Proposal Penelitian Pendidikan SD 2
Disusun
untuk
Memenuhi
Tugas Penelitian Pendidikan SD 2
Dosen
Pengampu: Dra.
Florentina Widihastrini, M.Pd.
Disusun
Oleh
Muin Arifah (1401410203)
Tudrika Akhlilia (1401410285)
Jessica Sekar Andini (1401410292)
Rombel 04
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2013
1. JUDUL
PENELITIAN
Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Whole Language Berbasis Lingkungan pada Siswa Kelas V SD Negeri Siliwangi
2.
BIDANG KAJIAN
Strategi Pembelajaran
3.
PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang
Dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mempunyai tujuan menciptakan manusia beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,
bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani.
Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan menengah, dan
pendidikan dasar (PP. No 74 tahun 2008). Dalam undang-undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen diamanatkan ada 4 kompetensi yang harus dimiliki guru,
yaitu: (1) kompetensi pedagogik; (2) kompetensi kepribadian: (3) kompetensi
sosial; dan (4) kompetensi profesional. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang inovatif atau interaktif
untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Berdasarkan
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 menyebutkan mata
pelajaran bahasa indonesia merupakan pelajaran yang wajib untuk diajarkan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
menindaklajuti dari undang-undang tersebut, dalam standar isi mata pelajaran
SD/MI tahun 2006 disebutkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap kesastraan manusia Indonesia
Belajar bahasa
Indonesia pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar
dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan
dengan kurikulum 2006 bahwa kompetensi pebelajar
bahasa Indonesia diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara,
menyimak, dan mendengarkan.
Tujuan pembelajaran bahasa,Indonesia menurut Basiran
(1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi.
Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir,
menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu
dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah: (1) Berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis; (2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa Negara; (3) Memahami bahasa Indonesia dan
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) Menggunakan
bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,serta kematangan
emosional dan sosial; (5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa; (6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Adapun ruang lingkup
mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra yang meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. (Depdiknas, 2006 :231).
Salah satu kerampilan berbahasa yang
sangat penting adalah menulis. Menurut Tarigan (dalam Kurniawan, 2009:151),
menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif. Keterampilan ini
hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang sudah dapat membaca dan menulis. Sedangkan
keterampilan berbicara sekalipun aktif, tetapi dapat dilakukan oleh seseorang
yang belum dapat membaca. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling
tinggi karena didapatkan setelah keterampilan mendengarkan, berbicara dan
membaca.
Menurut Pelly (dalam Haryadi dan
Zamzami, 1996:75), menulis kurang mendapat perhatian dari siswa dan para guru.
Menulis sebagai salah satu aspek dalam keterampilan berbahasa kurang ditangani
secara sungguh-sungguh sehingga berdampak pada kemampuan siswa dalam berbahasa
Indonesia yang kurang memadai.
Berdasarkan temuan Ghazali (2010) mengatakan bahwa
kegiatan menulis dalam pengajaran bahasa Indonesia biasanya dianggap sebagai
keterampilan sekunder yang nilai pentingnya terletak di bawah kemampuan
menyimak, berbicara dan membaca. Oleh karena dianggap sebagai keterampilan
sekunder, motivasi siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis rendah. Kondisi
demikian ini mengakibatkan produk menulis mereka sangat minim. Siswa merasa
sangat berat ketika mendapat tugas dari guru mereka untuk menghasilkan tulisan
tertentu. Mereka cenderung tdak menyukai pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya menulis karena mereka tidak punya cukup bekal pengetahuan yang
memadai untuk bisa menulis, khususnya menulis karangan deskripsi.
Dari hasil observasi terhadap kegiatan
pembelajaran menulis
karangan deskripsi menunjukkan
bahwa anak belum dapat menulis
deskripsi dengan baik. Dari
jumlah 20 siswa, hanya 6 siswa yang dapat membuat karangan deskripsi
dengan baik dan sisanya 14 siswa, tidak dapat membuat karangan deskripsi. Peneliti
menemukan ada beberapa kendala atau masalah yaitu guru belum menggunakan media konkret dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kalaupun menggunakan media, guru
tidak menggunakan media yang tepat sesuai materi pembelajaran. Selain itu, guru
lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang tertarik pada pembelajaran yang
disampaikan. Guru tampaknya
juga belum mampu
mengkondisikan kelas sehingga masih ada siswa yang berbicara dengan teman sebangku dan terlihat sibuk
dengan aktivitasnya sediri.
Hal
ini didukung oleh hasil wawancara guru SD kelas V SDN Siliwangi bahwa hasil
pembelajaran menulis
belum menampakkan hasil yang maksimal.
Permasalahan di atas juga didukung oleh
data kuantitatif yang diperoleh peneliti berupa data dokumen. Data hasil
penilaian unjuk kerja keterampilan menulis
Bahasa Indonesia siswa juga menunjukkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia
yang rendah. Berdasarkan data dokumen penilaian unjuk kerja keterampilan menulis siswa semester ganjil tahun pelajaran
2012/2013, menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia belum mencapai nilai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Siswa yang mendapat nilai di
atas KKM ada 5 siswa dari 20 siswa . Ini berarti
bahwa ada 75
% dari jumlah seluruh siswa belum mencapai KKM. Rata-rata kelas 58,45 dengan nilai terendah 47 dan nilai tertinggi 75.
Dengan
memperhatikan permasalahan yang ada pada pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi
di kelas V SDN Siliwangi,
peneliti dan tim kolaborasi memilih
pendekatan Whole
Language sebagai solusi dalam mengatasi
permasalahan tersebut dengan alasan pendekatan
ini mampu menyajikan pembelajaran bahasa secara utuh dalam situasi nyata atau otentik. Kegiatan pengkonstruksian pengetahuan siswa
berdasarkan pengalaman atau pengamatan
lingkungan sekitar akan mampu menjadikan pembelajaran
menjadi lebih bermakana, menarik, dan menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih
aktif. Hal ini didukung oleh Routman
(1991) pendekatan Whole Language adalah salah satu pendekatan pengajaran bahasa yang
menyajikannya secara utuh, tidak terpisah-pisah.
Dengan mengajarkan bahasa secara terpisah-pisah,
sangat sulit untuk memotivasi siswa belajar bahasa karena siswa melihat apa
yang dipelajarinya tidak ada hubungannya dengan kehidupan mereka. Bahasa Indonesia sebaiknya diberikan
kepada siswa sebagai suatu bentuk
pembelajaran yang utuh, tidak menyajikannya secara terpisah hanya karena materi
itu tertera dalam kurikulum.
Melalui
pendekatan whole language kemampuan
dan keterampilan anak dalam berbicara,
mendengar, membaca, dan menulis, dapat dikembangkan secara operasional dan
menyeluruh. Selain itu minat baca anak telah dipupuk sedini mungkin. Demikian
pula kaitannya dengan keterampilan bahasa lainnya, yang pada akhirnya anak
dapat berkomunikasi dengan baik, baik melalui bahasa lisan maupun bahasa
tulisan. Selain itu pendekatan ini mementingkan penggunaan multimedia,
lingkungan dan pengalaman nyata yang dialami anak, penyampaiannya menyeluruh
dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, menggunakan pendekatan tematik,
programnya disusun berdasarkan pendekatan fungsional dan memperhatikan
perkembangan anak, baik perkembangan fisik, sosial-emosi, mental dan
intelektual.
Pendekatan whole
language dipadukan dengan media lingkungan. Keunggulan penggunaan
lingkungan sebagai media pembelajaran menurut Sudjana (2005:208) meliputi: 1)
kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa, sehingga
motivasi belajar siswa lebih tinggi; 2) belajar siswa akan lebih bermakna sebab
siswa dihadapkan pada situasi yang bersifat alami; 3) bahan yang dipelajari
lebih kaya dan faktual; 4) kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan aktif;
5) sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari
bisa beraneka ragam; dan 6) siswa dapat memahami dan menghayati aspek kehidupan
yang ada di lingkungan.
Salah satu komponen pembelajaran whole language yang tepat digunakan untuk pembelajaran menulis
adalah independent writing (menulis
bebas). Independent writing bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kebiasaan menulis, dan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Pendekatan whole
language berbasis lingkungan adalah pendekatan pembelajaran Bahasa
Indonesia yang disajikan secara utuh dalam situasi nyata. Lingkungan yang
digunakan guru dalam menerapkan pendekatan ini adalah lingkungan kelas dan
lingkungan sekolah. Di dalam lingkungan kelas, guru menyiapkan media tiga
dimensi berupa akuarium untuk menstimulus kemampuan siswa dalam mendeskripsikan
suatu benda. Sedangkan, lingkungan sekolah digunakan sebagai objek pengamatan
siswa sebagai bahan untuk membuat karangan deskripsi. Penggunaan pendekatan
whole language berbasis lingkungan lebih bermakna bagi siswa, karena siswa
dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami sehingga
lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Penerapan pendekatan whole language dalam pembelajaran Bahasa Indonesia didukung oleh
hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewayani,
Maria Ratna.2009. Penerapan Pendekatan Whole Language untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD Tarakanita 2
Jakarta. Dari
peneitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa Kelas III SD Tarakanita 2
Jakarta mengalami peningkatan yang nampak pada
hasil pre tes dan pos tes serta peningkatan persentase keterampilan berbahasa.
Selain itu persepsi siswa menjadi lebih positif terhadap pelajaran bahasa
Indonesia yang terungkap melalui hasil angket, wawancara, dan jurnal siswa.
Pembelajaran berbasis lingkungan juga diperkuat oleh I Gusti Agung Putu Windana. 2010. Implementasi Pendekatan Proses Berbasis Lingkungan Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menulis Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Hasil Penelitianini berhasil mengungkap temuan penggunaan pendekatan proses berbasis lingkungan bahwa terjadi peningkatan efektivitas pembelajaran menulis yang mencakup aspek kualitas pembelajaran, kemampuan menulis siswa, dan sikap siswa dilihat dari pencapaian pada masing-masing siklus pembelajaran yang dilaksanakan.
Dengan
demikian, penelitian ini akan meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi sehingga
peneliti akan melakukan penelitian tindakan
kelas
yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis
Melalui Pendekatan Whole Language
Berbasis Lingkungan pada Siswa Kelas V SD Negeri Siliwangi 3”.
3.2 Perumusan
Masalah dan Pemecahan Masalah
3.2.1
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas
pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD
Negeri Siliwangi 3?
Adapun rumusan masalah tersebut dapat
dirinci sebagai berikut:
1. Apakah
penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan mampu
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri
Siliwangi 3?
2. Apakah
penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan mampu
meningkatkan aktivitas guru dalam menjalankan pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri
Siliwangi 3?
3. Apakah
penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri
Siliwangi 3?
3.2.2
Pemecahan
Masalah
Sesuai
dengan perumusan masalah maka untuk meningkatkan keterampilan menulis kelas V SDN Siliwangi 3 akan dilaksanakan
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan Whole Language berbasis
lingkungan. Adapun
langkah-langkah pendekatan Whole Language berbasis lingkungan
adalah sebagai berikut:
Langkah pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
pendekatan whole language berbasis
lingkungan adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Pemecahan Masalah
No
|
Langkah Pendekatan whole language
|
Langkah Media Berbasis lingkungan
|
Langkah Pendekatan whole language berbasis lingkungan
|
1.
|
Mempersiapkan media tiga
dimensi dan bahan pembelajaran yang akan digunakan.
|
Mempersiapkan akuarium
ukuran 30 x 60 x 90 cm yang berisi berbagai ikan, batu karang, dan tumbuhan
karang.
|
Mempersiapkan media berupa
akuarium dan sumber belajar yang diperlukan.
|
2.
|
Penjelasan mengenai materi
pokok yang akan dilakukan
|
Penjelasan mengenai maksud
guru membawa akuarium.
|
Guru menjelaskan mengenai
materi pokok melalui media akuarium
|
3.
|
Siswa diberi kebebasan
melakukan aktivitas untuk memilih objek yang akan diamati melalui media tiga
dimensi yang telah disediakan guru
|
Untuk selanjutnya siswa
mengamati isi dalam akuarium yang dibawa guru.
|
Siswa diberi kebebasan
untuk memilih objek pengamatan yang ada di dalam akuarium yang dibawa guru.
|
4.
|
Siswa melakukan aktivitas
dengan melibatkan semua indera yaitu menerapkan pendekatan whole language.
|
Siswa mendeskripsikan
salah satu isi akuarium secara singkat (sederhana).
|
Siswa mendeskripsikan
salah satu isi akuarium secara lisan
|
5.
|
|
Siswa diajak keluar kelas
menuju lingkungan sekitar sekolah
|
Siswa keluar kelas untuk
mencari objek pengamatan yang menarik.
|
6.
|
|
Siswa menentukan dan mengamati objek yang menjadi pilihannya
|
Siswa menentukan dan mengamati objek yang menjadi pilihannya
|
7.
|
Guru membimbing siswa
dalam pemilihan objek pengamatan untuk dijadikan deskripsi tulisan.
|
|
Guru membimbing siswa
dalam pemilihan objek pengamatan untuk dijadikan deskripsi tulisan.
|
8.
|
Proses siswa dalam
menyusun dan menulis karangan deskripsi
|
Siswa memposisikan dirinya
di dekat objek yang diamati
|
Siswa menyusun dan menulis
karangan deskripsi sesuai objek yang diamatinya
|
9.
|
Guru berkeliling
memperhatikan aktivitas yang dilakukan siswa serta memberikan bimbingan bagi
siswa yang membutuhkan bimbingan menulis
|
|
Guru berkeliling
memperhatikan aktivitas yang dilakukan siswa serta memberikan bimbingan bagi
siswa yang membutuhkan bimbingan menulis.
|
10.
|
Beberapa siswa
menyampaikan hasil karangannya dan siswa lain menyimak
|
|
Beberapa siswa
menyampaikan hasil karangannya dan siswa lain menyimak
|
11.
|
Guru melakukan refleksi
|
|
Guru melakukan refleksi
|
12.
|
Guru melakukan evaluasi
menyeluruh dengan memperhatikan 4 aspek kebahasaan
|
|
Guru memberikan penilaian
dari penampilan siswa dengan memperhatikan 4 aspek kebahasaan.
|
3.3 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian
ini adalah: untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran Bahasa Indonesia
pada siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3.
Adapun
tujuan khusus penelitian ini adalah:
a.
Mendeskripsikan
peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3.
b.
Mendeskripsikan
peningkatan aktivitas guru dalam menjalankan pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3.
c.
Mendeskripsikan
peningkatan keterampilan siswa dalam menulis
karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 3.
3.4 Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya di pendidikan sekolah dasar. Selain itu
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a.
Siswa
Melalui
pendekatan whole
language berbasis lingkungan, siswa dapat melakukan
aktivitas pembelajaran bahasa secara
utuh, menyenangkan, dan bermakna. Siswa akan lebih termootivasi
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia
sehingga hasil belajar siswa akan
meningkat.
b.
Guru
Dengan
penerapan pendekatan whole language berbasis lingkungan,
guru mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru tentang pembelajaran yang
inovatif, meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar serta mampu menciptakan
kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan.
c.
Sekolah
Melalui
penerapan pendekatan whole language berbasis lingkungan
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi guru-guru di SDN Siliwangi sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran dan memaksimalkan kinerja guru di sekolah
dasar yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar