REFLEKSI
DIRI
Nama :
Ulis Sa’adah
NIM :
1401410327
Prodi :
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
adalah kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa Program
Kependidikan Universitas Negeri
Semarang. Kegiatan PPL dilakukan oleh
mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh
dari semester-semester sebelumnya, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan agar mahasiswa memperoleh pengalaman dan keterampilan lapangan tentang
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah mitra atau di tempat
latihan lainnya.
Kegiatan
PPL bertujuan untuk membentuk mahasiswa praktikan agar menjadi calon tenaga
kependidikan yang profesional, sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan
berdasarkan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
Kegiatan PPL meliputi PPL 1 dan PPL 2. Agenda PPL 1 berupa: peer-teaching,
pembekalan, observasi dan orientasi, dan agenda PPL 2 berupa: praktik mengajar, praktik administrasi, praktik bimbingan
dan konseling serta kegiatan yang bersifat kurikuler dan atau ekstra kurikuler
yang berlaku di sekolah/tempat latihan. PPL dilakukan mahasiswa
praktikan selama 3 bulan dengan rincian: 2 minggu untuk PPL 1 berupa observasi
dan orientasi di sekolah latihan dan selebihnya untuk PPL 2 berupa praktik
mengajar terbimbing dan mandiri, praktik
administrasi, praktik bimbingan dan konseling serta kegiatan yang bersifat
kurikuler dan atau ekstra kurikuler yang berlaku di sekolah/tempat latihan.
Setelah hampir 2 minggu berada di
SDN Karangayu 02, praktikan memperoleh beberapa informasi, yaitu:
1. Kekuatan dan kelemahan pembelajaran mata pelajaran yang
ditekuni
Setelah
melakukan observasi di beberapa kelas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran di SDN Karangayu 02 sudah baik. Hal ini terlihat dari hubungan
komunikasi yang baik antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa
lainnya. Terciptanya komunikasi yang baik merupakan unsur utama dalam
keberhasilan pembelajaran di kelas. Komunikasi antara guru dengan siswa yang
terjadi di SDN Karangayu 02 terlihat tidak kaku, siswa menerima perhatian
secara merata dari guru, dan siswa tetap menghormati guru sebagai orangtua
kedua mereka.
Kemampuan
guru dalam menguasai materi ajar cukup baik, akan tetapi kelemahannya dalam memberikan
materi kepada siswa yaitu pembelajaran lebih didominasi dengan metode ceramah,
penggunaan media dan alat peraga sudah dilakukan namun masih terbatas terhadap
mata pelajaran tertentu saja.
2.
Ketersediaan sarana dan prasarana
Sarana
dan prasarana di SDN Karangayu 02 cukup lengkap. Hal ini dapat dilihat dengan
tersedianya ruang kepala sekolah, ruang untuk menerima tamu, ruang guru, dapur
sekolah, kamar mandi guru dan siswa, musola, perpustakaan, laboratorium
komputer, ruang olahraga, ruang UKS, dan ruang kelas. Namun ketersediaan ruang
kelas masih kurang sehingga terdapat ruang kelas yang digunakan secara
bergantian yaitu di pagi hari untuk kelas 1 dan dan jam 09.00 digunakan untuk
kelas 2.
Ketersediaan
sarana pembelajaran sudah ada, misalnya alat peraga IPA, beberapa gambar-gambar
sebagai media belajar siswa terpajang di setiap ruang kelas, beberapa
perlengkapan untuk olahraga siswa, adanya wifi dan beberapa komputer untuk
membantu siswa mengenal teknologi, serta buku-buku bacaan siswa yang tersedia
di perpustakaan.
3.
Kualitas guru pamong dan dosen
pembimbing
Guru
pamong praktikan adalah Ibu Rumiyati, guru kelas VI A. Beliau merupakan sosok
yang ramah, bijaksana, tegas, dan disiplin sehingga beliau disegani oleh
siswa-siswa dan guru lainnya. Responnya terhadap praktikan dan mahasiswa PPL
lainnya pun ramah, penuh kasih, dan mau memberikan masukan-masukan yang positif
untuk mahasiswa PPL khususnya praktikan. Hubungan komunikasi antara praktikan
dengan guru pamong sudah terjalin dengan baik.
Dosen
pembimbing praktikan adalah Ibu Tri Murtiningsih. Beliau merupakan dosen senior
di Juruan PGSD UNNES Semarang yang masih semangat dan selalu memberi semangat kepada
mahasiswa bimbingannya termasuk praktikan untuk menjadi seorang calon guru yang
profesional. Beliau dalam membimbing praktikan untuk siap menjadi guru
praktikan di SDN Karangayu 02 sangat baik yaitu dengan penuh perhatian dan
kesabaran. Berbagai pertanyaan dan kesulitan-kesulitan praktikan dijawab dengan
baik, bijaksana dan penuh pengertian. Hubungan komunikasi antara praktikan
dengan dosen pembimbing sudah terjalin dengan baik.
4.
Kualitas pembelajaran di sekolah latihan
Kualitas
pembelajaran di SDN Karangayu 02 sudah baik. Secara keseluruhan guru mampu
menguasai materi ajar di kelas yang diampunya dengan acuan kurikulum yang masih
berlaku di Indonesia yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Seluruh
guru kelas ataupun guru matapelajaran sudah memiliki RPP dan silabus sesuai
kelas yang diampunya. Di setiap akhir pembelajaran guru memberikan soal evaluasi,
dan tindak lanjut untuk memperdalam pengetahuan siswa.
5.
Kemampuan diri praktikan
Syarat
dalam mengikuti program PPL adalah telah menempuh kuliah dengan bobot minimal
110 SKS, dan praktikan merupakan mahasiswa yang telah menempuh kuliah lebih
dari 110 SKS dan lulus secara teori dalam perkuliahan yang telah diikuti. Namun
teori tanpa didukung dengan praktek langsung di lapangan kurang menjamin
lulusan calon guru yang profesional, oleh karena itu perlu adanya PPL yang
bertujuan memberikan pengalaman kepada praktikan secara langsung di sekolah
latihan.
Dalam
PPL 1, praktikan telah melaksanakan agenda berupa: microteaching, pembekalan, observasi dan orientasi di sekolah
latihan. Praktikan melaksanakan agenda PPL 1 dengan baik, misalnya dalam
berkomunikasi dengan koordinator dosen pembimbing, dosen pembimbing, guru
pamong, dan guru-guru lainnya di sekolah latihan.
Salah
satu kegiatan praktikan di sekolah latihan yaitu mengisi jam kosong dan
mengkondisikan siswa untuk mengikuti lomba. Dari kegiatan tersebut, praktikan
menjadi tahu akan kemampuan diri praktikan yang perlu diperbaiki, yaitu dalam
pengkondisian kelas.
6.
Nilai tambah yang diperoleh mahasiswa
setelah melaksanakan PPL 1
Kegiatan-kegiatan
yang telah dilakukan praktikan selama PPL 1, Kegiatan praktikan selama 2 minggu
ini, yaitu observasi dan orientasi dengan seluruh guru di sekolah latihan,
mengikuti kegiatan Ramadhan yang diadakan oleh sekolah, sebagai koordinator
lomba 17 Agustus di sekolah latihan, mengisi jam kosong di kelas, serta berbaur
dengan siswa-siswa di sekolah latihan. Dengan keikutsertaan praktikan dalam
beberapa kegiatan sekolah, menjadikan praktikan semakin mengenal dan dikenal
oleh lingkungan sekolah, guru-guru dan karyawan sekolah, serta siswa-siswa di
sekolah latihan. Selain itu, praktikan juga belajar mengajar tanpa persiapan
untuk mengisi jam kosong.
7.
Saran pengembangan bagi sekolah latihan
dan UNNES
Saran
pengembangan bagi sekolah latihan yaitu pertahankan hubungan baik antar kepala
sekolah dengan guru, guru/karyawan dengan guru/karyawan lainnya, guru/karyawan
dengan siswa, serta siswa dengan siswa lainnya. Perawatan lingkungan yang
bersih, indah, asri, dan rapi sangat baik dan perlu dipertahankan. Akan tetapi
untuk pengantar siswa lebih baik dibatasi, sehingga kemandirian siswa dapat terbentuk
dari usia sekolah dasar. Dan penjual kaki lima yang berada di luar sekolah
perlu dibatasi, hal ini dikarenakan jajanan yang kurang sehat dan terlalu
sering dikonsumsi akan berdampak negatif pada kondisi fisik siswa dan kemudian
berpengaruh pada prestasi siswa yang menurun. Sebaiknya perlu ditambah guru
kelas lagi, karena masih ada beberapa guru yang yang mengampu dua kelas.
Saran
pengembangan bagi UNNES yaitu sebaiknya untuk jumlah praktikan di SDN Karangayu
02 perlu ditambah, karena jumlah kelas di sekolah tersebut ada 18, sedangkan
untuk praktikan sebagai guru kelas hanya 6 mahasiswa, dan praktikan sebagai
guru olahraga hanya 2 mahasiswa. Hubungan kerjasama yang baik antara UNNES dan
sekolah-sekolah latihan yang berpotensi perlu dipertahankan, agar mahasiswa
lulusan UNNES dapat belajar bagaiman menjadi guru yang profesional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar