Selasa, 25 Februari 2014

Proposal Penelitian Pendidikan SD 3




Proposal Penelitian Pendidikan SD 2


Disusun untuk
Memenuhi Tugas Penelitian Pendidikan SD 2
Dosen Pengampu: Dra. Florentina Widihastrini, M.Pd.



Disusun Oleh
Muin Arifah                            (1401410203)
Tudrika Akhlilia                      (1401410285)
Jessica Sekar Andini               (1401410292)

Rombel 04


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013



1.  JUDUL PENELITIAN
Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Whole Language Berbasis Lingkungan pada Siswa Kelas V SD Negeri Siliwangi
2.   BIDANG KAJIAN
Strategi Pembelajaran
3.   PENDAHULUAN
3.1  Latar Belakang
            Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mempunyai tujuan menciptakan manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan menengah, dan pendidikan dasar (PP. No 74 tahun 2008). Dalam undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diamanatkan ada 4 kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu: (1) kompetensi pedagogik; (2) kompetensi kepribadian: (3) kompetensi sosial; dan (4) kompetensi profesional. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang inovatif atau interaktif untuk memperoleh hasil yang maksimal.
            Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang  Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 menyebutkan mata pelajaran bahasa indonesia merupakan pelajaran yang wajib untuk diajarkan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. menindaklajuti dari undang-undang tersebut, dalam standar isi mata pelajaran SD/MI tahun 2006 disebutkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap kesastraan manusia Indonesia

Belajar bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2006 bahwa kompetensi pebelajar bahasa Indonesia diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.
Tujuan pembelajaran bahasa,Indonesia menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah: (1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara; (3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,serta kematangan emosional dan sosial; (5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; (6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. (Depdiknas, 2006 :231).
Salah satu kerampilan berbahasa yang sangat penting adalah menulis. Menurut Tarigan (dalam Kurniawan, 2009:151), menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif. Keterampilan ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang sudah dapat membaca dan menulis. Sedangkan keterampilan berbicara sekalipun aktif, tetapi dapat dilakukan oleh seseorang yang belum dapat membaca. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling tinggi karena didapatkan setelah keterampilan mendengarkan, berbicara dan membaca.
Menurut Pelly (dalam Haryadi dan Zamzami, 1996:75), menulis kurang mendapat perhatian dari siswa dan para guru. Menulis sebagai salah satu aspek dalam keterampilan berbahasa kurang ditangani secara sungguh-sungguh sehingga berdampak pada kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia yang kurang memadai.
Berdasarkan temuan Ghazali (2010) mengatakan bahwa kegiatan menulis dalam pengajaran bahasa Indonesia biasanya dianggap sebagai keterampilan sekunder yang nilai pentingnya terletak di bawah kemampuan menyimak, berbicara dan membaca. Oleh karena dianggap sebagai keterampilan sekunder, motivasi siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis rendah. Kondisi demikian ini mengakibatkan produk menulis mereka sangat minim. Siswa merasa sangat berat ketika mendapat tugas dari guru mereka untuk menghasilkan tulisan tertentu. Mereka cenderung tdak menyukai pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis karena mereka tidak punya cukup bekal pengetahuan yang memadai untuk bisa menulis, khususnya menulis karangan deskripsi.
Dari hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran menulis karangan deskripsi menunjukkan bahwa anak belum dapat menulis deskripsi dengan baik. Dari jumlah 20 siswa, hanya 6 siswa yang dapat membuat karangan deskripsi dengan baik dan sisanya 14 siswa, tidak dapat membuat karangan deskripsi. Peneliti menemukan ada beberapa kendala atau masalah yaitu guru belum menggunakan media konkret dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kalaupun menggunakan media, guru tidak menggunakan media yang tepat sesuai materi pembelajaran. Selain itu, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang tertarik pada pembelajaran yang disampaikan. Guru tampaknya juga belum mampu mengkondisikan kelas sehingga masih ada siswa yang berbicara dengan teman sebangku dan terlihat sibuk dengan aktivitasnya sediri. Hal ini didukung oleh hasil wawancara guru SD kelas V SDN Siliwangi bahwa hasil pembelajaran menulis belum menampakkan hasil yang maksimal.
Permasalahan di atas juga didukung oleh data kuantitatif yang diperoleh peneliti berupa data dokumen. Data hasil penilaian unjuk kerja keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa juga menunjukkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia yang rendah. Berdasarkan data dokumen penilaian unjuk kerja  keterampilan menulis siswa semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 5 siswa dari 20 siswa . Ini berarti bahwa ada 75 % dari jumlah seluruh siswa belum mencapai KKM.  Rata-rata kelas 58,45 dengan nilai terendah 47 dan nilai tertinggi 75.
Dengan memperhatikan permasalahan yang ada pada pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi di kelas V SDN Siliwangi, peneliti dan tim kolaborasi memilih pendekatan Whole Language sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan alasan pendekatan ini mampu menyajikan pembelajaran bahasa secara utuh dalam situasi nyata atau otentik. Kegiatan pengkonstruksian pengetahuan siswa berdasarkan pengalaman atau pengamatan lingkungan sekitar akan mampu menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakana, menarik, dan menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih aktif. Hal ini didukung oleh Routman (1991) pendekatan Whole Language adalah salah satu pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikannya secara utuh, tidak terpisah-pisah. Dengan mengajarkan bahasa secara terpisah-pisah, sangat sulit untuk memotivasi siswa belajar bahasa karena siswa melihat apa yang dipelajarinya tidak ada hubungannya dengan kehidupan mereka. Bahasa Indonesia sebaiknya diberikan kepada siswa sebagai suatu bentuk pembelajaran yang utuh, tidak menyajikannya secara terpisah hanya karena materi itu tertera dalam kurikulum.
Melalui pendekatan whole language kemampuan dan keterampilan anak  dalam berbicara, mendengar, membaca, dan menulis, dapat dikembangkan secara operasional dan menyeluruh. Selain itu minat baca anak telah dipupuk sedini mungkin. Demikian pula kaitannya dengan keterampilan bahasa lainnya, yang pada akhirnya anak dapat berkomunikasi dengan baik, baik melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Selain itu pendekatan ini mementingkan penggunaan multimedia, lingkungan dan pengalaman nyata yang dialami anak, penyampaiannya menyeluruh dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, menggunakan pendekatan tematik, programnya disusun berdasarkan pendekatan fungsional dan memperhatikan perkembangan anak, baik perkembangan fisik, sosial-emosi, mental dan intelektual.
Pendekatan whole language dipadukan dengan media lingkungan. Keunggulan penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran menurut Sudjana (2005:208) meliputi: 1) kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa, sehingga motivasi belajar siswa lebih tinggi; 2) belajar siswa akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan pada situasi yang bersifat alami; 3) bahan yang dipelajari lebih kaya dan faktual; 4) kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan aktif; 5) sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam; dan 6) siswa dapat memahami dan menghayati aspek kehidupan yang ada di lingkungan.
Salah satu komponen pembelajaran whole language yang tepat digunakan untuk pembelajaran menulis adalah independent writing (menulis bebas). Independent writing bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kebiasaan menulis, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Pendekatan whole language berbasis lingkungan adalah pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia yang disajikan secara utuh dalam situasi nyata. Lingkungan yang digunakan guru dalam menerapkan pendekatan ini adalah lingkungan kelas dan lingkungan sekolah. Di dalam lingkungan kelas, guru menyiapkan media tiga dimensi berupa akuarium untuk menstimulus kemampuan siswa dalam mendeskripsikan suatu benda. Sedangkan, lingkungan sekolah digunakan sebagai objek pengamatan siswa sebagai bahan untuk membuat karangan deskripsi. Penggunaan pendekatan whole language berbasis lingkungan lebih bermakna bagi siswa, karena siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Penerapan pendekatan whole language dalam pembelajaran Bahasa Indonesia didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewayani, Maria Ratna.2009. Penerapan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD Tarakanita 2 Jakarta. Dari peneitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa Kelas III SD Tarakanita 2 Jakarta mengalami peningkatan yang nampak pada hasil pre tes dan pos tes serta peningkatan persentase keterampilan berbahasa. Selain itu persepsi siswa menjadi lebih positif terhadap pelajaran bahasa Indonesia yang terungkap melalui hasil angket, wawancara, dan jurnal siswa.

Pembelajaran berbasis lingkungan juga diperkuat oleh I Gusti Agung Putu Windana. 2010. Implementasi Pendekatan Proses Berbasis Lingkungan Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menulis Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Hasil Penelitianini berhasil mengungkap temuan penggunaan pendekatan proses berbasis lingkungan bahwa terjadi peningkatan efektivitas pembelajaran menulis yang mencakup aspek kualitas pembelajaran, kemampuan menulis siswa, dan sikap siswa dilihat dari pencapaian pada masing-masing siklus pembelajaran yang dilaksanakan.

Dengan demikian, penelitian ini akan meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi sehingga peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Whole Language Berbasis Lingkungan pada Siswa Kelas V SD Negeri Siliwangi 3”.

3.2  Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
3.2.1        Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3?
Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1.      Apakah penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3?
2.      Apakah penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan mampu meningkatkan aktivitas guru dalam menjalankan pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3?
3.      Apakah penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3?

3.2.2        Pemecahan Masalah
Sesuai dengan perumusan masalah maka untuk meningkatkan keterampilan menulis kelas V SDN Siliwangi 3 akan dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan. Adapun langkah-langkah pendekatan Whole Language berbasis lingkungan adalah sebagai berikut:
Langkah pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan whole language berbasis lingkungan adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Pemecahan Masalah
No
Langkah Pendekatan  whole language
Langkah Media Berbasis lingkungan
Langkah Pendekatan  whole language berbasis lingkungan
1.
Mempersiapkan media tiga dimensi dan bahan pembelajaran yang akan digunakan.
Mempersiapkan akuarium ukuran 30 x 60 x 90 cm yang berisi berbagai ikan, batu karang, dan tumbuhan karang.
Mempersiapkan media berupa akuarium dan sumber belajar yang diperlukan.
2.
Penjelasan mengenai materi pokok yang akan dilakukan
Penjelasan mengenai maksud guru membawa akuarium.
Guru menjelaskan mengenai materi pokok melalui media akuarium
3.
Siswa diberi kebebasan melakukan aktivitas untuk memilih objek yang akan diamati melalui media tiga dimensi yang telah disediakan guru
Untuk selanjutnya siswa mengamati isi dalam akuarium yang dibawa guru.
Siswa diberi kebebasan untuk memilih objek pengamatan yang ada di dalam akuarium yang dibawa guru.
4.
Siswa melakukan aktivitas dengan melibatkan semua indera yaitu menerapkan pendekatan whole language.
Siswa mendeskripsikan salah satu isi akuarium secara singkat (sederhana).
Siswa mendeskripsikan salah satu isi akuarium secara lisan
5.

Siswa diajak keluar kelas menuju lingkungan sekitar sekolah
Siswa keluar kelas untuk mencari objek pengamatan yang menarik.
6.

Siswa menentukan dan  mengamati objek yang menjadi pilihannya
Siswa menentukan dan  mengamati objek yang menjadi pilihannya
7.
Guru membimbing siswa dalam pemilihan objek pengamatan untuk dijadikan deskripsi tulisan.

Guru membimbing siswa dalam pemilihan objek pengamatan untuk dijadikan deskripsi tulisan.
8.
Proses siswa dalam menyusun dan menulis karangan deskripsi
Siswa memposisikan dirinya di dekat objek yang diamati
Siswa menyusun dan menulis karangan deskripsi sesuai objek yang diamatinya
9.
Guru berkeliling memperhatikan aktivitas yang dilakukan siswa serta memberikan bimbingan bagi siswa yang membutuhkan bimbingan menulis

Guru berkeliling memperhatikan aktivitas yang dilakukan siswa serta memberikan bimbingan bagi siswa yang membutuhkan bimbingan menulis.
10.
Beberapa siswa menyampaikan hasil karangannya dan siswa lain menyimak

Beberapa siswa menyampaikan hasil karangannya dan siswa lain menyimak
11.
Guru melakukan refleksi

Guru melakukan refleksi
12.
Guru melakukan evaluasi menyeluruh dengan memperhatikan 4 aspek kebahasaan

Guru memberikan penilaian dari penampilan siswa dengan memperhatikan 4 aspek kebahasaan.

3.3  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah: untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3.
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:
a.         Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3.
b.        Mendeskripsikan peningkatan aktivitas guru dalam menjalankan pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3.
c.         Mendeskripsikan peningkatan keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3.

3.4  Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di pendidikan sekolah dasar. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a.         Siswa
Melalui pendekatan whole language berbasis lingkungan, siswa dapat melakukan aktivitas pembelajaran bahasa secara utuh, menyenangkan, dan bermakna. Siswa akan lebih termootivasi terhadap pembelajaran bahasa Indonesia sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.
b.        Guru
Dengan penerapan pendekatan whole language berbasis lingkungan, guru mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru tentang pembelajaran yang inovatif, meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar serta mampu menciptakan kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan.
c.         Sekolah
Melalui penerapan pendekatan whole language berbasis lingkungan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi guru-guru di SDN Siliwangi sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memaksimalkan kinerja guru di sekolah dasar yang bersangkutan.