PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SD
Pendahuluan
Selamat datang pada suplemen BAC unit 2. Suplemen ini
hadir di hadapan Anda dengan harapan dapat melengkapi BAC
unit 2, 3, dan 4. Unit-unit tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan
dikembangkan dalam suplemen ini.
Kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam suplemen ini, adalah Anda dapat menguasai berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Indikatornya adalah: 1) mampu memilih
pendekatan pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD,
dan 2) mampu menjelaskan dan memilih strategi pembelajaran bahasa Indonesia di SD, baik lisan maupun tulis.
Kegiatan pembelajaran yang
disajikan dalam suplemen ini terdiri atas dua
submateri yakni:
1. Pendekatan
pembelajaran bahasa Indonesia di SD
2. Strategi
pembelajaran bahasa Indonesia di SD
Tujuan yang diharapkan setelah mempelajari
suplemen ini adalah 1) mahasiswa dapat menjelaskan pendekatan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di SD; dan 2) mahasiswa
dapat mengidentifikasi dan menentukan strategi pembelajaran bahasa
Indonesia SD sesuai dengan karakteristiknya.
Setelah tujuan yang diharapkan
tercapai, maka pelajarilah subunit berikutnya dengan seksama. Mulailah dengan
membaca konsep, uraian, dan contoh pada bagian awal setiap subunit. Bila
menemukan kata atau istilah yang sulit dipahami, gunakan kamus untuk menemukan
maknanya.
Selanjutnya, bila Anda telah
memahami konsep, uraian, dan contoh, kerjakan pelatihan satu per satu hingga
selesai. Jika Anda belum berhasil menjawab dengan benar semua latihan,
perhatikan baik-baik sekali lagi petunjuk jawaban pelatihan. Jika perlu, baca
kembali konsep, uraian, dan contoh sehubungan dengan jawaban pelatihan
tersebut. Tetapi, jika Anda berhasil
menjawab sebagian besar soal pelatihan, lanjutkan dengan mengerjakan tes
formatif.
Dalam mengerjakan tes formatif,
jawab lebih dahulu semua soal, kemudian cocokkan jawaban Anda dengan kunci
jawaban yang tersedia. Cobalah dengan sabar mengamati dan menemukan materi yang
masih belum Anda pahami. Gunakan pelatihan serta penjelasan konsep, uraian, dan
contoh untuk menolong Anda. Pusatkan perhatian Anda secara penuh kepada
aktivitas menjawab soal.
Silakan mengikuti,
semoga Anda sukses!
Pendekatan
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Sekolah Dasar
Pendahuluan
Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di SD, guru terkadang masih dibingungkan oleh
istilah pendekatan, metode, model, strategi, dan teknik. Oleh karena itu, pada
bagian ini akan dibicarakan berbagai pendekatan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, agar Anda dapat memahami substansi istilah di atas.
Berikut ini beberapa pendekatan pembelajaran bahasa yang
selayaknya Anda ketahui.
1. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan
yang dilandasi oleh pemikiran bahwa pengajaran
bahasa mengarahkan pada tujuan yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi. Siswa dibimbing untuk dapat menggunakan bahasa, bukan untuk mengetahui
tentang bahasa. Pengajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif bertujuan membentuk
kompetensi-kompetensi komunikasi, bukan semata-mata membentuk kompetensi
kebahasaan. Yang dimaksud dengan kompetensi komunikatif, adalah kemampuan
menggunakan bahasa dalam berbagai konteks komunikasi.
Littlewood (dalam Zuchdi, 1997:34) menyatakan
bahwa pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran (1) pendekatan
komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa pada
fungsi komunikatif, (2) membuka diri bagi pandangan yang luas dalam
pembelajaran bahasa.
Sehubungan dengan pendapat tersebut, dalam
kegiatan belajar mengajar, kepada siswa diberikan pelatihan seperti di bawah
ini.
a.
Memberikan informasi terbatas.
Contoh: menemukan/mencari
pasangan yang cocok, mengidentifikasi gambar, menemukan informasi yang
ditiadakan.
b.
Memberikan informasi bebas
Contoh:
mengkomunikasikan gambar, menemukan perbedaan, menyusun kembali bagian-bagian
cerita yang diacak.
c.
Mengumpulkan informasi untuk memecahkan
masalah
d.
Menyusun informasi
e.
Kegiatan interaksi: percakapan, diskusi,
berdialog, wawancara, berpidato dan sebagainya.
Contoh implementasinya: Memberikan informasi bebas
Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
|
Peran Guru
|
Kegiatan siswa
|
Kegiatan awal
|
a. Apersepsi:
berupa tanya jawab tentang pengalaman siswa mendengarkan cerita.
b. Penginformasian
target yang hendak dicapai siswa, dalam pembelajaran, yaitu menyusun kembali
bagian-bagian cerita
|
a. Tanya
jawab tentang bentuk-bentuk karya sastra.
b. menyimak
informasi guru tentang target belajar yang harus dikuasai.
|
Kegiatan Inti
|
a.
membagi siswa menjadi beberapa kelompok
b.
memberi potongan gambar cerita
(tanpa dialog) kepada setiap kelompok
c.
setiap anggota kelompok diberi
potongan gambar tanpa mengetahui bagian gambar yang dipegang oleh anggota
yang lain.
d.
menyuruh kelompok menentukan urutan
aslinya dan menyusun kembali cerita tersebut.
e.
mengecek
apakah siswa telah berhasil melakukan
tugas dengan baik, memberi umpan balik.
f.
memberikan pujian/penghargaan kepada siswa
|
a.
Berdiskusi kelompok masing-masing anggota mengungkapkan kalimat
yang ada kaitannya dengan bagian gambar yang dibawanya.
b.
Kelompok menyusun kembali cerita
tersebut
c.
Wakil dari kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya ke depan kelas.
|
Kegiatan penutup
|
a. Mengarahkan siswa untuk merefleksikan tentang apa yang
sudah dipelajari.
b. Menerapkan penilaian autentik (authentic assesment).
|
a. siswa menempelkan hasil pekerjaannya di papan buletin
agar dibaca oleh teman-temannya atau orang lain
b. mengerjakan tugas rumah sesuai penugasan guru.
|
Di
bawah ini disajikan tabel untuk menganalisis RPP yang menggunakan pendekatan
komunikatif sebagaimana yang dikemukakan oleh Brumfit
dan Finocchiaro (dalam Richards dan Rogers, 186:87). Untuk dapat menganalisis,
Anda memberi
tanda centang berdasarkan ada tidaknya ciri pendekatan komunikatif dalam RPP tersebut!
NO.
|
CIRI PENDEKATAN KOMUNIKATIF
|
ADA
|
TIDAK ADA
|
1.
|
makna merupakan hal yang terpenting
|
|
|
2.
|
percakapan harus berpusat di sekitar fungsi
komunikatif dan tidak dihafalkan secara normal
|
|
|
3.
|
kontekstualisasi merupakan premis pertama
|
|
|
4.
|
belajar bahasa berarti belajar
berkomunikasi
|
|
|
5.
|
komunikasi efektif dianjurkan
|
|
|
6.
|
latihan penubihan atau drill diperbolehkan,
tetapi tidak memberatkan
|
|
|
7.
|
ucapan yang dapat dipahami diutamakan
|
|
|
8.
|
setiap alat bantu peserta didik diterima
dengan baik
|
|
|
9.
|
segala upaya untuk berkomunikasi dapat
didorong sejak awal
|
|
|
10.
|
penggunaan bahasa secara bijaksana dapat
diterima bila memang layak
|
|
|
11.
|
terjemahan digunakan jika diperlukan
peserta didik
|
|
|
12.
|
membaca dan menulis dapat dimulai sejak
awal
|
|
|
13.
|
sistem bahasa dipelajari melalui kegiatan
berkomunikasi
|
|
|
14.
|
komunikasi komunikatif merupakan tujuan
|
|
|
15.
|
variasi linguistik merupakan konsep inti
dalam materi dan metodologi
|
|
|
16.
|
urutan ditentukan berdasarkan pertimbangan
isi, fungsi, atau makna untuk memperkuat minat belajar
|
|
|
17.
|
guru mendorong peserta didik agar dapat
bekerja sama dengan menggunakan bahasa itu
|
|
|
18.
|
bahasa diciptakan oleh peserta didik
melalui mencoba dan mencoba
|
|
|
19.
|
kefasihan dan bahasa yang berterima
merupakan tujuan utama, ketepatan dinilai dalam konteks bukan dalam
keabstrakan
|
|
|
20.
|
peserta didik diharapkan berinteraksi
dengan orang lain melalui kelompok atau pasangan, lisan dan tulis
|
|
|
21.
|
guru tidak bisa meramal bahasa apa yang
akan digunakan peserta didiknya
|
|
|
22.
|
motivasi intrinsik akan timbul melalui
minat terhadap hal-hal yang dikomunikasikan
|
|
|
2. Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu ini dilandasi oleh pemikiran bahwa
aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu, tidak pernah bahasa
digunakan secara terpisah dari aspek demi aspek. Selain empat keterampilan
berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, materi kebahasaan
perlu diberikan kepada siswa SD. Adapun materi kebahasaan tersebut mencakup:
a.
Lafal dan intonasi ada pada keterampilan menyimak,
berbicara, dan membaca
b.
Ejaan dan tanda baca: berkaitan dengan keterampilan
membaca dan menulis
c.
Struktur, berkenaan dengan keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis
d.
Kosakata berkaitan dengan semua aspek yang lain, baik
aspek keterampilan berbahasa maupun struktur.
Contoh Pemaduan Keterampilan dan Aspek Kebahasaan Pendekatan Terpadu
a.
Saat guru mengajarkan berbicara, sekaligus guru
mengajarkan lafal, intonasi, kosakata, dan struktur.
b.
Saat guru mengajarkan menulis, sekaligus mengajarkan
ejaan, penggunaan tanda baca, kosakata, dan struktur.
c.
Saat guru mengajarkan
keterampilan sekaligus guru mengajarkan
lafal, intonasi, kosakata, dan struktur.
Menyimak dapat dipadukan dengan keterampilan
berbicara maupun menulis.
Dalam praktik pembelajarannya pendekatan terpadu
dilakukan dengan memadukan aspek-aspek keterampilan berbahasa, seperti di bawah ini.
a.
menyimak dan berbicara: guru menceritakan sebuah cerita, siswa menyimak cerita
tersebut. Setelah selesai siswa diminta menceritakan kembali di depan kelas.
b.
menyimak dan menulis:
guru memperdengarkan rekaman berita, siswa menyimak. Setelah
selesai selanjutnya siswa disuruh
menuliskan pokok-pokok berita.
c.
membaca – menyimak – berbicara: Siswa diberi tugas
membacakan teks puisi, siswa yang lain menyimak selanjutnya siswa diminta
menceritakan isi puisi dengan menggunakan kalimatnya sendiri.
d.
membaca dan menulis: guru menugasi siswa membaca teks selanjutnya siswa diminta
membuat ringkasan teks tersebut.
3. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep
itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa (Suryanti, dkk.,
2009:4).
Pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual dilaksanakan dengan melibatkan tujuh komponen utama, yakni: a)
konstruktivisme (constructivism), b)
bertanya (questioning), c) menemukan (inquiri), d) masyarakat belajar (learning community), e) pemodelan (modeling), f) refleksi (reflection) dan g) penilaian autentik (authentic assessment) (Nurhadi, 2004:31).
Di bawah ini disajikan contoh penerapan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran.
Standar Kompetensi :
Mengungkapkan
pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan puisi
untuk anak.
Kompetensi Dasar :
Menulis
puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
Indikator
1)
Menentukan topik puisi yang akan ditulis
2)
Menulis puisi dengan memanfaatkan benda-benda sekitar
sebagai media.
3)Menulis
puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
Pendekatan: kontekstual
Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran
|
Fase
|
Peran Guru
|
Kegiatan siswa
|
Kegiatan awal
|
Ø Konstruktivisme (Constructivism)
Ø Questioning :
Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan mengetahui kemampuan
berpikir siswa
|
a.
Apersepsi: tanya jawab tentang
bentuk karya sastra puisi/prosa sebagai sarana untuk membangkitkan skemata
siswa mengenai puisi.
b.
Penginformasian target yang hendak
dicapai siswa, dalam pembelajaran menulis puisi, yaitu menemukan kata-kata
dan menyusun kalimat yang dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan siswa,
menyusunnya dalam bentuk puisi sesuai dengan tema pembelajaran
c.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar.
|
a. Tanya
jawab tentang bentuk-bentuk karya sastra.
b. menyimak
informasi guru tentang target belajar yang harus dikuasai.
|
Kegiatan Inti
|
Ø Konstruktivisme (Constructivism)
Ø Menciptakan masyarakat belajar (learning community)
dengan membangun kerjasama antar siswa.
Ø Memodelkan (modelling)
|
a.
Siswa diminta mengamati objek-objek
yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b.
Berdasarkan objek tersebut dilakukan
Curah pendapat (brainstorming)
untuk mengungkapkan suatu kalimat yang ada kaitannya dengan tema pembelajaran
dan objek-objek yang digunakan guru
dalam pembelajaran menulis puisi.
c.
Setiap kalimat yang diungkapkan oleh
siswa ditulis guru di papan tulis.
d.
puisi dengan kalimat-kalimat yang
Guru mendemonstrasikan menulis dituliskan tadi.
|
a.
Siswa mengamati objek-objek yang ada
di lingkungan sekitar.
b.
Siswa brainstorming mengungkapkan
kalimat yang ada kaitannya dengan benda yang diamati.
|
Ø Inquiry
|
a. Siswa diminta mengamati benda-benda yang lain yang
disediakan oleh guru,misalnya bermacam-macam buah, peralatan sekolah, dsb.
b. Siswa diminta memilih satu benda untuk dijadikan objek
tulisan puisi.
c. Guru
membimbing siswa untuk menemukan kata-kata dengan pertanyaan-pertanyaan
panduan yang ada kaitannya dengan objek-objek konkret yang dimanfaatkan guru
sebagai media pembelajaran.
d.
Guru membimbing siswa untuk menyusun
puisi berdasarkan kata-kata konkret yang ditemukan.
|
a.
Siswa diminta
mengamati benda-benda yang ada di sekitarsediakan oleh guru,misalnya
bermacam-macam buah, peralatan sekolah, dsb.
b.
Siswa
menuliskan kata-kata berdasarkan kesan visual hasil pengamatannya
c.
Siswa menyusun
kata-kata tersebut menjadi sebuah puisi sederhana.
d.
Siswa memberi
ilustrasi gambar pada karya puisinya.
|
|
Kegiatan penutup
|
Ø Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).
Ø Refleksi (Reflection)
|
a.
Guru mengecek
apakah siswa telah berhasil melakukan
tugas dengan baik, memberi umpan balik.
b.
Siswa disuruh
membacakan puisinya agar didengar oleh teman-temannya
c.
Guru memberikan
reward kepada siswa.
d. Hasil
tulisan siswa ditempelkan di papan buletin agar dibaca oleh teman-temannya
atau orang lain.
e. Mengarahkan
siswa untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari.
f. Menerapkan
penilaian autentik (authentic assessment).
|
a. Siswa menuliskan kembeli puisi yang telah disusunnya
dengan menerapkan ejaan yang benar
b.
Siswa
membacakan puisinya agar didengar oleh teman-temannya
c.
Siswa
menempelkan hasil tulisan puisinya di papan buletin agar dibaca oleh
teman-temannya atau orang lain
|
d.
Memberikan
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
|
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan
lanjutan, dengan memberikan tugas rumah membuat puisi berdasarkan objek lain.
|
Mengerjakan tugas rumah sesuai penugasan guru.
|
Langkah Implementasi:
1)
Tentukan dulu
kurikulum yang akan dijadikan landasan pembelajarannya
2)
Pilih KD yang ada dalam kurikulum
3)
Jabarkan indikator pembelajarannya
4)
Rencanakan materi yang sesuai dengan KD dan indikator
yang telah Anda susun
5)
Berdasarkan karakteristik bidang studi, KD, indikator,
dan materinya tentukan pendekatan pembelajarannya yang nantinya sebagai penentuan langkah-langkah kegiatan
pembelajarannya.
Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia
2.1 Strategi Pembelajaran Bahasa Lisan
Perlu Anda ingat bahwa keterampilan berbahasa lisan
meliputi menyimak dan berbicara. Dalam kegiatan berbahasa sehari-hari, menyimak
dan berbicara berlangsung dalam waktu bersamaan. Bila ada yang menyimak pasti
ada yang berbicara. Demikian pula sebaliknya.
Dengan demikian, dalam pembelajaran menyimak tentunya
tidak dapat dipisahkan dengan pembelajaran berbicara. Kedua kegiatan ini merupakan
proses interaksi antarwarga dalam masyarakat yang ditopang oleh alat komunikasi
yang disebut bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama.
Dalam pembelajaran komunikasi lisan antara pembicara dan penyimak dapat
berganti peran secara spontan, dari pembicara menjadi penyimak.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang
strategi-strategi meningkatkan bahasa lisan tersebut, perlu Anda perhatikan hal
berikut.
Agar pembelajaran berbahasa lisan memperoleh
hasil yang baik, strategi pembelajaran yang digunakan guru harus memenuhi
kriteria berikut.
1.
Relevan dengan tujuan pembelajaran.
2.
Menantang dan merangsang siswa untuk belajar.
3.
Mengembangkan kreativitas siswa secara
individual ataupun kelompok.
4.
Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
5.
Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
6.
Mudah diterapkan dan tidak menuntut
disediakannya peralatan yang rumit.
7.
Menciptakan suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan.
2.1.1
Strategi Pembelajaran Menyimak
Ada beberapa strategi
pembelajaran yang menjadi alternatif pilihan guru untuk mengajarkan menyimak,
antara lain di bawah ini.
a. Strategi
Pertanyaan dan Jawaban (PJ)
Strategi ini merupakan strategi
yang paling sederhana dalam KBM menyimak. Tahap-tahapan kegiatannya adalah :
1)
Guru mengemukakan judul bahan simakan
2)
Guru mengajukan pertanyaan berkenaan dengan isi simakan
yang akan dibicarakan
3)
Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan
perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara
langsung.
4)
Setelah materi simakan selesai dibacakan guru memberi
kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
5)
Guru mengadakan tanya-jawab dengan siswa.
6)
Siswa mengemukakan kembali informasi yang telah
diperoleh, (dapat dikemukakan secara tertulis maupun lisan).
b.
Strategi Kegiatan Menyimak Secara Langsung (KML)
Tahapan KML (atau DLA = Direct Listening Activities)
adalah:
1)
Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul
teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan
judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan skemata siswa. Selanjutnya
guru mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam menyimak.
2)
Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan yang
dibacakan oleh guru.
3)
Guru melakukan tanya jawab tentang isi simakan.
Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan yang terdapat dalam buku.
Guru hendaknya menambahkan pertanyaan yang dikaitkan dengan konteks kehidupan
siswa atau masalah lain yang aktual.
4)
Guru memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang
berfungsi untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam menyimak.
c.
Strategi Menyimak dan Berpikir Langsung
(MBL)
Tahapan MBL (atau DLTA= Direct Listening Thinking Activities)
adalah:
1)
Persiapan
menyimak: Pada tahap ini guru memberitahukan judul cerita yang akan
disimak, misalnya “Saat Sendirian di Rumah”. Berdasarkan judul tersebut guru
menanyakan kepada siswa ‘Bagaimana
seandainya pada malam hari Anda sendirian di rumah?’ Untuk membangkitkan
imajinasi siswa, guru dapat menunjukkan gambar rumah yang gelap. Selanjutnya
guru mengajukan pertanyaan ‘Apa kira-kira
isi cerita yang akan dibacakan?’, ‘Apa
yang kira-kira menarik dari cerita itu?’, ‘Bagaimana seandainya peristiwa itu terjadi pada kalian? Dan seterusnya.
2)
Membaca
Nyaring: Guru membacakan cerita dengan suara nyaring secara
menarik dan hidup. Pada bagian tertentu yang dianggap memiliki hubungan dengan
prediksi dan tujuan pembelajaran, guru menghentikan pembacaan dan mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Apa simpulan yang kalian peroleh, apa yang terjadi
kemudian, apa yang terjadi selanjutnya, dan sebagainya. Setelah tanya jawab
dianggap cukup, guru melanjutkan membacakan lagi.
3)
Refleksi
dan penyampaian pendapat. Guru mengakhiri pembacaan, selanjutnya guru meminta
siswa mengemukakan kembali isi cerita.
2.1.2 Strategi Pembelajaran Berbicara
Kegiatan berbicara meliputi
berbagai bentuk, dan setiap bentuk memiliki kekhasan. Secara umum prosedur KBM
yang dirancang perlu memperhatikan langkah KBM pada tahap persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut atau pascabicara. Pada tahap persiapan, misalnya
langkah kegiatan bisa berupa penyiapan naskah sambutan. Tahap pelaksanaan
mengacu pada kegiatan yang dilakukan siswa ketika membacakan naskah sambutan.
Sementara tindak lanjut diisi dengan kegiatan penilaian pembacaan naskah
sambutan.
Pembelajaran keterampilan berbicara
di SD bertujuan agar siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
sesuai dengan konteks peristiwa tutur secara efektif dan santun. Pembelajaran
salah satu kompetensi berbahasa ini juga dimaksudkan untuk meiningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi yang bersifat produktif lisan, baik dalam
kelas maupun komunikasi di luar kelas (Depdiknas, 2006). Di bawah ini disajikan
strategi pembelajaran berbicara, yakni Strategi Amati-Bicara (Amabira).
Contoh Tahapan-tahapan
kegiatannya
Strategi Amati-Bicara (Amabira)
Langkah-langkah Pembelajaran:
Kegiatan Awal:
1.
Mempersiapkan
kondisi kelas dengan mengingatkan kepada siswa agar menempati barisan kursi
yang lebih depan.
2.
Bertanya jawab
tentang cara belajar yang paling banyak ditempuh oleh setiap siswa.
3.
Bertanya jawab
tentang hubungan kemampuan berbicara dan penggunaan alat indera.
4.
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti:
1.
Pembentukan
kelompok dengan anggota maksimal 5 orang.
2.
Kelompok
mengamati gambar yang dipajang oleh
guru mengidentifikasi, dan mencatat hasil identifikasi gambar tersebut.
3.
Setiap kelompok
berdisusi tentang apa dan cara mempresentasikan hasil identifikasinya di
kelas secara lisan.
4.
Mempresentasikan
dengan memberikan penjelasan tentang gambar yang telah diamati.
5.
Bertanya jawab
berbagai kesulitan yang dihadapinya ketika mempresentasikan hasil pengamatan
dan solusi yang dapat digunakannya.
6.
Guru memberikan
koreksi tentang pilihan kata, intonasi, dan sistematika berbicara siswa saat
di depan kelas tadi
7.
Guru memberikan
pujian bagi yang tampilan berbicaranya bagus.
Kegiatan Akhir:
1.
Merangkum hasil
pembelajaran.
2.
Refleksi
terhadap pembelajaran hari itu.
Gambar yang diamati
Gambar yang diamati Gambar yang diamati
|
Latihan
Berdasarkan SK dan KD dan
langkah pembelajaran yang disusun di bawah ini, menurut Anda:
a.
sudah sesuaikah langkah pembelajaran yang disusun? Kalau
belum tunjukkan di mana ketidaksesuaiannya?
b.
Menurut Anda strategi apa yang sesuai untuk mengajarkan
KD di atas?
c.
Perbaiki bagaimana langkah yang betul sesuai dengan
strategi yang Anda pilih?
Standar Kompetensi
Menyimak: Memahami wacana lisan tentang berita dan
drama pendek.
Kompetensi Dasar
Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi
atau radio.
Langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan: 5
menit
§ Guru menanyakan kesiapan siswa,
§ Guru menunjukkan gambar ilustrasi peristiwa pemungutan suara/Pemilu dan
bertanya jawab tentang hal yang berhubungan dengan
gambar tersebut.
§ Guru bertanya kepada siswa tentang pengalaman mendengarkan berita di TV,
atau radio (untuk membangkitkan pengalaman dan
pengetahuan siswa tentang
materi yang akan diajarkan).
§ Memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu “Pemilihan umum”
§ Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti :
60 menit
§ Siswa mendengarkan rekaman berita yang diputar oleh guru melalui tape
recorder
§ Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang isi berita tadi.
§ Siswa menjawab pertanyaan guru tentang berita yang didengar.
§ Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan anggota 3-4 siswa tiap
kelompok Secara berkelompok siswa mendiskusikan pokok-pokok berita yang
dijelaskan oleh guru.
§ Secara bergilir wakil dari kelompok melaporkan hasil kerja kelompok
(dipresentasikan ke depan kelas).
§ Siswa menuliskan harapan/tanggapan tentang isi berita.
§ Siswa menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru.
3. Kegiatan Akhir : 5 menit
§ Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
§ Guru memberikan tugas di rumah sebagai tindak lanjut untuk menyimak
satu berita yang didengar dari salah satu chanel TV, kemudian menuliskan
pokok-pokok berita untuk dilaporkan secara individu pada pertemuan
berikutnya.
|
2.2 Strategi Pembelajaran Bahasa Tulis
Para mahasiswa, pada subunit 2 ini Anda
diajak mempelajari strategi pembelajaran bahasa tulis. Keterampilan berbahasa
tulis terdiri atas keterampilan membaca dan menulis. Membaca merupakan kegiatan
memahami bahasa tulis, sedangkan menulis adalah kegiatan menggunakan bahasa
tulis sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan. Kedua keterampilan tersebut
akan dibahas di bawah ini.
2.2.1 Strategi Pembelajaran Membaca
Keterampilan membaca sebagai
salah satu keterampilan berbahasa tulis yang bersifaf reseptif perlu dimiliki
siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh karena itu, peranan
pengajaran bahasa Indonesia khususnya pengajaran membaca di SD menjadi sangat
penting. Peran tersebut semakin penting bila dikaitkan dengan tuntutan
pemilikan kemahirwacanaan dalam abad informasi (Joni, 1995:5). Pengajaran
bahasa Indonesia di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis
juga perlu diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan. Untuk itu perlu
diupayakan keberhasilannya dengan memilih strategi yang tepat dalam
pembelajaran.
a. Strategi Kegiatan Membaca Langsung/KML
Penggunaan strategi KML (atau
DRA = Direct Reading Activities) adalah
untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan
mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan
secara ekstensif. Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai berikut.
1) Guru
mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks, bertanya jawab dengan
siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bacaan sebagai pembangkitan
pengalaman dan pengetahuan siswa serta mengemukakan
hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam membaca.
2) Guru
meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca guru melakukan tanya
jawab tentang isi bacaan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan
seperti yang ada dalam buku teks. Guru dapat
menambahkan pertanyaan sesuai dengan konteks kehidupan siswa maupun
permasalahan lain yang aktual.
3) Guru
memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk mengembangkan pemahaman dan
keterampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca yang telah dilakukannya.
Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit dengan menggunakan
kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari penggunaan struktur, ungkapan, dan
peribahasa dalam bacaan.
b. Strategi SQ3R (Survey,
Questions, Read, Recite, Review)
Tujuan
penggunaan strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam
membaca, melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan
dengan isi bacaan, dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif.
Tahapan kegiatannya, adalah
1) Tahap
Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat (survey). Setelah itu guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang
bacaan (questions). Pertanyaan dapat
langsung memanfaatkan pertanyaan pada tahap pramembaca.Tujuan pertanyaan ini,
adalah untuk membentuk konsentrasi siswa dan membangkitkan pengetahuan dan
pengalaman awalnya.
2) Proses
membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan membaca (read). Sambil membaca, siswa membuat
jawaban pertanyaan dan catatan ringkas yang relevan (recite).
3) Pascamembaca:
Siswa melakukan review, misalnya
membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi bacaan, maupun kegiatan lanjutan lain
yang secara kreatif bisa dikembangkan oleh guru.
c.
Strategi
Membaca-Tanya Jawab/MTJ atau Request
(Reading-Question)
Strategi ini ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan pengambilan
kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi bacaan.
Tahapan kegiatannya, adalah
1) Guru
menjelaskan tujuan pengajaran, masalah yang harus dipecahkan siswa, dan cara
yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah
2) Guru
dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya menemukan fakta, mendapat ide
pokok, penggunaan
ungkapan, pendapat yang tidak relevan dengan fakta, dansebagainya. Untuk
memecahkan masalah tersebut, guru dan siswa melakukan kegiatan membaca paragraf
pertama bacaan
3) Setelah
membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta siswa meramalkan kemungkinan isi
paragraf berikutnya. Guru dan siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati.
Paragraf yang dibaca bisa satu paragraf atau lebih bergantung pada kemungkinan
waktu yang tersedia.
4) Tahap
terakhir, adalah tanya jawab dan pembahasan jawaban pertanyaan.
d. Strategi Membaca dan Berpikir Secara Langsung
(MBL)
Tujuan
penggunaan strategi MBL
(atau DRTA = Direct Reading Thinking
Activities) adalah untuk melatih siswa untuk berkonsentrasi dan
“berpikir keras” guna memahami isi bacaan secara serius. Adapun langkah-langkah
kegiatannya di bawah ini.
1) Guru
meminta siswa membaca judul teks bacaan. Apabila mungkin, siswa diminta
memperhatikan gambar, dan subjudul secara cepat. Setelah itu guru bertanya
kepada siswa sebagai pembangkit prediksi dan penciptaan konsentrasi saat
membaca. Pertanyaan tersebut misalnya “Apa
kira-kira isi paragraf selanjutnya? Mengapa Kalian membuat pemikiran demikian?”
2) Guru
meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau dua paragraf bacaan dengan
berkonsentrasi untuk menemukan
kebenaran/kesalahan peramalan yang dilakukan semula.
3) Bagian
lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan ditutup dulu dengan kertas. Setelah
membaca dalam hati guru mengajukan pertanyaan, “Apa kira-kira isi paragraf
berikutnya?” “Mengapa Kalian memperkirakan demikian?”
4) Langkah
seperti tersebut di atas dilakukan sampai dengan bacaan itu habis/selesai dibaca.
Selanjutnya dapat dilakukan menjawab pertanyaan tentang isi bacaan atau
kagiatan yang lain.
e. Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban
(PPJ)
Strategi PPJ (atau QAR = Questions-Answer Relationship)
digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai
informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang.
Pertanyaan dapat disusun oleh guru atau dapat memanfaatkan daftar pertanyaan
yang ada dalam bacaan.
Adapun
tahapan
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1)
Guru mengemukakan tujuan pengajarannya, problem yang
mesti dipecahkan siswa, dan cara yang perlu dilakukan siswa untuk memecahkan
masalah. Masalah yang dipecahkan siswa adalah memahami dan menjawab pertanyaan
dalam berbagai jenis dan tingkatannya.
2)
Siswa melakukan kegiatan membaca senyap. Setelah
kegiatan membaca selesai, dilakukan kegiatan tanya jawab dan pembahasan.
3)
Pertanyaan yang penemuan jawabannya memerlukan berbagai
sumber dan berbagai kegiatan lain, misalnya pengamatan dan wawancara diberikan
dalam bentuk tugas untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Pengerjaan tugas
seyogyanya dikerjakan secara kelompok.
f. Strategi Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan
(PPIB)
Strategi PPIB (atau GMA = Group Mapping Activities)
digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami
bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan, misalnya bacaan cerita dan
memetakan isi bacaan secara umum. Adapun tahapan pembelajarannya adalah sebagai
berikut.
1)
Persiapan : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diminta membuat diagram
plot cerita.
2)
Proses Membaca: Siswa membaca dalam hati tanpa
diinterupsi oleh guru dalam waktu yang ditentukan.
3)
Selanjutnya siswa diminta mengemukakan pemahaman isi
bacaan, misalnya plot dalam bentuk bagan. Berdasarkan bagan yang disusun, siswa
diminta mengemukakan satuan kelompok isinya secara lisan. Siswa lain diminta
menanggapi.
2.2.2
Strategi
Pembelajaran Menulis
Strategi
pengajaran menulis dijelaskan di bawah ini.
a. Strategi Proses Menulis Terbimbing
(PMT)
Strategi PMT (atau GWP = Guiding Writing Process) pada intinya adalah mengajar
siswa dengan kegiatan menulis dengan mencontoh model karangan yang telah
dibacanya. Kegiatan yang ditempuh, adalah di bawah ini.
1)
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara melakukan
kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh siswa.
2)
Siswa membaca teks dan mempelajarinya ditinjau dari
judul, huibungan ide-ide pokok, dan pola pengembangan paragrafnya. Dalam
penulisan cerita diawali dengan membaca
cerita untuk memperoleh gambaran bagian-bagian cerita, isi bagan yang satu
dengan yang lain.
3)
Berdsarkan pemahaman contoh model yang dibacanya, siswa
melakukan kegiatan (1) pramenulis, (2)menulis draf, dan (3) melakukan
perbaikan.
b. Strategi Menulis Secara Langsung
(MSL)
Strategi MSL (atau DWA = Direct Writing Activities)
dilakukan misalnya pada saat siswa menulis buku, atau menulis dalam buku
harian, dan menulis karya ilmiah. Adapun langkah-langkahnya adalah di bawah
ini.
1)
Siswa diminta menentukan topik karangan melalui kegiatan tukar pendapat
dengan teman/kelompok diskusi. Guru membantu membangkitkan gambaran topik yang
mungkin digarap.
2)
Guru membantu siswa menggambarkan kerangka karangan
Misalnya melalui webbing, mendaftar
ide-ide pokok dan sebagainya.
3)
Siswa memanfaatkan sumber informasi yang bisa diperoleh
dan menyusun draf karya tulis.
4)
Siswa saling menukarkan dan mempelajari draf karangan dan
saling memberi bahan masukan
a.
Guru mengoreksi draf karangan siswa dan mengadakan
pembahasan secara singkat dengan difokuskan pada bagian-bagian yang perlu
diperbaiki
b.
Siswa memperbaiki draf sesuai dengan masukan teman dan
guru.
c.
Siswa menuliskan kembali dan memublikasikan melalui
mading atau membacakan di depan kelas.
PELATIHAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran
di bawah ini susunlah langkah pembelajarannya dengan memilih strategi yang
sesuai!
Berdasarkan strategi yang Anda
pilih tulislah alasan Anda mengapa menggunakan strategi tersebut.
Rangkuman
Keterampilan berbahasa
tulis terdiri atas keterampilan membaca dan menulis. Membaca merupakan
kegiatan memahami bahasa tulis, sedangkan menulis adalah kegiatan menggunakan
bahasa tulis sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan.
Strategi Pengajaran Membaca
a.
Strategi Kegiatan Membaca Langsung/KML atau DRA (Direct Reading Activities)
b. Strategi
SQ3R (Survey, Questions, Read, Recite,
Review): Tujuan penggunaan
strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca,
melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan dengan isi
bacaan, dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif.
c.
Strategi Membaca-Tanya Jawab/MTJ atau Request (Reading-Question): Strategi ini
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan
pengambilan kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi
bacaan.
d. Strategi
Membaca dan Berpikir Secara Langsung/MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities): Tujuan penggunaan strategi
ini, adalah untuk melatih siswa untuk berkonsentrasi dan “berpikir keras”
guna memahami isi bacaan secara serius.
e.
Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban/PPJ atau QAR (Questions-Answer Relationship):
Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh
berbagai informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai
bidang.
f.
Strategi Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan/PPIB
atau GMA (Group Mapping Activities):
Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan
memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan.
2.
Strategi
Pengajaran Menulis
1) Strategi
Proses Menulis Terbimbing/PMT atau GWP (Guiding
Writing Process) Strategi PMT pada intinya adalah mengjar siswa dengan
kegiatan menulis dengan mencontoh model karangan yang telah dibacanya.
2) Strategi
Menulis Secara Langsung/MSL atau DWA (Direct
Writing Activities) Strategi ini dilakukan misalnya pada
saat siswa menulis buku, atau menulis dalam buku harian, dan menulis karya
ilmiah.
|
TES FORMATIF
Untuk lebih memahamkan Anda terhadap materi yang sudah
dipelajari pada Unit 1, cobalah Anda mengerjakan soal di bawah ini.
1.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
a.
Bagaimana hubungan antara pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran?
b.
Bagaimana ciri-ciri kelas dengan pendekatan terpadu?
c.
Bandingkan antara pendekatan terpadu dengan pendekatan
komunikatif, adakah persamaan dan perbedaannya? Jelaskan!
2.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV, Bu Citra bermaksud melaksanakan pembelajaran
dengan tujuan “siswa dapat menulis surat undangan dengan menggunakan pilihan
kata yang tepat.” Bu Citra sudah mempersiapkan media berupa surat undangan
rapat panitia pondok ramadan tentang penyelenggaraan kegiatan Ramadan. Setelah itu, Bu Citra menjelaskan
bagian-bagian surat dengan memanfaatkan contoh surat tersebut. Kegiatan
selanjutnya guru bertanya jawab tentang
bagian-bagian surat dinas. Dan terakhir Bu Ida memberikan tes berupa
pertanyaan-pertanyaan tentang isi surat dan tentang bagian-bagian surat.
Bagaimanakah
pendapat`Anda tentang pembelajaran menulis yang dilakukan oleh Bu Citra
tersebut jika dilihat dari pendekatan komunikatif dan menulis proses (the process writing)?
1) Menurut
Anda apakah sudah sesuai pendekatan komunikatif yang digunakan dalam
pembelajaran tersebut? Berikan alasan jawaban Anda!
2) Adakah
kesalahan langkah pembelajaran menulis yang dilakukan oleh bu Citra dalam meningkatkan
kemampuan menulis siswa? Jika ada, jelaskan alasannya.
Balikan dan Tindak Lanjut
Setelah
selesai mengerjakan soal-soal di atas, cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci
jawaban Tes Formatif yang ada dibagian
akhir suplemen ini. Cobalah hitung jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus
di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi suplemen
unit 3
ini.
Rumus:
Jumlah
jawaban Anda yang benar
Tingkat
penguasaan = ------------------------------------------ x 100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90% -100% = baik sekali
80% - 89%
= baik
70% - 79%
= cukup
< 70% = kurang
Jika Anda mencapai tingkat 80% atau lebih,
Anda boleh melanjutkan mempelajari suplemen 4! Tetapi, bila tingkat penguasaan Anda masih di
bawah 80% sebaiknya Anda mengulangi materi suplemen unit 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Glosarium
Kompetensi komunikatif : kemampuan menggunakan bahasa dalam berbagai konteks
komunikasi.
Pendekatan komunikatif : merupakan
pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa
pengajaran bahasa mengarahkan pada tujuan yang mementingkan fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi
Pendekatan komunikatif : merupakan
pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa pengajaran bahasa mengarahkan
pada tujuan yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
Pendekatan
kontekstual : merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata
Pendekatan
terpadu : pendekatan yang
dilandasi oleh pemikiran bahwa aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara
terpadu, tidak pernah bahasa digunakan secara terpisah dari aspek demi aspek
Penggunaan
strategi KML : (atau DRA = Direct Reading Activities) adalah strategi
untuk mengembangkan kemampuan membaca secara
komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa
berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif.
Strategi pembelajaran : adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan
terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentukan sistem
pembelajaran dan penggunaan siasat tertentu.
Strategi
PMT : (atau GWP = Guiding Writing Process) merupakan strategi yang pada intinya adalah mengajar siswa dengan kegiatan menulis dengan mencontoh
model karangan yang telah dibacanya.
Strategi
PPIB : (atau GMA = Group Mapping Activities) merupakan strategi yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami
bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan, misalnya bacaan cerita dan
memetakan isi bacaan secara umum.
Strategi
PPJ : (atau QAR = Questions-Answer Relationship) merupakan strategi yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai
informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang.
Daftar Pustaka
Aminuddin. 1996. Isi
dan Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia Pendekatan Terpadu dan Pendekatan
Proses. Malang: FPBS IKIP Malang.
Anderson, P.S. Langauge Skils in Elementaruyy Eduacation. New York:
Macmillan Pubshing Co., Inc.
Burn, P. C, Roe, B. D. & Ross, P. E. 1996. Teaching Reading in Today’s Elementary
Schools. Boston: Houghton Mifflin Company.
Burns, Pauls C.: Betty D. Roe; dan Elinor P,Ross. 1996. Teaching Reading
in Today;s Elementary Schools Boston:Hougthon Mifflin Company.
Cox, Carole. 1999. Teaching Language Arts. USA: Allyn Bacon.
Danandjaya, James. 1994. Folklor
Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama
Grafiti.
Depdiknas. 2004. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas, 2006. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah: Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia. Jakarta:
BNSP.
Kompas. 30
Agustus 1997. Perlu, Pelajaran Sastra
Anak pada Sekolah Dasar.
Mulyati, Yeti, dkk. 2007. Keterampilan Berbahasa
Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Papas, C. C Keifer, B. Z. & Ilerestik. L. S. 1995. An Integrated Language Perspective in The
Elementary School Theory Into Action. New York: Longman Publisher.
Puspita, Linda. 2000. Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi
Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing Siswa Kelas V SD. Tesis Universitas
Negeri Malang. Tidak Diterbitkan.
Santoso, Puji, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suratinah dan Prakoso, Teguh. 2003. Pendekatan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Syafie’e.; Nurhadi dan Roekhan. 1993. Pengajaran Membaca Terpadu.
Bahasan Kursus Pebekalan Materi Guru Inti PKG Bahasa dan Sasatra Indoenesia.
Jakarta: Dirjen Pendasmen.
Wellek, Rene dan Austin
Warren. 1989. Teori Kesusastraan (Diindonesiakan oleh Melani Budianta).
Jakarta: PT Gramedia.
Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa Kelas Rendah. Jakarta:
Dikti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar