Identifikasi Masalah Penelitian Tindakan Kelas
Disusun
untuk
Memenuhi
Tugas Penelitian Pendidikan SD 2
Dosen
Pengampu: Dra.
Florentina Widihastrini, M.Pd.
Disusun
Oleh
Ahmad Aziz Maftuh (1401410046)
Desty Putri Hanifah (1401410149)
Muin Arifah (1401410203)
Tudrika Akhlilia (1401410285)
Jessica Sekar Andini (1401410292)
Nur Afifatul Latifah (1401410308)
Rombel 04
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2013
IDENTIFIKASI MASALAH
DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1.
Identifikasi Masalah
Data empiris yang diperoleh melalui tes, observasi,
dan catatan lapangan oleh guru di kelas V SDN Siliwangi adalah sebagai berikut:
a.
Siswa
kelas V SDN Siliwangi kurang memahami pembelajaran IPA, siswa masih abstrak
tentang proses daur air dan proses rantai makanan, ditunjukkan dengan data,
dari 20 siswa hanya 6 siswa (30 %) yang mendapatkan nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Sedangkan sisanya 14 siswa (70 %) nilainya
di bawah KKM (65).
b.
Dalam
pembelajaran PKn dari 20 siswa, hanya 11 siswa (55 %) yang dapat
mengaplikasikan karakter diri, sedangkan sisanya 9 siswa (45 %) mengalami
kesulitan dalam pembiasaan.
c.
Sebagian
besar 40 % siswa kurang aktif dalam pembelajaran seni rupa.
d.
Pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dari 20 siswa, hanya 6 siswa (30 %) yang dapat
membuat karangan deskripsi secara baik dan sisanya 14 siswa (70 %), tidak dapat
membuat karangan deskripsi karena penjelasan guru secara umum kurang detail dan
rinci. Hal ini ditunjukkan dengan data sebanyak 14 siswa (70 %) nilai karangan
deskripsinya di bawah KKM, yaitu 65.
e.
Ada
2 siswa yang nakal dan selalu mengganggu dalam proses KBM
2.
Analisis Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, yang akan
dikaji dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah pada pembelajaran Bahasa
Indonesia dari 20 siswa, hanya 6 siswa (30 %) yang dapat membuat karangan
deskripsi secara baik dan sisanya 14 siswa (70 %), tidak dapat membuat karangan
deskripsi karena penjelasan guru secara umum kurang detail dan rinci. Hal ini
ditunjukkan dengan data sebanyak 14 siswa (70 %) nilai karangan deskripsinya di
bawah KKM, yaitu 65 dan hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM.
Alasan mengapa masalah
tersebut penting untuk segera dicarikan pemecahan masalahnya:
Bahasa Indonesia adalah
mata pelajaran yang penting digunakan siswa untuk berkomunikasi baik secara
lisan maupun tertulis. Kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun
tulisan sangat penting untuk perkembangan otak siswa terutama perkembangan linguistiknya.
Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan
(emosional) dan belahan otak kiri (logika) (De Porter dan Mike, 2004:179).
Menurut Suriamiharja (1997:3) menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan
perasaan dengan tulisan. Melalui menulis
siswa dapat berlatih mengorganisasikan sekaligus menjernihkan berbagai konsep
gagasan atau ide baru yang dimiliki siswa itu sendiri. Keterampilan menulis
juga dapat membantu siswa dalam penyerapan informasi yang disampaikan oleh
guru. Menurut Pelly (dalam Hariyadi dan Zamzani, 1996:75) menulis masih kurang
mendapatkan perhatian dari siswa maupun guru. Menulis kurang mendapatkan
penanganan secara sungguh-sungguh sehingga berpengaruh terhadap kemampuan siswa
dalam menggunakan Bahasa Indonesia secara memadai. Hal ini juga diperkuat
dengan salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Standar Isi
yaitu Bahasa Indonesia digunakan untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
3.
Merumuskan Masalah
a. Rumusan secara umum
Bagaimanakah cara
meningkatkan keterampilan menulis
pada siswa kelas V SD Negeri Siliwangi
05?
b. Rumusan secara khusus
1) Apakah
penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan mampu
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis?
2) Apakah
penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan mampu
meningkatkan aktivitas guru dalam menjalankan pembalajaran menulis?
3) Apakah
penggunaan pendekatan Whole Language berbasis lingkungan
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis?
4.
Faktor-faktor penyebab munculnya masalah yang
dirumuskan tersebut melalui wawancara, angket, observasi, catatan lapangan,
dll.
a. Faktor Siswa
1) Siswa kurang tertarik pada pembelajaran yang
disampaikan guru
2) Masih ada siswa yang berbicara dengan teman sebangku
dan terlihat sibuk dengan aktivitasnya sendiri
3) Banyak siswa yang tidak dapat mendeskripsikan benda
yang dipikirkannya dalam bentuk tulisan
b. Faktor Guru
1) Guru belum menggunakan media konkret dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia
2) Guru belum menggunakan pendekatan pembelajaran
inovatif dan kurang memberikan tema pembelajaran secara jelas
3) Guru kurang mampu mengkondisikan kelas, guru selalu di
depan sehingga tidak menjangkau semua sisi dalam ruangan
c. Faktor Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1) Menggunakan metode konvensional, yaitu didominasi
ceramah satu arah
2) Kurangnya bimbingan ketika guru memberikan tugas
individu
d. Faktor Fasilitas
1) Tidak menggunakan media yang tepat saat pembelajaran
berlangsung sehingga siswa hanya membayangkan apa yang diucapkan guru
2)
Guru hanya
menggunakan media papan tulis untuk menjelaskan materi
5.
Alternatif
pemecahan masalah untuk memecahkan masalah urgen/mendesak yang hadapi. Alternatif pemecahan masalah itu bertolak
dari analisis dan didasarkan pada teori tertentu.
Pendekatan whole
language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang menyajikan
pembelajaran bahasa secara utuh atau tidak terpisah-pisah (Edelsky,1991;
Froese,1990; Goodman,1986; Weafer,1992, dalam Santosa,2004). Pengajaran
keterampilan berbahasa dan komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata
disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik.
Pendekatan whole
language didasari oleh paham konstruktivisme yang menyatakan bahwa anak
membentuk sendiri pengetahuannya melalui peran aktifnya dalam belajar secara
utuh (whole) dan terpadu (integrated) (Robert dalam Santosa,2004).
Salah satu komponen pembelajaran whole language yang tepat digunakan untuk pembelajaran menulis
adalah independent writing (menulis
bebas). Independent writing bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kebiasaan menulis, dan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Langkah pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
pendekatan whole language berbasis
lingkungan adalah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan langkah-langkah cara menulis karangan
deskripsi berdasarkan pengamatan
2) Siswa diajak keluar kelas untuk melakukan pengamatan
benda-benda di lingkungan sekolah sesuai dengan tema yang ditentukan
3) Siswa mendapatkan bimbingan dari guru ketika melakukan
pengamatan
4) Siswa menulis karangan deskripsi berdasarkan obyek
yang dipilihnya
5) Siswa mempresentasikan hasil karangannya, sementara
siswa lain menyimak hasil presentasi
6) Guru meminta beberapa siswa untuk memberikan tanggapan
terhadap karangan deskripsi teman yang telah dipresentasikan
7) Guru melakukan penilaian
8)
Guru merefleksi
penampilan siswa
6.
Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian adalah di SD Negeri Siliwangi 05
7.
Formulasi Solusi (Hipotesis Tindakan)
Dengan menggunakan pendekatan whole
language berbasis lingkungan dapat meningkatkan keterampilan siswa
kelas V SD Negeri Siliwangi 05
dalam menulis karangan deskripsi
8.
Perencanaan Perbaikan
a. Menyusun skenario
pembelajaran.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ( RPP ).
c. Mempersiapkan instrument pengumpul
data.
d. Mempersiapkan sumber
belajar.
9.
Judul PTK
Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Whole Language Berbasis Lingkungan pada Siswa Kelas V SD Negeri
Siliwangi 05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar