Selasa, 25 Februari 2014

PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD





Rounded Rectangle: UNIT 2
 



PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SD

Pendahuluan
Selamat datang pada suplemen BAC unit 2. Suplemen ini hadir di hadapan Anda dengan harapan dapat melengkapi BAC unit 2, 3, dan 4. Unit-unit tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan dikembangkan dalam suplemen ini.
Kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam suplemen ini, adalah Anda dapat  menguasai berbagai  pendekatan dan strategi pembelajaran  bahasa Indonesia di SD.  Indikatornya adalah: 1) mampu memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD, dan 2) mampu menjelaskan dan memilih strategi pembelajaran  bahasa Indonesia di SD,  baik lisan maupun tulis.
Kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam suplemen ini terdiri atas dua submateri yakni:
1.      Pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia di SD
2.      Strategi pembelajaran bahasa Indonesia di SD
Tujuan yang diharapkan setelah mempelajari suplemen ini adalah 1) mahasiswa dapat menjelaskan pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD; dan 2) mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menentukan strategi pembelajaran bahasa Indonesia SD sesuai dengan karakteristiknya.
Setelah tujuan yang diharapkan tercapai, maka pelajarilah subunit berikutnya dengan seksama. Mulailah dengan membaca konsep, uraian, dan contoh pada bagian awal setiap subunit. Bila menemukan kata atau istilah yang sulit dipahami, gunakan kamus untuk menemukan maknanya.
Selanjutnya, bila Anda telah memahami konsep, uraian, dan contoh, kerjakan pelatihan satu per satu hingga selesai. Jika Anda belum berhasil menjawab dengan benar semua latihan, perhatikan baik-baik sekali lagi petunjuk jawaban pelatihan. Jika perlu, baca kembali konsep, uraian, dan contoh sehubungan dengan jawaban pelatihan tersebut. Tetapi,  jika Anda berhasil menjawab sebagian besar soal pelatihan, lanjutkan dengan mengerjakan tes formatif.
Dalam mengerjakan tes formatif, jawab lebih dahulu semua soal, kemudian cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang tersedia. Cobalah dengan sabar mengamati dan menemukan materi yang masih belum Anda pahami. Gunakan pelatihan serta penjelasan konsep, uraian, dan contoh untuk menolong Anda. Pusatkan perhatian Anda secara penuh kepada aktivitas menjawab soal.

Silakan mengikuti, semoga Anda sukses!




Rounded Rectangle: SUBUNIT 1Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Sekolah Dasar

Pendahuluan
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD, guru terkadang masih dibingungkan oleh istilah pendekatan, metode, model, strategi, dan teknik. Oleh karena itu, pada bagian ini akan dibicarakan berbagai pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, agar Anda dapat memahami substansi istilah di atas.
Berikut ini beberapa pendekatan pembelajaran bahasa yang selayaknya Anda ketahui.

1.    Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa  pengajaran bahasa mengarahkan pada tujuan yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Siswa dibimbing untuk dapat menggunakan bahasa, bukan untuk mengetahui tentang bahasa. Pengajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif bertujuan membentuk kompetensi-kompetensi komunikasi, bukan semata-mata membentuk kompetensi kebahasaan. Yang dimaksud dengan kompetensi komunikatif, adalah kemampuan menggunakan bahasa dalam berbagai konteks komunikasi.
Littlewood (dalam Zuchdi, 1997:34) menyatakan bahwa pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran (1) pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa pada fungsi komunikatif, (2) membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa.
Sehubungan dengan pendapat tersebut, dalam kegiatan belajar mengajar, kepada siswa diberikan pelatihan seperti di bawah ini.
a.      Memberikan informasi terbatas.
Contoh: menemukan/mencari pasangan yang cocok, mengidentifikasi gambar, menemukan informasi yang ditiadakan.
b.      Memberikan informasi bebas
Contoh: mengkomunikasikan gambar, menemukan perbedaan, menyusun kembali bagian-bagian cerita yang diacak.
c.      Mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah
d.      Menyusun informasi
e.      Kegiatan interaksi: percakapan, diskusi, berdialog, wawancara, berpidato dan sebagainya.

Contoh implementasinya:  Memberikan informasi bebas
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran
Peran Guru
Kegiatan siswa

Kegiatan awal



a.   Apersepsi: berupa tanya jawab tentang pengalaman siswa mendengarkan cerita.
b.   Penginformasian target yang hendak dicapai siswa, dalam pembelajaran, yaitu menyusun kembali bagian-bagian cerita

a.  Tanya jawab tentang bentuk-bentuk karya sastra.
b.  menyimak informasi guru tentang target belajar yang harus dikuasai.


Kegiatan Inti









a.    membagi siswa  menjadi beberapa kelompok
b.    memberi potongan gambar cerita (tanpa dialog)  kepada setiap kelompok
c.    setiap anggota kelompok diberi potongan gambar tanpa mengetahui bagian gambar yang dipegang oleh anggota yang lain.
d.    menyuruh kelompok menentukan urutan aslinya dan menyusun kembali cerita tersebut.
e.     mengecek apakah  siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
f.     memberikan pujian/penghargaan kepada siswa


a.    Berdiskusi kelompok  masing-masing anggota mengungkapkan kalimat yang ada kaitannya dengan bagian gambar yang dibawanya.
b.    Kelompok menyusun kembali cerita tersebut
c.     Wakil dari kelompok mempresentasikan hasil kerjanya ke depan kelas.

Kegiatan penutup

a.  Mengarahkan siswa untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari.
b.  Menerapkan penilaian autentik (authentic assesment).

a. siswa menempelkan hasil pekerjaannya di papan buletin agar dibaca oleh teman-temannya atau orang lain
b. mengerjakan tugas rumah sesuai penugasan guru.

 Di bawah ini disajikan tabel untuk menganalisis RPP yang menggunakan pendekatan komunikatif sebagaimana yang dikemukakan oleh Brumfit dan Finocchiaro (dalam Richards dan Rogers, 186:87). Untuk dapat menganalisis, Anda memberi tanda centang berdasarkan ada tidaknya ciri pendekatan komunikatif dalam RPP tersebut!

NO.
CIRI PENDEKATAN KOMUNIKATIF
ADA
TIDAK ADA
1.
makna merupakan hal yang terpenting           


2.
percakapan harus berpusat di sekitar fungsi komunikatif dan tidak dihafalkan secara normal


3.
kontekstualisasi merupakan premis pertama


4.
belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi


5.
komunikasi efektif dianjurkan


6.
latihan penubihan atau drill diperbolehkan, tetapi tidak memberatkan


7.
ucapan yang dapat dipahami diutamakan


8.
setiap alat bantu peserta didik diterima dengan baik


9.
segala upaya untuk berkomunikasi dapat didorong sejak awal


10.
penggunaan bahasa secara bijaksana dapat diterima bila memang layak


11.
terjemahan digunakan jika diperlukan peserta didik


12.
membaca dan menulis dapat dimulai sejak awal


13.
sistem bahasa dipelajari melalui kegiatan berkomunikasi


14.
komunikasi komunikatif merupakan tujuan


15.
variasi linguistik merupakan konsep inti dalam materi dan metodologi


16.
urutan ditentukan berdasarkan pertimbangan isi, fungsi, atau makna untuk memperkuat minat belajar


17.
guru mendorong peserta didik agar dapat bekerja sama dengan menggunakan bahasa itu


18.
bahasa diciptakan oleh peserta didik melalui mencoba dan mencoba


19.
kefasihan dan bahasa yang berterima merupakan tujuan utama, ketepatan dinilai dalam konteks bukan dalam keabstrakan


20.
peserta didik diharapkan berinteraksi dengan orang lain melalui kelompok atau pasangan, lisan dan tulis


21.
guru tidak bisa meramal bahasa apa yang akan digunakan peserta didiknya


22.
motivasi intrinsik akan timbul melalui minat terhadap hal-hal yang dikomunikasikan



2.    Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu ini dilandasi oleh pemikiran bahwa aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu, tidak pernah bahasa digunakan secara terpisah dari aspek demi aspek. Selain empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, materi kebahasaan perlu diberikan kepada siswa SD. Adapun materi kebahasaan tersebut mencakup:
a.      Lafal dan intonasi ada pada keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca
b.      Ejaan dan tanda baca: berkaitan dengan keterampilan membaca dan menulis
c.      Struktur, berkenaan dengan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
d.      Kosakata berkaitan dengan semua aspek yang lain, baik aspek keterampilan berbahasa maupun struktur.

Contoh Pemaduan Keterampilan dan Aspek Kebahasaan  Pendekatan Terpadu
a.      Saat guru mengajarkan berbicara, sekaligus guru mengajarkan lafal, intonasi, kosakata, dan struktur.
b.      Saat guru mengajarkan menulis, sekaligus mengajarkan ejaan, penggunaan tanda baca, kosakata, dan struktur.
c.       Saat guru mengajarkan  keterampilan sekaligus guru mengajarkan lafal, intonasi, kosakata, dan struktur.  Menyimak dapat dipadukan dengan keterampilan berbicara maupun menulis.
Dalam praktik pembelajarannya pendekatan terpadu dilakukan dengan memadukan aspek-aspek keterampilan berbahasa, seperti di bawah ini.
a.       menyimak dan berbicara: guru menceritakan sebuah cerita, siswa menyimak cerita tersebut. Setelah selesai siswa diminta menceritakan kembali di depan kelas.
b.      menyimak dan menulis:  guru memperdengarkan rekaman berita, siswa menyimak. Setelah selesai  selanjutnya siswa disuruh menuliskan pokok-pokok berita.
c.       membaca – menyimak – berbicara: Siswa diberi tugas membacakan teks puisi, siswa yang lain menyimak selanjutnya siswa diminta menceritakan isi puisi dengan menggunakan kalimatnya sendiri.
d.      membaca dan menulis: guru menugasi siswa membaca teks selanjutnya siswa diminta membuat ringkasan teks tersebut. 

3.    Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa (Suryanti, dkk., 2009:4).
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dilaksanakan dengan melibatkan tujuh komponen utama, yakni: a) konstruktivisme (constructivism), b) bertanya (questioning), c) menemukan (inquiri), d) masyarakat belajar (learning community), e) pemodelan (modeling), f) refleksi (reflection) dan g) penilaian autentik (authentic assessment) (Nurhadi, 2004:31).
Di bawah ini disajikan contoh penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran.

Standar Kompetensi :
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan puisi untuk anak.
Kompetensi Dasar    :
            Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
Indikator
1)   Menentukan topik puisi yang akan ditulis
2)   Menulis puisi dengan memanfaatkan benda-benda sekitar sebagai media.
3)Menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
Pendekatan:  kontekstual

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
Fase
Peran Guru
Kegiatan siswa

Kegiatan awal

Ø Konstruktivisme (Constructivism)
Ø Questioning :
Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan mengetahui kemampuan berpikir siswa


a.    Apersepsi: tanya jawab tentang bentuk karya sastra puisi/prosa sebagai sarana untuk membangkitkan skemata siswa mengenai puisi.
b.    Penginformasian target yang hendak dicapai siswa, dalam pembelajaran menulis puisi, yaitu menemukan kata-kata dan menyusun kalimat yang dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan siswa, menyusunnya dalam bentuk puisi sesuai dengan tema pembelajaran
c.    Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.

a.  Tanya jawab tentang bentuk-bentuk karya sastra.
b.  menyimak informasi guru tentang target belajar yang harus dikuasai.


Kegiatan Inti

















Ø Konstruktivisme (Constructivism)

Ø Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerjasama antar siswa.

Ø Memodelkan (modelling)



a.    Siswa diminta mengamati objek-objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b.    Berdasarkan objek tersebut dilakukan Curah pendapat (brainstorming) untuk mengungkapkan suatu kalimat yang ada kaitannya dengan tema pembelajaran dan objek-objek  yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis puisi.
c.    Setiap kalimat yang diungkapkan oleh siswa ditulis guru di papan tulis.
d.    puisi dengan kalimat-kalimat yang Guru mendemonstrasikan menulis dituliskan tadi.

a.     Siswa mengamati objek-objek yang ada di lingkungan sekitar.
b.     Siswa brainstorming mengungkapkan kalimat yang ada kaitannya dengan benda yang diamati.

Ø Inquiry
a.     Siswa diminta mengamati benda-benda yang lain yang disediakan oleh guru,misalnya bermacam-macam buah, peralatan sekolah, dsb.
b.     Siswa diminta memilih satu benda untuk dijadikan objek tulisan puisi.
c.     Guru membimbing siswa untuk menemukan kata-kata dengan pertanyaan-pertanyaan panduan yang ada kaitannya dengan objek-objek konkret yang dimanfaatkan guru sebagai media pembelajaran.
d.     Guru membimbing siswa untuk menyusun puisi berdasarkan kata-kata konkret yang ditemukan.
a.   Siswa diminta mengamati benda-benda yang ada di sekitarsediakan oleh guru,misalnya bermacam-macam buah, peralatan sekolah, dsb.
b.   Siswa menuliskan kata-kata berdasarkan kesan visual hasil pengamatannya
c.   Siswa menyusun kata-kata tersebut menjadi sebuah puisi sederhana.
d.   Siswa memberi ilustrasi gambar pada karya puisinya.
Kegiatan penutup
Ø Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).
Ø Refleksi (Reflection)


a.     Guru mengecek apakah  siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
b.     Siswa disuruh membacakan puisinya agar didengar oleh teman-temannya
c.     Guru memberikan reward kepada siswa.
d. Hasil tulisan siswa ditempelkan di papan buletin agar dibaca oleh teman-temannya atau orang lain.
e. Mengarahkan siswa untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari.
f.  Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).
a.  Siswa menuliskan kembeli puisi yang telah disusunnya dengan menerapkan ejaan yang benar
b.  Siswa membacakan puisinya agar didengar oleh teman-temannya
c.  Siswa menempelkan hasil tulisan puisinya di papan buletin agar dibaca oleh teman-temannya atau orang lain
d.     Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan memberikan tugas rumah membuat puisi berdasarkan objek lain.
Mengerjakan tugas rumah sesuai penugasan guru.

Langkah Implementasi:
1)      Tentukan dulu  kurikulum yang akan dijadikan landasan pembelajarannya
2)      Pilih KD yang ada dalam kurikulum
3)      Jabarkan indikator pembelajarannya
4)      Rencanakan materi yang sesuai dengan KD dan indikator yang telah Anda susun
5)      Berdasarkan karakteristik bidang studi, KD, indikator, dan materinya tentukan pendekatan pembelajarannya yang nantinya  sebagai penentuan langkah-langkah kegiatan pembelajarannya.








Rounded Rectangle: SUBUNIT 2Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia
2.1 Strategi Pembelajaran Bahasa Lisan
Perlu Anda ingat bahwa keterampilan berbahasa lisan meliputi menyimak dan berbicara. Dalam kegiatan berbahasa sehari-hari, menyimak dan berbicara berlangsung dalam waktu bersamaan. Bila ada yang menyimak pasti ada yang berbicara. Demikian pula sebaliknya.
Dengan demikian, dalam pembelajaran menyimak tentunya tidak dapat dipisahkan dengan pembelajaran berbicara. Kedua kegiatan ini merupakan proses interaksi antarwarga dalam masyarakat yang ditopang oleh alat komunikasi yang disebut bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama. Dalam pembelajaran komunikasi lisan antara pembicara dan penyimak dapat berganti peran secara spontan, dari pembicara menjadi penyimak.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang strategi-strategi meningkatkan bahasa lisan tersebut, perlu Anda perhatikan hal berikut.


Text Box:                 
Cara meningkatkan kemampuan menyimak siswa
1.	Guru  harus  mampu  menjadi  penyimak  yang  baik: perlu kita yakini siapa yang tidak mampu menyimak dengan baik, tidak mungkin dapat menjawab pertanyaan dengan baik, termasuk pertanyaan siswa kepada guru.
2.	Partisipasi kelompok: kerja kelompok dapat menolong siswa mengembangkan sikap sosial yang positif, saling mendengarkan, bertanya dan saling berpendapat, dan menjawab.
 














Agar pembelajaran berbahasa lisan memperoleh hasil yang baik, strategi pembelajaran yang digunakan guru harus memenuhi kriteria berikut.
1.    Relevan dengan tujuan pembelajaran.
2.    Menantang dan merangsang siswa untuk belajar.
3.    Mengembangkan kreativitas siswa secara individual ataupun kelompok.
4.    Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
5.    Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
6.    Mudah diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan yang rumit.
7.    Menciptakan suasana belajar-mengajar yang menyenangkan.

2.1.1        Strategi  Pembelajaran Menyimak
Ada beberapa strategi pembelajaran yang menjadi alternatif pilihan guru untuk mengajarkan menyimak, antara lain di bawah ini.
a.    Strategi Pertanyaan dan Jawaban (PJ)
Strategi ini merupakan strategi yang paling sederhana dalam KBM menyimak. Tahap-tahapan kegiatannya adalah :
1)   Guru mengemukakan judul bahan simakan
2)   Guru mengajukan pertanyaan berkenaan dengan isi simakan yang akan dibicarakan
3)   Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara langsung.
4)   Setelah materi simakan selesai dibacakan guru memberi kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
5)   Guru mengadakan tanya-jawab dengan siswa.
6)   Siswa mengemukakan kembali informasi yang telah diperoleh, (dapat dikemukakan secara tertulis maupun lisan).

b. Strategi Kegiatan Menyimak Secara Langsung (KML)
Tahapan KML (atau DLA = Direct Listening Activities) adalah:
1)   Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan skemata siswa. Selanjutnya guru mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam menyimak.
2)   Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan yang dibacakan oleh guru.
3)   Guru melakukan tanya jawab tentang isi simakan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan yang terdapat dalam buku. Guru hendaknya menambahkan pertanyaan yang dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa atau masalah lain yang aktual.
4)   Guru memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang berfungsi untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam menyimak.

c. Strategi Menyimak dan Berpikir Langsung (MBL)
Tahapan MBL (atau DLTA= Direct Listening Thinking Activities) adalah:
1)   Persiapan menyimak: Pada tahap ini guru memberitahukan judul cerita yang akan disimak, misalnya “Saat Sendirian di Rumah”. Berdasarkan judul tersebut guru menanyakan kepada siswa ‘Bagaimana seandainya pada malam hari Anda sendirian di rumah?’ Untuk membangkitkan imajinasi siswa, guru dapat menunjukkan gambar rumah yang gelap. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan ‘Apa kira-kira isi cerita yang akan dibacakan?’, ‘Apa yang kira-kira menarik dari cerita itu?’, ‘Bagaimana seandainya peristiwa itu terjadi pada kalian? Dan seterusnya.
2)   Membaca Nyaring: Guru membacakan cerita dengan suara nyaring secara menarik dan hidup. Pada bagian tertentu yang dianggap memiliki hubungan dengan prediksi dan tujuan pembelajaran, guru menghentikan pembacaan dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Apa simpulan yang kalian peroleh, apa yang terjadi kemudian, apa yang terjadi selanjutnya, dan sebagainya. Setelah tanya jawab dianggap cukup, guru melanjutkan membacakan lagi.
3)   Refleksi dan penyampaian pendapat. Guru mengakhiri pembacaan, selanjutnya guru meminta siswa mengemukakan kembali isi cerita.

2.1.2 Strategi Pembelajaran Berbicara
Kegiatan berbicara meliputi berbagai bentuk, dan setiap bentuk memiliki kekhasan. Secara umum prosedur KBM yang dirancang perlu memperhatikan langkah KBM pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut atau pascabicara. Pada tahap persiapan, misalnya langkah kegiatan bisa berupa penyiapan naskah sambutan. Tahap pelaksanaan mengacu pada kegiatan yang dilakukan siswa ketika membacakan naskah sambutan. Sementara tindak lanjut diisi dengan kegiatan penilaian pembacaan naskah sambutan.
Pembelajaran keterampilan berbicara di SD bertujuan agar siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi sesuai dengan konteks peristiwa tutur secara efektif dan santun. Pembelajaran salah satu kompetensi berbahasa ini juga dimaksudkan untuk meiningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi yang bersifat produktif lisan, baik dalam kelas maupun komunikasi di luar kelas (Depdiknas, 2006). Di bawah ini disajikan strategi pembelajaran berbicara, yakni Strategi Amati-Bicara (Amabira).

Contoh Tahapan-tahapan kegiatannya
       Strategi  Amati-Bicara (Amabira)
Langkah-langkah Pembelajaran:
Kegiatan Awal:
1.           Mempersiapkan kondisi kelas dengan mengingatkan kepada siswa agar menempati barisan kursi yang lebih depan.
2.           Bertanya jawab tentang cara belajar yang paling banyak ditempuh oleh setiap siswa.
3.           Bertanya jawab tentang hubungan kemampuan berbicara dan penggunaan alat indera.
4.           Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti:
1.           Pembentukan kelompok dengan anggota maksimal 5 orang.
2.           Kelompok mengamati gambar  yang dipajang oleh guru mengidentifikasi, dan mencatat hasil identifikasi gambar tersebut.
3.           Setiap kelompok berdisusi tentang apa dan cara mempresentasikan hasil identifikasinya di kelas secara lisan.
4.           Mempresentasikan dengan memberikan penjelasan tentang gambar yang telah diamati.
5.           Bertanya jawab berbagai kesulitan yang dihadapinya ketika mempresentasikan hasil pengamatan dan solusi yang dapat digunakannya.
6.           Guru memberikan koreksi tentang pilihan kata, intonasi, dan sistematika berbicara siswa saat di depan kelas tadi
7.           Guru memberikan pujian bagi yang tampilan berbicaranya bagus.
Kegiatan Akhir:
1.           Merangkum hasil pembelajaran.
2.           Refleksi terhadap pembelajaran hari itu.

               Go to fullsize image 
               Gambar yang diamati
    Go to fullsize image                     Go to fullsize image
   Gambar yang diamati                     Gambar yang diamati       


Latihan
Berdasarkan SK dan KD dan langkah pembelajaran yang disusun di bawah ini, menurut Anda:
a.       sudah sesuaikah langkah pembelajaran yang disusun? Kalau belum tunjukkan di mana ketidaksesuaiannya?
b.      Menurut Anda strategi apa yang sesuai untuk mengajarkan KD di atas?
c.       Perbaiki bagaimana langkah yang betul sesuai dengan strategi yang Anda pilih?


Standar Kompetensi
Menyimak: Memahami wacana lisan tentang berita dan drama pendek.

Kompetensi Dasar
Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio.

Langkah Pembelajaran
1.  Pendahuluan:   5 menit                                                                                                       
§  Guru menanyakan kesiapan siswa,                                                      
§  Guru menunjukkan gambar ilustrasi peristiwa pemungutan suara/Pemilu dan
bertanya jawab tentang hal yang berhubungan dengan gambar tersebut.
§  Guru bertanya kepada siswa tentang pengalaman mendengarkan berita di TV,
atau radio (untuk membangkitkan pengalaman dan pengetahuan siswa tentang
materi yang akan diajarkan).
§  Memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu “Pemilihan umum”
§  Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.
2.  Kegiatan Inti  : 60 menit
§  Siswa mendengarkan rekaman berita yang diputar oleh guru melalui tape recorder
§  Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang isi berita tadi.
§  Siswa menjawab pertanyaan guru tentang berita yang didengar.
§  Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan anggota 3-4 siswa tiap kelompok Secara berkelompok siswa mendiskusikan pokok-pokok berita yang dijelaskan oleh guru.
§  Secara bergilir wakil dari kelompok melaporkan hasil kerja kelompok (dipresentasikan ke depan kelas).
§  Siswa menuliskan harapan/tanggapan tentang isi berita.
§    Siswa menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru.
3.  Kegiatan Akhir : 5 menit
§  Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
§  Guru memberikan tugas di rumah sebagai tindak lanjut untuk menyimak satu  berita yang didengar dari  salah satu chanel TV, kemudian menuliskan pokok-pokok berita untuk dilaporkan secara individu pada pertemuan berikutnya.


2.2 Strategi Pembelajaran Bahasa Tulis
Para mahasiswa, pada subunit 2 ini Anda diajak mempelajari strategi pembelajaran bahasa tulis. Keterampilan berbahasa tulis terdiri atas keterampilan membaca dan menulis. Membaca merupakan kegiatan memahami bahasa tulis, sedangkan menulis adalah kegiatan menggunakan bahasa tulis sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan. Kedua keterampilan tersebut akan dibahas di bawah ini.

2.2.1  Strategi Pembelajaran Membaca
Keterampilan membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa tulis yang bersifaf reseptif perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh karena itu, peranan pengajaran bahasa Indonesia khususnya pengajaran membaca di SD menjadi sangat penting. Peran tersebut semakin penting bila dikaitkan dengan tuntutan pemilikan kemahirwacanaan dalam abad informasi (Joni, 1995:5). Pengajaran bahasa Indonesia di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan. Untuk itu perlu diupayakan keberhasilannya dengan memilih strategi yang tepat dalam pembelajaran.

a.    Strategi Kegiatan Membaca Langsung/KML
     Penggunaan strategi KML (atau DRA = Direct Reading Activities) adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif. Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai berikut.
1)      Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bacaan sebagai pembangkitan pengalaman dan pengetahuan siswa serta mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam membaca.
2)      Guru meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca guru melakukan tanya jawab tentang isi bacaan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan seperti yang ada dalam buku teks. Guru dapat menambahkan pertanyaan sesuai dengan konteks kehidupan siswa maupun permasalahan lain yang aktual.
3)      Guru memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca yang telah dilakukannya. Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit dengan menggunakan kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari penggunaan struktur, ungkapan, dan peribahasa dalam bacaan.

b.    Strategi SQ3R (Survey, Questions, Read, Recite, Review)
            Tujuan penggunaan strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan dengan isi bacaan, dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif. Tahapan kegiatannya, adalah
1)      Tahap Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat (survey). Setelah itu guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang bacaan (questions). Pertanyaan dapat langsung memanfaatkan pertanyaan pada tahap pramembaca.Tujuan pertanyaan ini, adalah untuk membentuk konsentrasi siswa dan membangkitkan pengetahuan dan pengalaman awalnya.
2)      Proses membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan membaca (read). Sambil membaca, siswa membuat jawaban pertanyaan dan catatan ringkas yang relevan (recite).
3)      Pascamembaca: Siswa melakukan review, misalnya membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi bacaan, maupun kegiatan lanjutan lain yang secara kreatif bisa dikembangkan oleh guru.

c.    Strategi Membaca-Tanya Jawab/MTJ atau Request (Reading-Question)
Strategi ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan pengambilan kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi bacaan. Tahapan kegiatannya, adalah
1)      Guru menjelaskan tujuan pengajaran, masalah yang harus dipecahkan siswa, dan cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah
2)      Guru dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya menemukan fakta, mendapat ide pokok, penggunaan ungkapan, pendapat yang tidak relevan dengan fakta, dansebagainya. Untuk memecahkan masalah tersebut, guru dan siswa melakukan kegiatan membaca paragraf pertama bacaan
3)      Setelah membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta siswa meramalkan kemungkinan isi paragraf berikutnya. Guru dan siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Paragraf yang dibaca bisa satu paragraf atau lebih bergantung pada kemungkinan waktu yang tersedia.
4)      Tahap terakhir, adalah tanya jawab dan pembahasan jawaban pertanyaan.

d.    Strategi Membaca dan Berpikir Secara Langsung (MBL)
            Tujuan penggunaan strategi MBL (atau DRTA = Direct Reading Thinking Activities) adalah untuk melatih siswa untuk berkonsentrasi dan “berpikir keras” guna memahami isi bacaan secara serius. Adapun langkah-langkah kegiatannya di bawah ini.
1)      Guru meminta siswa membaca judul teks bacaan. Apabila mungkin, siswa diminta memperhatikan gambar, dan subjudul secara cepat. Setelah itu guru bertanya kepada siswa sebagai pembangkit prediksi dan penciptaan konsentrasi saat membaca. Pertanyaan tersebut misalnyaApa kira-kira isi paragraf selanjutnya? Mengapa Kalian membuat pemikiran demikian?”
2)      Guru meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau dua paragraf bacaan dengan berkonsentrasi untuk  menemukan kebenaran/kesalahan peramalan yang dilakukan semula.
3)      Bagian lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan ditutup dulu dengan kertas. Setelah membaca dalam hati guru mengajukan pertanyaan, “Apa kira-kira isi paragraf berikutnya?” “Mengapa Kalian memperkirakan demikian?”
4)      Langkah seperti tersebut di atas dilakukan sampai dengan bacaan itu habis/selesai dibaca. Selanjutnya dapat dilakukan menjawab pertanyaan tentang isi bacaan atau kagiatan yang lain.

e.    Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban (PPJ)
Strategi PPJ (atau QAR = Questions-Answer Relationship) digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang. Pertanyaan dapat disusun oleh guru atau dapat memanfaatkan daftar pertanyaan yang ada dalam bacaan.
Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1)   Guru mengemukakan tujuan pengajarannya, problem yang mesti dipecahkan siswa, dan cara yang perlu dilakukan siswa untuk memecahkan masalah. Masalah yang dipecahkan siswa adalah memahami dan menjawab pertanyaan dalam berbagai jenis dan tingkatannya.
2)   Siswa melakukan kegiatan membaca senyap. Setelah kegiatan membaca selesai, dilakukan kegiatan tanya jawab dan pembahasan.
3)   Pertanyaan yang penemuan jawabannya memerlukan berbagai sumber dan berbagai kegiatan lain, misalnya pengamatan dan wawancara diberikan dalam bentuk tugas untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Pengerjaan tugas seyogyanya dikerjakan secara kelompok.

f.      Strategi Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan (PPIB)
Strategi PPIB (atau GMA = Group Mapping Activities) digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan, misalnya bacaan cerita dan memetakan isi bacaan secara umum. Adapun tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut.
1)   Persiapan : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diminta membuat diagram plot cerita.
2)   Proses Membaca: Siswa membaca dalam hati tanpa diinterupsi oleh guru dalam waktu yang ditentukan.
3)   Selanjutnya siswa diminta mengemukakan pemahaman isi bacaan, misalnya plot dalam bentuk bagan. Berdasarkan bagan yang disusun, siswa diminta mengemukakan satuan kelompok isinya secara lisan. Siswa lain diminta menanggapi.


2.2.2        Strategi Pembelajaran Menulis
Strategi pengajaran menulis dijelaskan di bawah ini.
a.    Strategi Proses Menulis Terbimbing (PMT)
Strategi PMT (atau GWP = Guiding Writing Process) pada intinya adalah mengajar siswa dengan kegiatan menulis dengan mencontoh model karangan yang telah dibacanya. Kegiatan yang ditempuh, adalah di bawah ini.
1)      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara melakukan kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh siswa.
2)      Siswa membaca teks dan mempelajarinya ditinjau dari judul, huibungan ide-ide pokok, dan pola pengembangan paragrafnya. Dalam penulisan cerita  diawali dengan membaca cerita untuk memperoleh gambaran bagian-bagian cerita, isi bagan yang satu dengan yang lain.
3)      Berdsarkan pemahaman contoh model yang dibacanya, siswa melakukan kegiatan (1) pramenulis, (2)menulis draf, dan (3) melakukan perbaikan.

b.    Strategi Menulis Secara Langsung (MSL)
Strategi MSL (atau DWA = Direct Writing Activities) dilakukan misalnya pada saat siswa menulis buku, atau menulis dalam buku harian, dan menulis karya ilmiah. Adapun langkah-langkahnya adalah di bawah ini.
1)      Siswa diminta menentukan topik  karangan melalui kegiatan tukar pendapat dengan teman/kelompok diskusi. Guru membantu membangkitkan gambaran topik yang mungkin digarap.
2)      Guru membantu siswa menggambarkan kerangka karangan Misalnya melalui webbing, mendaftar ide-ide pokok dan sebagainya.
3)      Siswa memanfaatkan sumber informasi yang bisa diperoleh dan menyusun draf karya tulis.
4)      Siswa saling menukarkan dan mempelajari draf karangan dan saling memberi bahan masukan
a.       Guru mengoreksi draf karangan siswa dan mengadakan pembahasan secara singkat dengan difokuskan pada bagian-bagian yang perlu diperbaiki
b.      Siswa memperbaiki draf sesuai dengan masukan teman dan guru.
c.       Siswa menuliskan kembali dan memublikasikan melalui mading atau membacakan di depan kelas.


PELATIHAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran di bawah ini susunlah langkah pembelajarannya dengan memilih strategi yang sesuai!


Text Box: Kompetensi dasar: Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit.
 




Berdasarkan strategi yang Anda pilih tulislah alasan Anda mengapa menggunakan strategi tersebut.


Rangkuman
Keterampilan berbahasa tulis terdiri atas keterampilan membaca dan menulis. Membaca merupakan kegiatan memahami bahasa tulis, sedangkan menulis adalah kegiatan menggunakan bahasa tulis sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan.

Strategi  Pengajaran Membaca
a.     Strategi Kegiatan Membaca Langsung/KML atau DRA (Direct Reading Activities)
b.    Strategi SQ3R (Survey, Questions, Read, Recite, Review): Tujuan penggunaan strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan dengan isi bacaan, dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif.
c.     Strategi Membaca-Tanya Jawab/MTJ atau Request (Reading-Question): Strategi ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan pengambilan kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi bacaan.
d.    Strategi Membaca dan Berpikir Secara Langsung/MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities): Tujuan penggunaan strategi ini, adalah untuk melatih siswa untuk berkonsentrasi dan “berpikir keras” guna memahami isi bacaan secara serius.
e.     Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban/PPJ atau QAR (Questions-Answer Relationship): Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang.
f.      Strategi Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan/PPIB atau GMA (Group Mapping Activities): Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan.

2.    Strategi Pengajaran Menulis
1)   Strategi Proses Menulis Terbimbing/PMT atau GWP (Guiding Writing Process) Strategi PMT pada intinya adalah mengjar siswa dengan kegiatan menulis dengan mencontoh model karangan yang telah dibacanya.
2)   Strategi Menulis Secara Langsung/MSL atau DWA (Direct Writing  Activities) Strategi ini dilakukan misalnya pada saat siswa menulis buku, atau menulis dalam buku harian, dan menulis karya ilmiah.



TES FORMATIF
Untuk lebih memahamkan Anda terhadap materi yang sudah dipelajari pada Unit 1, cobalah Anda mengerjakan soal di bawah ini.
1.         Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
a.                   Bagaimana hubungan antara pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran?
b.                  Bagaimana ciri-ciri kelas dengan pendekatan terpadu?
c.    Bandingkan antara pendekatan terpadu dengan pendekatan komunikatif, adakah persamaan dan perbedaannya? Jelaskan!

2.         Dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV,  Bu Citra bermaksud melaksanakan pembelajaran dengan tujuan “siswa dapat menulis surat undangan dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.” Bu Citra sudah mempersiapkan media berupa surat undangan rapat panitia pondok ramadan tentang penyelenggaraan kegiatan Ramadan.  Setelah itu, Bu Citra menjelaskan bagian-bagian surat dengan memanfaatkan contoh surat tersebut. Kegiatan selanjutnya  guru bertanya jawab tentang bagian-bagian surat dinas. Dan terakhir Bu Ida memberikan tes berupa pertanyaan-pertanyaan tentang isi surat dan tentang bagian-bagian surat.
                 Bagaimanakah pendapat`Anda tentang pembelajaran menulis yang dilakukan oleh Bu Citra tersebut jika dilihat dari pendekatan komunikatif dan menulis proses (the process writing)?
1)      Menurut Anda apakah sudah sesuai pendekatan komunikatif yang digunakan dalam pembelajaran tersebut? Berikan alasan jawaban Anda!
2)      Adakah kesalahan langkah pembelajaran menulis yang dilakukan oleh bu Citra dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa? Jika ada, jelaskan alasannya.



Balikan dan Tindak Lanjut
Setelah selesai mengerjakan soal-soal di atas, cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif  yang ada dibagian akhir suplemen ini. Cobalah hitung jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi suplemen unit 3 ini.
Text Box: CRumus:
                                      Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan =  ------------------------------------------  x 100%
                                                                10 




Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
                90%  -100% = baik sekali
                80%  -  89% = baik
                70%  -  79% = cukup
                         < 70% = kurang
Jika Anda mencapai tingkat 80% atau lebih, Anda boleh melanjutkan mempelajari suplemen 4! Tetapi, bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80% sebaiknya Anda mengulangi materi suplemen unit 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai.




Glosarium


Kompetensi komunikatif                  : kemampuan menggunakan bahasa dalam berbagai konteks komunikasi.
Pendekatan komunikatif                   :   merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa  pengajaran bahasa mengarahkan pada tujuan yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
Pendekatan komunikatif                   :   merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa pengajaran bahasa mengarahkan pada tujuan yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
Pendekatan kontekstual                    :   merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata
Pendekatan terpadu                            :   pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu, tidak pernah bahasa digunakan secara terpisah dari aspek demi aspek
Penggunaan strategi KML                  : (atau DRA = Direct Reading Activities) adalah strategi untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif.
Strategi pembelajaran                         :   adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentukan sistem pembelajaran dan penggunaan siasat tertentu.
Strategi PMT                                         :   (atau GWP = Guiding Writing Process) merupakan strategi yang pada intinya adalah mengajar siswa dengan kegiatan menulis dengan mencontoh model karangan yang telah dibacanya.
Strategi PPIB                                         :   (atau GMA = Group Mapping Activities) merupakan strategi yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan, misalnya bacaan cerita dan memetakan isi bacaan secara umum.
Strategi PPJ                                           :   (atau QAR = Questions-Answer Relationship) merupakan strategi yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang.



Daftar Pustaka

Aminuddin. 1996. Isi dan Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia Pendekatan Terpadu dan Pendekatan Proses. Malang: FPBS IKIP Malang.

Anderson, P.S. Langauge Skils in Elementaruyy Eduacation. New York: Macmillan Pubshing Co., Inc.

Burn, P. C, Roe, B. D. & Ross, P. E. 1996. Teaching Reading in Today’s Elementary Schools. Boston: Houghton Mifflin Company.

Burns, Pauls C.: Betty D. Roe; dan Elinor P,Ross. 1996. Teaching Reading in Today;s Elementary Schools Boston:Hougthon Mifflin Company.

Cox, Carole. 1999. Teaching Language Arts. USA: Allyn Bacon.

Danandjaya, James. 1994. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Depdiknas. 2004. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: BNSP.

Kompas. 30 Agustus 1997. Perlu, Pelajaran Sastra Anak pada Sekolah Dasar.

Mulyati, Yeti, dkk. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Papas, C. C Keifer, B. Z. & Ilerestik. L. S. 1995. An Integrated Language Perspective in The Elementary School Theory Into Action. New York: Longman Publisher. 

Puspita, Linda. 2000. Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing Siswa Kelas V SD. Tesis Universitas Negeri Malang. Tidak Diterbitkan.

Santoso, Puji, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suratinah dan Prakoso, Teguh. 2003. Pendekatan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syafie’e.; Nurhadi dan Roekhan. 1993. Pengajaran Membaca Terpadu. Bahasan Kursus Pebekalan Materi Guru Inti PKG Bahasa dan Sasatra Indoenesia. Jakarta: Dirjen Pendasmen.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan (Diindonesiakan oleh Melani Budianta). Jakarta: PT Gramedia.

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa Kelas Rendah. Jakarta: Dikti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar