka di SD Negeri 01 Pekalongan.
3.
Penguasaan materi
kepramukaan oleh pembina pramuka.
3.
Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini hanya
membatasi pada masalah kegiatan
ekstrakurikuler pramuka sebagai pembentukan karakter siswa di SD Negeri 01
Pekalongan.
4. Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian-uraian sebagaimana dikemukakan pada latar belakang, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SD Negeri 01 Pekalongan ?
2. Faktor
apa saja yang mendukung dan menghambat siswa dalam kegiatan ekstrakuriluker
pramuka di SD Negeri 01 Pekalongan ?
3. Seberapa
besar efektifitas ekstrakurikuler pramuka dalam pembentukan karakter siswa ?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SD Negeri 01 Pekalongan.
2. Mengidentifikasi
faktor-faktor yang mendukung dan menghambat siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SD Negeri 01 Pekalongan ?
3. Mengetahui efektifitas ekstrakurikuler pramuka dalam
pembentukan karakter siswa.
6. Luaran yang
Diharapkan
D.
Kajian Pustaka
1.
Hakikat
Ektrakurikuler
a.
Pengertian
Ekstrakurikuler
b.
Fungsi
Ekstrakurikuler
c.
Jenis
Ekstrakurikuler
2.
Ekstrakurikuler
Pramuka
a.
Pengertian
Ekstrakurikuler Pramuka
b.
Prinsip
Dasar Kepramukaan
c.
Metode
Kepramukaan
3.
Hakikat
Pendidikan Karakter
a.
Pengertian
Pendidikan Karakter
b.
Strategi
Pembentukan Karakter
c.
Dampak
Pendidikan Karakter
4.
Ekstrakurikuler
Pramuka sebagai Pembentukan Karakter
E.
Metode
Penelitian
1.
Pendekatan Penelitian
Agar penelitian ini mendapatkan hasil yang baik, maka diperlukan
data-data yang cukup. Dalam hal ini peneliti akan berusaha sedapat mungkin untuk mendapatkan data yang akurat dari judul
penelitian yang diambil, penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah pendekatan sistematis
dan subyektif yang digunakan untuk menjelaskan pengalaman hidup dan memberikan
makna atasnya (Sudarwan, 2002 : 32)
2.
Populasi, sampel dan
teknik sampling
Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa SD
Negeri 1 Pekalongan, sedangkan untuk mendapatkan sampel digunakan teknik Simple Random Sampling. Simple
random sampling (Arikunto, 2006) adalah suatu pengambilan sampel dilakukan
dengan “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subyek
dianggap sama. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk
memperoleh kesempatan (chance)
dipilih menjadi sampel. Maka peneliti terlepas dari perasaan ingin
mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.Simple random
sampling menurut Sugiyono (2010) dilakukan apabila anggota populasi dianggap
homogen.
Menurut
Arikunto (2010 : 177) menyebutkan bahwa untuk menentukan besarnya sampel
peneliti harus melakukannya dengan berbagai pertimbangan, antara lain :
keberagaman karakteristik, misalnya jenis kelamin, tingkat pendidikan, asal
daerah, suku, agama atau kepercayaan, usia, dan lain-lain yang sekiranya
terkait dengan variabel yang diteliti.
Teknik
simple random sampling ini hanya mengambil kuota 20 anak di setiap kelas
sehingga siswa yang diteliti secara keseluruhan berjumlah 108 siswa yang
berasal dari kelas 3, 4 dan 5.
Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random
sampling. Simple random sampling (Arikunto, 2006) adalah suatu pengambilan
sampel dilakukan dengan “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga
semua subyek dianggap sama. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek
untuk memperoleh kesempatan (chance)
dipilih menjadi sampel. Maka peneliti terlepas dari perasaan ingin
mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.Simple random
sampling menurut Sugiyono (2010) dilakukan apabila anggota populasi dianggap
homogen.
Teknik simple random sampling ini hanya
mengambil kuota 20 anak di setiap kelas askselerasi sehingga siswa yang
diteliti secara keseluruhan berjumlah 100 siswa yang berasal dari kelas akselerasi
di 5 tingkatan.
3.
Waktu dan tempat
penelitian
Peneliti
mengambil lokasi penelitian di SD Negeri 1 Pekalongan Kota Pekalongan dengan waktu Penelitian selama 1 bulan.
4.
Metode Pengumpulan Data
dan Instrumen
1)
Pengembangan
Spesifikasi
a.
Jenis Instrumen
ü Metode
Kuesioner/Angket
Kuesioner/angket (Sugiyono, 2010: 199) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Angket sebaiknya berisi identitas responden supaya
jawaban angket dapat dipertanggungjawabkan, namun kadang ada pula angket yang
anonym atau tidak mencantumkan identitas responden. Angket
anonym memang ada kebaikannya karena responden bebas mengemukakan pendapat.
Tetapi, penggunaan angket anonym mempunyai beberapa kelemahan (Arikunto, 2006):
1.
Sukar
ditelusuri apabila ada kekurangan pengisian yang disebabkan karena responden
kurang memahami maksud item
2.
Tidak mungkin
mengadakan analisis lebih lanjut apabila peneliti ingin memecah kelompok
berdasarkan karakteristik yang diperlukan
Pada
penelitian kali ini, peneliti menggunakan angket tertutup dengan sasaran siswa.
Tujuannya untuk mengetahui peran ekstrakurikuler
Pramuka dalam pembentukan karakter siswa yang selama ini berlangsung di SD Negeri
1 Pekalongan yang meliputi kedisiplinan,
tanggungjawab siswa dan sebagainya.
ü Metode
Interview/Wawancara
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan
diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report atau setidaknya pada
pengetahuan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986) (dalam Sugiyono, 2010)
mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan
metode interview adalah:
1.
Bahwa
responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
2.
Bahwa apa
yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya
3.
Bahwa
interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
wawancara yang terstruktur. Wawancara terstruktur (Sugiyono, 2010) digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan
yang sama dan pengumpul data mencatatnya. Selain harus membawa instrument
sebagai pedoman wawancara, maka pengumpul data dapat menggunakan alat bantu
seperti tape recorder dan lain sebagainya.
Wawancara
ditujukan kepada guru pembina Pramuka dan siswa yang bertujuan untuk mencari informasi
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka
yang telah dilaksanakan di SD Negeri 1 Pekalongan.
ü Observasi
Observasi
menurut Arikunto (2010:199), adalah kegiatan mengobservasi yang dilakukan
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Dalam
penelitian ini, observasi dilakukan secara sistematis, yang dilakukan oleh
pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan kepada guru
dan siswa. Tujuan pengamatan kepada guru adalah untuk mengetahui penguasaan materi
kepramukaan oleh guru pembina, jadwal pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka, serta sarana dan prasaran pendukung kegiatan tersebut. Observasi kepada siswa diberikan untuk
mengamati antusiasme
mereka dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka.
ü Dokumentasi
Dokumentasi
yang dipergunakan oleh peneliti antara lain foto dan video kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka.
5.
Metode Analisis data
Metode
analisis yang digunakan adalah metode Kualitatif, menurut Payto dalam buku Moleong (2000 : 103), adalah
proses mengatur urutan data,
mengorgnisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar. Pengelolaan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan enpat tahap, yaitu:
a.
Pengumpulan
data.
Yaitu
pencarian data yang diperlukan,yang dilakukan terhadap berbagai jenis data dan berbagaia bentuk data
yang ada pada lampangan penelitian serta
pencatatan didata lapangan.
b.
Reduksi
data.
Menurut
Mathew B Miles (1992 : 16), reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyerderhanaan dan
pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatyan
tertulis dari lapangan.
c.
Sajian data
atau display.
Menurut
Mathew B Miles (1992 : 17), sajian data adalah kesimpulan informasi tersusun memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
d.
Kesimpulan
atau Verifikasi
Penarikan
kesimpulan hanyalah sebagai satu kegiatan dan
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasikan selama penelitian brelangsung (Miles,1992 :
19). Dalam penarikan kesimpulan ini didasarkan pada reduksi data dan sajian
data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian. Tahap
analisis data kualitatif di atas dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar