Selasa, 25 Februari 2014

Identifikasi Masalah Penelitian Tindakan Kelas



logo unnes putih.jpg

Identifikasi Masalah Penelitian Tindakan Kelas


Disusun untuk
Memenuhi Tugas Penelitian Pendidikan SD 2
Dosen Pengampu: Dra. Florentina Widihastrini, M.Pd.



Disusun Oleh

Ahmad Aziz Maftuh               (1401410046)
Desty Putri Hanifah                (1401410149)
Muin Arifah                            (1401410203)
Tudrika Akhlilia                      (1401410285)
Jessica Sekar Andini               (1401410292)
Nur Afifatul Latifah               (1401410308)

Rombel 04


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

IDENTIFIKASI MASALAH
DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1.        Identifikasi Masalah
Data empiris yang diperoleh melalui tes, observasi, dan catatan lapangan oleh guru di kelas V SDN Siliwangi adalah sebagai berikut:
a.     Siswa kelas V SDN Siliwangi kurang memahami pembelajaran IPA, siswa masih abstrak tentang proses daur air dan proses rantai makanan, ditunjukkan dengan data, dari 20 siswa hanya 6 siswa (30 %) yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Sedangkan sisanya 14 siswa (70 %) nilainya di bawah KKM (65).
b.    Dalam pembelajaran PKn dari 20 siswa, hanya 11 siswa (55 %) yang dapat mengaplikasikan karakter diri, sedangkan sisanya 9 siswa (45 %) mengalami kesulitan dalam pembiasaan.
c.     Sebagian besar 40 % siswa kurang aktif dalam pembelajaran seni rupa.
d.    Pada pembelajaran Bahasa Indonesia dari 20 siswa, hanya 6 siswa (30 %) yang dapat membuat karangan deskripsi secara baik dan sisanya 14 siswa (70 %), tidak dapat membuat karangan deskripsi karena penjelasan guru secara umum kurang detail dan rinci. Hal ini ditunjukkan dengan data sebanyak 14 siswa (70 %) nilai karangan deskripsinya di bawah KKM, yaitu 65.
e.     Ada 2 siswa yang nakal dan selalu mengganggu dalam proses KBM
2.        Analisis Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, yang akan dikaji dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah pada pembelajaran Bahasa Indonesia dari 20 siswa, hanya 6 siswa (30 %) yang dapat membuat karangan deskripsi secara baik dan sisanya 14 siswa (70 %), tidak dapat membuat karangan deskripsi karena penjelasan guru secara umum kurang detail dan rinci. Hal ini ditunjukkan dengan data sebanyak 14 siswa (70 %) nilai karangan deskripsinya di bawah KKM, yaitu 65 dan hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM.
Alasan mengapa masalah tersebut penting untuk segera dicarikan pemecahan masalahnya:
Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang penting digunakan siswa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan sangat penting untuk perkembangan otak siswa terutama perkembangan linguistiknya. Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika) (De Porter dan Mike, 2004:179). Menurut Suriamiharja (1997:3) menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Melalui menulis siswa dapat berlatih mengorganisasikan sekaligus menjernihkan berbagai konsep gagasan atau ide baru yang dimiliki siswa itu sendiri. Keterampilan menulis juga dapat membantu siswa dalam penyerapan informasi yang disampaikan oleh guru. Menurut Pelly (dalam Hariyadi dan Zamzani, 1996:75) menulis masih kurang mendapatkan perhatian dari siswa maupun guru. Menulis kurang mendapatkan penanganan secara sungguh-sungguh sehingga berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia secara memadai. Hal ini juga diperkuat dengan salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Standar Isi yaitu Bahasa Indonesia digunakan untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
3.        Merumuskan Masalah
a.       Rumusan secara umum
Bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan menulis pada siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 05?
b.      Rumusan secara khusus
1)      Apakah penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis?
2)      Apakah penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan mampu meningkatkan aktivitas guru dalam menjalankan pembalajaran menulis?
3)     Apakah penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis?
4.        Faktor-faktor penyebab munculnya masalah yang dirumuskan tersebut melalui wawancara, angket, observasi, catatan lapangan, dll.
a.       Faktor Siswa
1)      Siswa kurang tertarik pada pembelajaran yang disampaikan guru
2)      Masih ada siswa yang berbicara dengan teman sebangku dan terlihat sibuk dengan aktivitasnya sendiri
3)      Banyak siswa yang tidak dapat mendeskripsikan benda yang dipikirkannya dalam bentuk tulisan
b.      Faktor Guru
1)      Guru belum menggunakan media konkret dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
2)      Guru belum menggunakan pendekatan pembelajaran inovatif dan kurang memberikan tema pembelajaran secara jelas
3)      Guru kurang mampu mengkondisikan kelas, guru selalu di depan sehingga tidak menjangkau semua sisi dalam ruangan
c.       Faktor Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1)      Menggunakan metode konvensional, yaitu didominasi ceramah satu arah
2)      Kurangnya bimbingan ketika guru memberikan tugas individu
d.      Faktor Fasilitas
1)      Tidak menggunakan media yang tepat saat pembelajaran berlangsung sehingga siswa hanya membayangkan apa yang diucapkan guru
2)     Guru hanya menggunakan media papan tulis untuk menjelaskan materi
5.        Alternatif pemecahan masalah untuk memecahkan masalah urgen/mendesak yang hadapi.  Alternatif pemecahan masalah itu bertolak dari analisis dan didasarkan pada teori tertentu.
Pendekatan whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang menyajikan pembelajaran bahasa secara utuh atau tidak terpisah-pisah (Edelsky,1991; Froese,1990; Goodman,1986; Weafer,1992, dalam Santosa,2004). Pengajaran keterampilan berbahasa dan komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik.
Pendekatan whole language didasari oleh paham konstruktivisme yang menyatakan bahwa anak membentuk sendiri pengetahuannya melalui peran aktifnya dalam belajar secara utuh (whole) dan terpadu (integrated) (Robert dalam Santosa,2004).
Salah satu komponen pembelajaran whole language yang tepat digunakan untuk pembelajaran menulis adalah independent writing (menulis bebas). Independent writing bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kebiasaan menulis, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Langkah pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan whole language berbasis lingkungan adalah sebagai berikut:
1)      Guru menjelaskan langkah-langkah cara menulis karangan deskripsi berdasarkan pengamatan
2)      Siswa diajak keluar kelas untuk melakukan pengamatan benda-benda di lingkungan sekolah sesuai dengan tema yang ditentukan
3)      Siswa mendapatkan bimbingan dari guru ketika melakukan pengamatan
4)      Siswa menulis karangan deskripsi berdasarkan obyek yang dipilihnya
5)      Siswa mempresentasikan hasil karangannya, sementara siswa lain menyimak hasil presentasi
6)      Guru meminta beberapa siswa untuk memberikan tanggapan terhadap karangan deskripsi teman yang telah dipresentasikan
7)      Guru melakukan penilaian
8)      Guru merefleksi penampilan siswa
6.        Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di SD Negeri Siliwangi 05


7.        Formulasi Solusi (Hipotesis Tindakan)
Dengan menggunakan pendekatan whole language berbasis lingkungan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 05 dalam menulis karangan deskripsi
8.        Perencanaan Perbaikan
a.     Menyusun skenario pembelajaran.
b.    Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).
c.     Mempersiapkan instrument pengumpul data.
d.    Mempersiapkan sumber belajar.
9.        Judul PTK
Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Whole Language Berbasis Lingkungan pada Siswa Kelas V SD Negeri Siliwangi 05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar