LAPORAN HASIL OBSERVASI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP DI SD NEGERI 02 TEGALOMBO KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran kelas rangkap
Dosen Pengampu Kurniana Bektiningsih,
M.Pd
Disusun
oleh :
Muin
Arifah
NIM.
1401410203
Rombel
01
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kepada
Allah Ta’ala atas rahmat serta petunjuk-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan
laporan hasil observasi yang telah terlaksana di SD Negeri Tegalombo 02 Kecamatan Kalijambe,
Kabupaten Sragen. Di mana dalam pelaksanaan observasi, saya mendapat tambahan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mengenai bagaimana pelaksanaan
pembelajaran kelas rangkap di SD. Selain itu, pengalaman saya juga bertambah
bahwa ternyata dalam pelaksanaan PKR tidaklah mudah, guru harus bisa membagi
waktu untuk melaksanakan pembelajaran di 2 kelas atau lebih, 2 ruang kelas yang
berbebeda, bahkan dengan mata pelajaran yang berbeda pula.
Kegiatan yang saya laksanakan ini tidak lepas dari
bimbingan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dosen
pengampu mata kuliah manajemen kelas, Ibu Kurniana Bektiningsih, M.Pd
2. Kepala
SD Negeri Tegalombo 02,
3. Guru
SD Negeri Tegalombo 02,
Dalam penyusunan
laporan hasil observasi ini saya telah berupaya sekuat tenaga dan semampu saya.
Namun, saya tetap menyadari bahwa hasil laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat saya harapkan demi
peningkatan kualitas kerja saya di waktu mendatang.
Harapan saya,
mudah-mudahan laporan hasil observasi ini mempunyai dan manfaatnya.
|
|
Semarang, Nopember
2012
Observer,
Muin
Arifah
|
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembelajaran kelas rangkap merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas
atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas
yang berbeda. PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu
ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang
berbeda.
Dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, tidak
selamanya guru SD atau guru kelas bisa terus mengajar. Ada kalanya, guru
tersebut ada halangan yang menyebabkannya tidak bisa hadir menjalankan tugasnya
sebagai guru yaitu melaksankan pembelajaran di sekolah. Akibat kekurangan guru
mungkin saja akan menghambat pelaksanaan dan hak murid.
Maka dari itu, pelaksanaan pembelajaran kelas
rangkap tidak bisa dihindarkan. Untuk memenuhi hak siswa mendapatkan
pembelajaran yang semestinya. Pembelajaran harus tetap berlangsung. Guru akan
mendapatkan pemahaman bahwa PKR adalah suatu tantangan dan kenyataan tersebut
harus dihadapai sebagai tugas guru SD. Di samping itu PKR, bukan saja sekedar
kenyataan yang harus dihadapi oleh guru, tetapi PKR juga mempunyai beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki oleh guru yang tidak mengajar di kelas rangkap.
Dalam laporan ini akan dibahas dari teori mengenai
PKR dengan pelaksanaan PKR di lapangan. Meskipun tidak berada di daerah
terpencil ternyata pelaksanaan PKR masih dibutuhkan. Kita akan melihat
bagaimana pelaksanaan PKR pada daerah yang ternyata kondisi sekolahnya masih
bagus.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang
dimaksud pembelajaran PKR menurut guru SD Negeri 02 Tegalombo?
2. Bagaimanakah model dan prinsip pengelolaan PKR di SD
Negeri 02 Tegalombo?
3.
Bagaimanakah pengelolaan
kelas dalam PKR di SD Negeri 02 Tegalombo?
4.
Bagaimanakah pengelolaan
murid PKR di SD Negeri 02 Tegalombo?
5. Bagaimanakah disiplin kelas dalam menerapkan PKR di SD
Negeri 02 Tegalombo?
6. Apakah keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan dalam di SD Negeri 02 Tegalombo?
7.
Bagaimanakah penyusunan
rencana pembelajaran kelas rangkap (RPKR) di SD Negeri 02 Tegalombo?
8.
Bagaimanakah penilaian
dalam pembelajaran kelas rangkap (PKR) di SD Negeri 02 Tegalombo?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui makna dari pembelajaran PKR menurut guru SD Negeri 02 Tegalombo.
2.
Untuk menggambarkan
model dan prinsip pengelolaan PKR di SD Negeri 02 Tegalombo.
3.
Untuk
menggambarkan pengelolaan kelas dalam PKR di SD Negeri 02 Tegalombo
4.
Untuk
menggambarkan pengelolaan murid PKR di SD Negeri 02 Tegalombo
5.
Untuk
menggambarkan disiplin kelas dalam menerapkan PKR di SD Negeri 02 Tegalombo
6.
Untuk menggambarkan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam di SD Negeri 02
Tegalombo
7.
Untuk
mengetahui penyusunan rencana pembelajaran kelas rangkap di SD Negeri 02
Tegalombo
8.
Untuk
mengetahui penilaian dalam PKR di SD Negeri 02 Tegalombo
D. Manfaat
Observasi
1.
Memberi
gambaran mengenai bagaimana pelaksanaan PKR di lapangan.
2.
Memberikan
pengetahuan bagaimana suatu sekolah menerapkan pendekatan dan pola pembelajaran
kelas rangkap
3.
Memberikan gambaran
pengelolaan kelas dan kegiatan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran kelas
rangkap.
4.
Memberikan
pengalaman kepada mahasiswa PGSD sebagai calon guru agar lebih professional
ketika terjun ke sekolah dan melakukan pembelajaran kelas rangkap.
E. Tempat
Pelaksanaan
Kegiatan
observasi dilakukan di SD Negeri 02 Tegalombo yang berada di Dukuh Soko RT 14/RW
02, Desa Tegalombo, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa
Tengah.
F. Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan Observasi dilaksanakan di SD Negeri
tegalombo 02 pada hari Sabtu17
Nopember 2012
G. Metode
Pengumpulan Data
Dalam
pelaksanaan observasi di SD Negeri tegalombo 02, saya memperoleh data sebagai
bahan laporan observasi melalui metode wawancara, yaitu metode pengumpulan data
dengan cara tanya jawab dengan pihak terkait sehubungan data yang akan diambil.
Kegiatan wawancara dilakukan oleh observer kepada salah seorang guru kelas IV
di SD Negeri tegalombo 02.
LANDASAN
TEORI
A. PEMBELAJARAN
KELAS RANGKAP
PKR adalah suatu
bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang
kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat
kelas yang berbeda.
Ciri-ciri pembelajaran kelas rangkap (PKR) adalah:
1. Seorang guru
2. Menghadapi
dua kelas atau lebih yang berbeda kemampuan.
3. Membimbing belajar dalam satu mata pelajaran/topik atau lebih
4. Dalam satu atau lebih dari satu ruangan
5. Pada
jam pelajaran yang bersamaan
Ada
beberapa alasan penting perlunya PKR dilaksanakan, yaitu:
1. Alasan Geografis
2.
Alasan
Demografis
3.
Kekurangan
Guru
4.
Keterbatasan
Ruang Kelas
5.
Kehadiran guru
Tujuan,
fungsi, dan manfaat PKR dapat kita kaji dari aspek berikut.
1. Kuantiti (jumlah)
terbatas dan ekutiti (pemerataan)
layanan pendidikan.
2. Ekonomis anggaran biaya
3.
Pedagogis
untuk meningkatkan
kemandirian murid.
4.
Keamanan
karena sekolah mudah dijangkau oleh anak.
Prinsip umum PKR
adalah kegiatan belajar terjadi dengan
atau tanpa guru dalam berbagai situasi. PKR mempunyai prinsip khusus sebagai
berikut.
1. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
2.
Kadar Waktu
Keaktifan Akademik (WKA) tinggi.
3.
Kontak
Psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
4.
Pemanfaatan
Sumber Secara Efisien
B. MODEL
DAN PRINDIP PENGELOLAAN PKR
Tiga model pembelajaran kelas rangkap dan
pengelolaannya sebagai berikut.
1.
Model PKR 221
Seorang
guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas 6, dengan dua mata pelajaran
IPS dan IPA, dalam satu ruangan.
2.
Model PKR 222
Guru
menghadapi dua kelas, roses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan
berdekatan yang berhubungan dengan pintu, dan pada dua mata pelajaran yang
berbeda.
3.
Model PKR 333
Guru
menghadapi tiga kelas untuk mengajarkan tiga mata pelajaran dalam tiga ruangan.
Guru harus memiliki daya gerak paedagogis tinggi karena pengelolaannya yang
rumit.
Prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar
PKR adalah:
1. Konsep-konsep
pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR sehingga membentuk
suatu sistem.
2. Keterampilan
prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan hal berikut.
a. Membuka Pelajaran
Hal ini berkenaan bagaimana guru
menciptakan interaksi belajar-mengajar yang berhasil, menarik dan menyenangkan.
b.
Menutup
Pelajaran
Untuk menutup pelajaran sebaiknya
dilakukan secara bersama-sama dimana semua murid dari kelas yang dirangkap
hadir dalam satu ruangan atau satu tempat.
c.
Mendorong
Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri
Proses pembelajaran yang baik adalah
proses yang memungkinkan murid belajar secara mandiri. Agar murid aktif, guru
PKR perlu menguasai keterampilan berikut:
1)
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
2)
Mengajar kelompok kecil dan perorangan
3)
Mengadakan Variasi media, dumber, dan
pola interaksi
d.
Mengelola
Kelas PKR dengan Baik
Keterampilan
mengelola kelas mencakup kemampuan guru untuk:
a.
Menciptakan dan memelihara situasi kelas
yang optimal
b.
Mengendalikan kondisi belajar yang
optimal.
C. PENGELOLAAN
KELAS DALAM PKR
1.
Penataan ruang
kelas
e.
Papan tulis
f.
Bangku dan kursi
g.
Meja guru
h.
Sudut aktivitas
|
e.
Daerah pajangan
f.
Kemudahan bergerak
g.
Sinar atau cahaya
h.
Panas dan ventilasi
2. Pengaturan denah
Guru
PKR perlu memperhatikan pengaturan untuk membantu guru melakukan supervise dan
umpan balik secara individual.
3. Mengatur pajangan
Pajangan
dapat berbentuk gambar, grafik, hasil karya murid yang mengandung pesan
kependidikan. Kelas tanpa pajangan akan tampak kosong dan menyedihkan.
D. PENGELOLAAN
MURID
Kelompok belajar
adalah sekumpulan murid (5-6 orang) yang diorganisasiakn untuk mencapai tujuan
belajar secara bersama dan dalam waktu yang telah ditetapkan (dimodifikasi dari
J. Snyder, 1986 : 211). Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah.
1.
Pembentukan
kelompok belajar
a. Kelompok
belajar berdasarkan persamaan kemampuan.
b. Kelompok
berdasarkan kemampuan yang berbeda.
c. Pengelompokan
Sosial
2.
Merencanakan
Kegiatan Kelompok Belajar
Merencanakan kegiatan
dalam kelompok merupakan suatu keharusan, agar kelompok tersebut berhasil dan dapat
menentukan waktu dan program yang tepat..
3.
Meningkatkan
keterampilan belajar kelompok
Morris(Cohen, 1986)
memberikan ilustrasi tentang jenis keterampilan yang diperlukan sebagai panduan
agar semua murid aktif berpartisipasi.
4.
Memaksimalkan
pemanfaatan sumber belajar
Sekolah dan guru dapat
berhubungan dengan lingkungannya, dan sumber belajar yang lain yang dapat
digunakan.
5.
Lembar Kerja
Murid
LKM ini berisi tuntunan
langkah-langkah dalam melakukan pengamatan, percobaan, demonstrasi atau
simulasi.
6.
Memanfaatkan
Pusat Sumber Belajar
Pusat Sumber Belajar
(PSB) adalah cara yang baik untuk memantapkan dan memperkaya belajar
murid-murid.
7.
Tutor sebagai
organisator kelas
Apabila tutor dipilih
dari murid, tentu saja murid yang lebih pandai dari murid lain, meskipun begitu
bukan berarti harus murid yang paling pandai.
E. DISIPLIN
KELAS
Disiplin kelas adalah guru menciptakan aturan dan kegiatan
agar murid terikat oleh kegiatan belajar sehingga mereka tidak sempat lagi melakukan
kegiatan-kegiatan yang mengganggu ketertiban dan disiplin kelas.
1.
Aturan Rutin Kelas (ARK)
Aturan Rutin Kelas (ARK) adalah aturan-aturan dan
prosedur yang
dirumuskan
oleh guru serta dimengerti oleh murid, untuk mengatur kegiatan dan
perilaku
sehari-hari(Ian Collingwood, h. 79), terutama dalam kegiatan belajar.
Berikut ini contoh ARK bagi guru.
a. Papan
tulis harus sudah dibersihkan sebelum pelajaran dimulai.
b. Memeriksa
persediaan kapur tulis, penggaris dan penghapus.
c. Sumber
bahan disiapkan.
d. Tutor
ARK yang efektif adalah yang memungkinkan murid
untuk dapat memulai
kegiatannya
secara cepat dan terarah. Murid sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan
dan kerjakan, tugas Anda selanjutnya untuk memotivasi belajar murid.
2. Kegiatan
Siap (KS)
Kegiatan siap adalah suatu kegiatan yang sudah disiapkan
guru jauh sebelumnya, dan apabila ditemukan masalah maka KS dapat digunakan.
Berikut ini adalah KS yang dapat digunakan dalam kelas PKR, apabila murid telah
menyelesaikan suatu pelajaran, sementara perhatian guru masih pada murid lain
yang selesai, maka murid ini sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan.
3. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Winataputra (1999) menyebutkan bahwa bila dirinci
sumber belajar meliputi :
a. Lingkungan
sosial atau manusia
b. Lingkungan
hidup seperti flora dan fauna
c. Lingkungan
alam seperti tanah, air, udara, awan, hujan
d. Lingkungan
budaya seperti pranata sosial, pengetahuan, dan teknologi
e. lingkungan
religius seperti kitab suci dan acara keagamaan
F. KETERAMPILAN
MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN DALAM PKR
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah
kemampuan guru
membimbing
murid dalam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar antara 3
hingga
5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Keterampilan dalam pengajaran perorangan atau
pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam membimbing murid dalam
belajar secara individual terutama bagi murid yang mengalmi kesulitan belajar
atau bermasalah.
Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar
murid terhindar dari
perasaan
jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi muncul. Dalam
mengorganisasi sepantasnya tidak monoton. Variasi pengorganisasian mencakup :
1. Variasi pengelompokan murid
a. Pengelompokan murid berdasarkan rombongan belajar
b. Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan kemampuan
c. Pengelompokan murid berdasarkan kemampuan campuran
d. Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan usia
e. Pengelompokkan berdasarkan kompatibilitas murid
f. Pengelompokkan murid sesuai kebutuhan pembelajaran
2.
Variasi
penataan ruang
Penataan
ruangan dalam hal ini tempat duduk murid dapat papan tulis diatur atas dasar
kemudahan guru dalam mengelola secara bergilir kedua atau ketiga ruangan
tersebut.
3.
Variasi sumber
belajar
Sumber
belajar mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda, alam sekitar,
masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensi memberi informasi.
4. Variasi model implementasi
Dalam
model 1 ini, setelah pertemuan kelas, murid diberikan kesempatan untuk memilih
kegiatan dengan bekerja dalam kelompok atau bekerja secara perorangan.
Hal yang perlu
diperhatikan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan.
1.
Pembelajaran
dilakukan berdasarkan perbedaan individual
2.
Memperhatikan
dan melayani kebutuhan murid
3.
Mengupayakan
proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
4.
Merangsang
tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid
5.
Pergeseran
dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan.
6.
Langkah
pengajaran kelompok kecil dan perorangan
7.
Menggunakan
berbagai variasi dalam pengorganisasiannya
G. MENYUSUN
RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (RPKR)
Proses belajar yang efektif dan bermakna dapat
terjadi dalam situasi pembelajaran merangkap kelas jika seorang guru melakukan
perencanaan yang baik. Dalam perencanaan ini tercakup serangkaian kegiatan
yaitu menggukan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), merumuskan tujuan belajar,
memilih bahan belajar, dan menyusun rancangan kegiatan belajar.
Rancangan kegiatan pembelajaran adalah kerangka piker
yang melukiskan bentuk penataan interaksi guru-murid-sumber belajar dalam rangka
pencapaian tujuan belajar. Pengaturan interaksi ini mencakup urutan prosedur
atau langkah yang akan dilalui oleh guru dan murid sert jenis dan bobot isi kegiatan
yang akan berlangsung pada setiap langkah prosedur tersebut.
Bruce Joyce dan Marsha Weil tahun 1986 menyebut rancangan
ini dengan istilah ‘’model’’. Sebanyak empat kelompok besar model pembelajaran
yakni; Model Pengolahan Informasi, Model Sosial, Model Personal, dan Model
Pengubahan Perilaku
diperkenalkan
dalam bukunya. Hampir semua model tersebut dirancang untuk
pembelajaran kelas tunggal, namun dalam
banyak hal dapat disesuaikan untuk PKR.
H. PENILAIAN
DALAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)
Dalam
penilaian kelas, guru perlu memperhatikan prinsip : valid, edukatif, obyektif
transparan, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna
.
HASIL OBSERVASI
A. PEMBELAJARAN
KELAS RANGKAP
Ketika
observer bertanya kepada guru kelas IV tentang PKR, beliau tidak mengetahui apa
yang hakikat atau yang dimaksud Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) dan
pelaksanaanya. Namun, setelah observer menjelaskan sedikit ilustrasi mengenai
pembelajaran kelas rangkap akhirnya guru tersebut paham mengenai PKR.
Pelaksanaan
PKR di SD Negeri 02 Tegalombo tidak setiap hari dilakukan. Mengingat daerahnya
juga bukan daerah terpencil dengan jumlah guru yang cukup serta ruang kelas
yang cukup pula untuk menampung semua murid.
Guru-guru
di SD Negeri 02 Tegalombo, mayoritas sudah golongan IVA namun tidak pernah ada
guru yang cuti karena hamil. Namun, kadang-kadang guru juga melaksanakan
pembelajaran kelas rangkap. Hal ini disebabkan hal-hal berikut:
1. Guru
kelas tersebut melaksanakan Pendidikan Latihan dan Profesi Guru (PLPG) seperti
bulan Juli lalu di UNS.
2. Mengikuti
penataran tematik
3. Mengikuti
penataran koperasi
4. Ada
guru yang keluarganya sakit atau meninggal dunia.
5. Guru
mengikuti latihan menyanyi di kecamatan
6. Guru
mengikuti rapat BOS
Tujuan
pelaksanaan PKR di SD Negeri 02 Tegalombo adalah.
Karena guru
kelas tersebut berhalangan hadir seperti yang telah dikemukakan di atas. Bukan
berarti pembelajaran juga tidak ada. Maka, agar pembelajaran tetap berlangsung
seperti sebagaimana mestinya, guru yang hadir/guru lain perlu menerapkan PKR,
yaitu dengan mengajar kelasnya sendiri dan mengajar kelas yang ditinggalkan
guru tersebut.
Prinsip umum PKR
adalah kegiatan belajar terjadi dengan
atau tanpa guru dalam berbagai situasi namun guru sudah memberikan bimbingan
dan apa yang harus dilakukan murid sebelum kelas tersebut ditinggalkan untuk
mengajar di kelas lain.
PKR mempunyai prinsip
khusus sebagai berikut.
1. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
Dalam waktu yang sama guru di SD Negeri 02 Tegalombo
melaksanakan pembelajaran meskipun pada ruang kelas dan tingkatan kelas yang
berbeda. Dengan kata lain, guru harus berpindah-pindah ruangan.
2.
Kadar Waktu
Keaktifan Akademik (WKA) tinggi.
Hal inilah yang sulit dilakukan guru di SD Negeri 02
Tegalombo ketika melaksanakan PKR. Guru kurang maksimal dalam memanfaatkan
waktu terutama ketika harus berpindah-pindah ruang, tentu saja hal ini akan
memakan waktu pula.
3.
Kontak
Psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
Kontak psikologis tidak selamanya dapat dilakukan
ketika pembelajaran berlangsung. Guru harus membagi waktu dengan murid dalam 2
ruang kelas dengan tingkatan kelas yang berbeda.
4.
Pemanfaatan
Sumber Secara Efisien
Ketika mengajar kelas yang lain atau kelas yang
bukan tanggung jawabnya, guru memakai buku LKS saja sebagai sumber belajar. Murid
mengerjakan soal-soal yang ada di dalam LKS sesuai materi yang harus dipelajari.
B. MODEL
DAN PRINDIP PENGELOLAAN PKR
Model PKR yang guru terapkan
tidak selalu sama, karena kadang-kadang hari ini ada satu guru yang tidak
masuk, tetapi kadang ada dua guru, tiga guru, bahkan ada empat guru yang tidak
masuk karena ada alasana tertentu. Maka, model yang dipilih pun juga bervariasi
atau berbeda-beda setiap melaksanakan PKR.
Dengan adanya beberapa alasan yang telah dikemukakan
di atas, maka pembelajaran kelas rangkap pun perlu diterapkan agar pembelajaran
dan materi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum bisa dikuasai murid. Model PKR
yang pernah dilaksanakan yaitu Model 221, Model 222. Bahkan ada guru yang
pernah melaksanakan PKR pada 4 kelas sekaligus. Karena guru tersebut ada
kepentingan:
1. Dua
guru kelas sedang mengikuti latihan menyanyi (guru kelas 1 dan kelas 3)
2. Satu
guru kelas mengikuti rapat BOS (kelas 5)
3. Satu
kelas yang dikelola adalah kelas sendiri (kelas 4).
Namun, guru tetap santai dengan hal tersebut. Dalam
pelaksanaan PKR guru menjelaskan sedikit mengenai materi yang akan dipelajari,
kemudian memberinya tugas. Tugas ini misalnya mengerjakan soal-soal dalam buku
LKS. Kemudian, guru berpindah ke kelas lain dan melakukan hal yang sama, yaitu
menerangkan sebentar lalu menyuruh murid mengerjakan soal-soal dalam LKS.
Prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar
PKR adalah:
1. Konsep-konsep
pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR sehingga membentuk
suatu sistem. Pelaksanaan PKR dilakukan sesuai materi pemeblajaran pada hari
itu juga sehingga adanya kesinambungan ketika pembelajaran dilakukan guru
sendiri atau guru PKR lain.
2. Keterampilan
prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan hal berikut.
a. Membuka Pelajaran
Guru sudah melakukan dengan baik ketika
melaksanakan PKR meskipun dalam ruangan kelas yang berbeda.
b.
Menutup
Pelajaran
Untuk menutup pelajaran tetap
dilaksanakan pada ruangan yang berbeda pula seperti saat membuka pembelajaran.
c.
Mendorong
Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri
Murid
diarahkan untuk belajar mandiri karena memang pembagian perhatian dari guru
kepada murid tidak maksimal seperti ketika hanya mengajar dalam satu kelas.
e.
Mengelola
Kelas PKR dengan Baik
Meskipun pembelajaran sudah terlaksana, namuan untuk
mengelola kelas PKR kurang baik mengingat pelaksanaan PKR tidak dilakukan
setiap hari. Murid sering ramai sendiri di kelas karena tidak
ada pengawasan dari guru. Inilah yang menjadi hambatan guru dalam melaksanakan
PKR.
C. PENGELOLAAN
KELAS DALAM PKR
1.
Penataan ruang
kelas
Tidak ada perubahan antara penataan kelas PKR atau
pun dengan penataan kelas nonPKR. Bentuk kelas pun juga biasa. Daerah pajangan
yang ada di dinding pun tidak berubah. Termasuk papan tulis, ventilasi, dan
arah datangnya sinar matahari.
2. Pengaturan denah
Tempat
duduk murid tidak berubah, masih berbentuk kotak. Kecuali ketika melaksankan
kegiatan pembelajaran kelompok, maka tempat duduk bisa berubah agar mudah
melaksanakan kegiatan diskusi.
3. Mengatur pajangan
Pajangan
dapat berbentuk gambar, beberapa materi tentang pelajaran, dan hasil karya
murid yang sangat bermakna.
D. PENGELOLAAN
MURID
Pengelompokkan
murid dilaksanakan dengan teman sebangku atau dengan teman yang berada di
bangku dekatnya. Hal ini agar tidak membuang banyak waktu. Yang perlu
diperhatikan dalam hal ini adalah.
1.
Pembentukan
kelompok belajar
Biasanya pembentukan kelompok dilaksanakan dengan teman yang berada di
dekatnya.
2.
Merencanakan
Kegiatan Kelompok Belajar
Kegiatan kelompok belajara
sudah direncanakan guru, sehingga murid siap mengerjakannya secara bersama-sama.
3.
Meningkatkan
keterampilan belajar kelompok
Guru memberikan
stimulus agar murid aktif. Ketua kelas dapat diberi tanggung jawab untuk
mengawasi pelaksanaan kegiatan kelompok jika ada murid yang mengganggu kelompok
lainnya.
4.
Memaksimalkan
pemanfaatan sumber belajar
Guru kurang mampu
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Ketika melaksanakan PKR, murid
hanya terpaku dalam mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS.
5.
Lembar Kerja
Murid
Guru kurang kreatif
dalam membuat dan memodifikasi LKM/LKS agar pembelajaran menyenangkan, murid
mengerjakan LKM yang terdapat dalam buku saja dan terpaku duduk di kursi saja.
6.
Memanfaatkan
Pusat Sumber Belajar
Yang menjadi pusat
sumber belajar adalah buku LKS, buku paket, dan guru sendiri. Namun, dalam
pelaksanaan PKR guru saja tidak bisa menjadi panutan dalam pembelajaran,
mengingat guru tidak selamnya berada di kelas tersebut.
7.
Tutor sebagai
organisator kelas
Tutor yang dipilih
adalah murid yang pandai, yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan murid
yang lain untuk membantun temannya belajar.
Hambatan
yang ditemui guru ketika melaksanakan pembelajaran kelas rangkap adalah murid
akan sering rame, bermain sendiri di kelas, dan tidak memperhatikan apa yang
dijelaskan oleh guru pengganti. Mungkin hal itu disebabkan karena murid tidak
terbiasa diajar oleh guru tersebut sehingga suasana belajar terlihat aneh atau
tidak biasa. Kalau ramai sendiri di kelas, hal ini sudah biasa karena tidak ada
guru yang menunggui murid dalam satu kelas. Kalau guru menunggui satu kelas
saja, bagaimana keadaan murid yang lain? Maka, guru harus membagi perhatian
kepada masing-masing kelas yang diajarnya.
E. DISIPLIN
KELAS
Tidak ada disiplin kelas khusus yang diberikan guru
dalam melaksankan PKR. Hanya aturan lisan saja agar murid mengerjakan soal LKS
atau belajar mandiri.
1.
Aturan Rutin Kelas (ARK)
Aturan Rutin Kelas (ARK) memang ada, namun hal
aturan ini tidak dikhususkan ketika pelaksanaan PKR saja. Pembelajaran hari
biasa juga ada.
Berikut ini contoh ARK di SD Negeri 02 Tegalombo.
a. Murid
melaksanakan tugas piket dan membersihkan papan tulis.
b. Murid
membaca surat pendek dalam Al-Qur’an sekitar 10 menit pertama setelah bel
berbunyi dan masuk kelas. Kegiatan ini dibimbing oleh temannya atau kakak
kelas.
ARK sudah berjalan dengan efektif karena murid sudah
mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan kerjakan, dan memotivasi guru
serta pertanyaan langsung dari guru mengenai pelaksanaan ARK tersebut.
2. Kegiatan
Siap (KS)
Tidka ada agenda khusus dlaam kegiatan siap. Jika
ternyata murid telah selesai mengerjakan tugasnya, maka ia diminta mereview
atau mengecek kembali kebenaran jawabannya. Atau mungkin membaca buku-buku tertentu.
3. Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar
Sumber belajar dipahami atau dijelaskan secara
abstrak atau secara tidak langsung. Murid tidak mengetahui keadaan yang
diterangkan secara nyata. Murid diberi pertanyaan untuk menghubungkan materi
yang akan dipelajari dengan pengalaman murid. Apalagi dalam PKR, murid akan
minim memanfaatkan sumber belajar.
F. KETERAMPILAN
MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN DALAM PKR
Keterampilan mengajar kelompok kecil sangat penting dilaksanakan
dalam PKR. Apalagi bimbingan dan perhatian guru dalam pelaksanaan PKR, hanya
sedikit saja. Maka, melalui kelompok kecil ini, siswa akan lebih mudah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru juga akan lebih mudah menyampaikan materi
pembelajaran dengan adanya kelompok kecil ini. Teman dari kelompok dapat
membantu siswa sebagai tutor sebaya.
Keterampilan dalam pengajaran perorangan atau
pengajaran individual dilakukan apabila siswa memiliki kesulitan belajar. Guru
memberikan pengertian dan membantu siswa untuk memahami materi dan mengatasai
masalah siswa yang lain.
Penggunaan variasi pengorganisasian diperlukan agar
siswa tetap semangat dalam mengkuti pembelajaran. Hal ini juga akan membawa
siswa dalam belajar dengan keadaan dan situasi yang baru. Variasi
pengorganisasian mencakup :
1. Variasi pengelompokan murid
Pengelompokan murid juga perlu divariasi agar siswa bisa
saling bertukar pikiran dengan teman yang berbeda-beda. Lebih akrab dengan
teman-teman yang lain.
2.
Variasi
penataan ruang
Penataan
ruangan tidak dilakukan secara variasi. Setiap siswa hanya duduk pada tempat
yang sama baik dalam pelaksanaan PKR atau pun hanya pembelajaran biasa.
3.
Variasi sumber
belajar
Yang
menjadi sumber belajar adalah perpustakaan, lingkungan sekolah, dan juga
buku-buku dalam perpustakaan sekolah. Semua itu dapat dimanfaatkan siswa untuk
menunjang pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna.
4. Variasi model implementasi
Meskipun
pelaksanaan PKR tidak setiap hari, guru juga perlu mengadakan variasi model
pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dengan kegiatan yang monoton.
G. MENYUSUN
RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (RPKR)
Penyususnan RPP
PKR tidak jauh berbeda dengan penyususnan RPP pada pembelajaran biasa. Meskipun
pada kenyataannya guru tidak selalu membuat RPP dalam setiap melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Begitu juga dalam pelaksanaan PKR, guru dapat mengajar
beberapa kelas tanpa mempelajari bahkan tanpa membuat RPP. RPP didapat dengan
membelinya di toko atau membuat sendiri hanya ketika ada peninjauan dari Dinas
pendidikan.
Dalam
melaksanakan pembelajaran kelas rangkap, guru tidak mempersiapkan RPP terlebih
dahulu. Jangankan untuk PKR, dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari saja
guru tidak membuat RPP. RPP baru akan dibuat apabila ada tinjauan dari dinas
pendidikan.
Meskipun sudah
mnegetahui akan melaksanakan PKR, guru tidak perlu mempersiapkan pembelajaran
yang berarti. Guru bisa bertanya kepada murid sampai sejauh mana materi
pelajaran telah dipelajari atau dibahas oleh guru yang tidak masuk tersebut.
Kadang-kadang, guru juga bertanya kepada guru kelas yang bersangkutan untuk
bertanya tentang materi pelajraran yang harus diajarakan.
H.
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
(PKR)
Penilaian
dilaksanakan dengan mengerjakan
soal-soal evaluasi dalam buku LKS. Kemudian, guru membahas hasil kerja siswa
atau hanya memberikan/menuliskan kunci jawaban di papan tulis selanjutnya siswa
menukarkan lembar jawab dengan teman yang lain selanjutnya dicocokkan dengan
kunci jawaban.
Jika tidak ada waktu untuk mencocokkan hasil kerja siswa, maka soal akan
dicocokkan oleh guru kelasnya sendiri ketika sudah hadir. Atau dicocokkan oleh
guru PKR pada pertemuan selanjutnya. Karena mungkin saja waktu yang digunakan
dalam pelaksanaan PKR yang kurang.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan
hasil observasi yang telah dilakukan, pelaksanaan PKR SD Negeri 02 Tegalmbo
adalah sebagai berikut.
1.
Guru sudah
melaksanakan PKR namun secara teori ternyata guru kurang memahaminya.
2.
Model PKR yang
sering digunakan yaitu 222, namun guru juga pernah melaksanakan PKR dalam 4
kelas dengan mata pelajaran yang berbeda dengan ruangan yang berbeda.
3.
Guru kurang
mampu dalam pengelolaan kelas PKR, kurang mampu memanfaatkan WKA.
4.
Pengelolaan
murid PKR di SD Negeri 02 Tegalombo kurang optimal, siswa hanya terpaku dalam
mengerjakan soal-soal dalam buku LKS saja.
5.
Disiplin kelas
dalam menerapkan PKR sudah cukup baik, murid sudah mampu mandiri.
6.
Keterampilan
mengajar kelompok kecil dengan teman bangku yang berada di dekatnya sedangkan
untuk mengajar perorangan dilakukan saat ada siswa yag mengalami kesulitan
belajar atau suatu masalah yang berdampak dalam pembelajaran.
7.
Penyusunan
rencana RPP PKR tidak berbeda dengan RPP biasa, dengan kata lain tidak ada
penggabungan pembuatan RPP dalam PKR.
8.
Penilaian
dalam PKR dilaksanakan apabila masih ada waktu untuk membahas hasil kerja
siswa. Namun, apabila tidak ada waktu pembahasan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
Terimakasih
BalasHapusAtas share Ilmunya,
cara downloadnya bagaimana ya?
BalasHapusPakai apkg gak ?
BalasHapusterima kasih membantu sekali dalam pengerjaan tugas saya
BalasHapus