MOTIVASI DAN
KEMAUAN SERTA FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DALAM KURIKULUM MUATAN LOKAL
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas individu mata kuliah pengembangan
kurikulum muatan lokal
Dosen
Pengampu : Drs.
Purnomo,
M. Pd
Disusun Oleh:
Nama Muin
Arifah
NIM 1401410203
Rombel 02
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keberhasilan
suatu proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor-faktor pendukungnya.Dalam
bab ini akan memperjelas beberapa faktor yang sangat penting untuk mendukung
keberhasilan pelaksanaan muatan lokal. Walaupun pada bab-bab sebelumnya juga
telah diuraikan faktor-faktor itu, namun uraian berikut ini mencoba menyusunnya
secara sistematis.
Khususnya
faktor guru, yang paling penting sebenarnya bukanlah karena ia pernah ikut penataran
muatan lokal, melainkan motivasi dan kemauan yang sungguh-sungguh dari
guru.Inilah kunci keberhasilan pelaksanaan muatan lokal. Bagaimana motivasi dan
kemauan guru tetap kuat, tahan banting, mau mencoba terus inilah faktor yang
sulit dideteksi. Seringkali orang beralasan, gaji guru yang kurang, hidupnya
pas-pasan, bagaimana mungkin guru itu memiliki motivasi dan kemauan yang kuat.
Padahal dalam muatan lokal inilah peluang guru untuk dapat memperbaiki
kesejahteraannya bila dilakukan sungguh-sungguh tanpa mengenal putus asa.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
sajakah faktor-faktor yang memotivasi dan kemauan dalam muatan lokal?
2. Apa
sajakah faktor pendukung dalam pembelajaran muatan lokal?
C.
Tujuan
1. Dapat
menjelaskan faktor-faktor pendukungdalam muatan lokal.
2. Dapat
menjelaskan faktor pendukung dalam pembelajaran muatan lokal.
PEMBAHASAN
A.
Motivasi
dan Kemauan
Kata
motivasi berasal dari kata motif yang pada hakikatnya merupakan terminologi
umum yang memberikan makna daya dorong, keinginan, kebutuhan, dan kemauan.
Motif yang telah aktif disebut motivasi. Mc Donald (dalam Sardiman, 2001:71)
menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya perasaan/feeling dan didahului dengan tanggapan
adanya tujuan. Elemen pentingnya terdiri dari:
1. Motivasi
itu memulai terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
Perkembangan
motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada manusia
karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari
dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi
ditandai dengan munculnya perasaan (feeling)
dan afeksi seseorang.
Dalam
hal ini motivasi terkait dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi
yang bisa menentukan perilaku manusia.
3. Motivasi
akan terangsang karena adanya tujuan.
Jadi
motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yakni
tujuan.
Motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar
siswa dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Pada
permulaan belajar mengajar seharusnya
terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula
motivasi dalam belajar.
Keberhasilan
suatu proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor-faktor pendukungnya,
serta kemampuan guru dalam mengelola berbagai faktor pendukung itu. Walaupun faktor
pendukung cukup banyak tersedia, jika tidak dikelola dengan baik tidak akan
menghasilkan sesuatu yang optimal.Demikian juga dengan mulok ini.
Faktor
yang paling menentukan adalah kemauan guru dan motivasinya. Sudah sering kita
dengar istilah ‘’jika ada kemauan, cita-cita setinggi apapun dapat diraih atas
izin Allah’’. Karena sudah dianggap tahu, ada kesan seolah-olah masalah kemauan
dan motivasi ini sudah tidak perlu dibicarakan, dengan asumsi semua orang sudah
tahu bahwa ada kemauan pasti ada jalan. Mungkin karena dianggap sudah tau ini
masalah kemauan dan motivasi dianggap selesai. Padahal justru faktor inilah
yang sangat menentukan. Persoalan kita sebenarnya bagaiamana menumbuhkan kemauan
itu dan terus memeliharanya dengan motivasi.Memang kita menyadari faktor
kemauan dan motivasi saja belum cukup, ia harus dibekali dengan seperangkat
ketrampilan. Tetap jika kemauan ini sangat besar maka secara intuitif sel-sel
sarafnya akan bekerja mencari jalan keluar untuk lepas dari berbagai kesulitan.
Setiap
orang atau setiap guru berbeda-beda tentang kemauan dan motivasi ini. Yang penting
kita catat disini adalah adanya kesadaran kita bersama agar memelihara kemauan
dan motivasi ini. Jika faktor ini telah tumbuh maka tidak ada alasan-alasan
untuk gagal dalam pembelajaran mulok ini.
Ada
beberapa cara meningkatkan motivasi belajar
anak dalam kegiatan belajar di sekolah,
misalnya saja seperti yang diungkapkan oleh Fathurrohman dan Sutikno
(2007: 20) motivasi
belajar siswa dapat ditumbuhkan
melalui beberapa cara
yaitu:
1. Membangun
hubungan dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa
2. Menjelaskan
tujuan kepada peserta didik
Pada permulaan
belajar mengajar seharusnya
terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus
yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula
motivasi dalam belajar.
3. Memberi
angka
Angka dalam
hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru
untuk mencapai angka/nilai yang baik sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan
atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa
merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru bahwa
pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan
bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya
bukan sekedar kognitifnya saja.
4. Hadiah
Hadiah akan
memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk
siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan
termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
5. Saingan/kompetisi.
Guru
berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
6. Pujian
Siswa yang berprestasi
sudah sewajarnya untuk diberikan penghargaan atau pujian. Pujian yang diberikan
bersifat membangun. Dengan pujian siswa akan lebih termotivasi untuk mendapatkan
prestasi yang lebih baik lagi.
7. Hukuman
Cara
meningkatkan motivasi
belajar dengan memberikan hukuman. Hukuman akan diberikan
kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini
diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha
memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa adalah
hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel, mengarang dan lain
sebagainya.
8. Bangkitkan
rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi
Dengan mengajukan pertanyaan atau masalah-masalah,
pegajar dapat menimbulkan suatu konflik konseptual yang merangsang siswa untuk
bekerja. Motivasi akan berakhir bila konflik terpecahkan atau bila timbul rasa
bosan untuk memecahkannya.
9. Membentuk
kebiasaan belajar yang baik
Kebiasaan
belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.
Membantu kesulitan peserta didik dengan cara
memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses belajar terdapat
beberap unsur antara lain yaitu penggunaan metode untuk mennyampaikan materi
kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan
warna-warni akan menarik siswa untuk mencatat dan mempelajari
materi yang telah disampaikan..
Meningkatkan
motivasi belajar dengan
menggunakan metode pembelajaran yang variasi. Metode yang
bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan
adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada
siswa.
B.
Faktor-faktor
pendukung
Menurut
Arikunto dan Vicencio (1996) pendukung kurikulum untuk mulok mengacu pada rincian
perencanaan seluruh cara dan maksud penyampaian pengajaran manusia, bahan dan
pengelolaan uang dan waktu antara lain faktor itu adalah :
1. Unsur
manusia mencakup guru, kepala sekolah, pengawas, TPK, personil sekolah, dan masyarakat
lainnya yang berkaitan langsung dengan pengembangan KML.
2. Unsur
bahan mencakup sarana, perlengkapan, dan bahan. Sarana adalah struktur
lingkungan yang dapat atau tidak dapat dimanipulasi oleh guru. Bangunan sekolah
tidak berada dibawah kendali guru. Variabel yang dapat dimanipulasi oleh guru
adalah jumlah anggota kelas, pengaturan ruangan, mengendalikan kebisingan, suhu
dan lampu, dan mutu estetika lingkungan. Perlengkapan mengajar mencakup alat
bantu mengajar yang dikelompokkan sebagai perangkat keras, perabotan kelas,
audio-visual dan perlengkapan teknis. Di lain pihak, perangkat lunak seperti
buku-buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, alat proyeksi, objek nyata, dan perlengkapan
sekolah dikelompokkan sebagai bahan pengajaran.
3. Unsur
pengelolaan pendukung kurikulum mencakup waktu yang diberikan untuk mata pelajaran,
dan persoalan keuangan.
a. Manusia
Guru
dapat membuat atau merusak KML. Betapa pun bagusnya GBPP di atas kertas, jika
guru melaksanakannya secara serampangan akan percuma saja.Kemampuan guru sangat
penting dalam pelaksanaa KML. Mutu seseorang guru yang bagus dan pengajaran
yang baik dinyatakan secara eksplisit dalam format JSEP-CDC-LCC-001 Pedoman
Pengamatan Kelas. Apabila guru kurang memiliki kemampuan yang diperlukan,
kepala sekolah, pengawas dan pendidik yang bertanggung jawab dalam penataan
guru-guru dapat melakukan salah satu hal berikut ini :
1) Mengganti
Kelas
2) Menyewa
guru lainnya yang bermutu
3) Melakukan
pengajaran tim, dengan menggunakan guru mata pelajaran lain atau dari sekolah-sekolah
terdekat
4) Memperbanyak
staf pengajar dengan nara sumber dari
masyarakat yang ahli dalam mata pelajaran, terutama orang tua siswa.
5) Membentuk
kelompok guru-guru KML diantara staf guru, guru dari sekolah lain, orangtua dan
masyarakat lainnya yang memiliki keahlian matapelajaran KML.
6) Menyusun
modul yang akan menjadikan sisiwa bertanggungjawab atas pelajaran mereka atau menjadikan
siswa belajar dengan sedikit bimbingan atau arahan guru
7) Menatar
ulang guru-guru
Pengajaran
tim, menggunakan anggota masyarakat yang ahli, dan menatar ulang guru-guru
kelihatannya cukup praktis dan dapat diterima untuk mengembangkan kemampuan guru.
Namun hal ini membutuhkan biaya, dan menatar ulang guru-guru memakan waktu.
Di
samping guru, ada orang-orang yang secara langsung dan tidak langsung terlibat
dalam pelaksanaan KML. Pengawas dan TPK yang memantau dan menilai pelaksanaa KML,
Kepala Sekolah yang mendukung program di sekolah, dan masyarakat yang mungkin ditunjuk
menjadi narasumber atau sponsor program sekolah.
b. Bahan
Bahan-bahan
KML mencakup bahan pengajaran seperti lembar PAK, buku-buku, gambar-gambar,
film, objek nyata, dan peralatan lunak lainnya, peralatan sekolah seperti kertas,
kapur, bumbu masak, peralatan yang digunakan dalam kerajinan tangan, elektronik
dan sebagainya.
Pedoman
kurikulum untuk setiap matapelajaran harus mempunyai bagian tentang bahan yang
dibutuhkan untuk setip kegiatan, jika ada.Ini akan membimbing guru dalam merencanakan
plajaran dan akan memastikan bahwa bahan telah siap apabila dibutuhkan.Spesifikasi
bahan juga harus dijelaskan dalam rencana pelajaran.
Kriteria
umum berikut ini dapat digunakan untuk menilai bahan KML :
1) Keefektifan:
Apa yang dicapai dengan menggunakan bahan itu.Apakah bahan itu meningkatkan
minat dan keterlibatan siswa?
2) Kegunaan:
Apakah bahan berguna dalam mencapai tujuan pelajaran? Apakah penggunaan bahan
membuat siswa belajar lebih baik? Berapa orang siswa dapat menggunakan bahan
tersebut skaligus?
3) Kesesuain
dan Ketepatan: Apakah bahan adalah yang paling sesuai untuk digunakan? Apakah
tepat untuk tingkat kelas siswa? Apakah sesuai untuk sekolah? Dapatkah sekolah
member tempat untuk penggunaan dan penyimpanan? Apakah tepat bagi guru? Apakah
bahan membutuhkan penataran guru?
4) Keakuratan:
Apakah isinya akurat? Apakah bahan memberikan informasi terkini? Dapatkah bahan
diperbaharui dengan mudah?
5) Ketersediaan
dan Keamanan: Apakah bahan mudah didapat? Apakah bahan aman? Berapakah biaya
untuk masing-masing siswa atas bahan untuk bahan tersebut?
6) Ketahanan:
Apakah bahan tahan lama? Berapa orang siswa dapat menggunakan bahan tersebut
dan untuk berapa lama?
Guru
yang memiliki prakarsa dapat membuat siswanya mengembangkan bahan pengajaran
sendiri atau lembar PAK untuk KML. Sering dikatakan bahwa jika anda ingin mengetahui
suatu matapelajaran dengan baik, maka ajarkanlah matapelajaran tersebut.Siswa
yang dapat dilibatkan dalam merencanakan Lembar Kegiatan, mencari bahan untuk Lembar
Informasi, atau mempersiapkan Lembar Ajar tentu akan lebih belajar banyak daripada
siswa yang hanya memakai terakhir dari lembar-lembar tersebut.Lebih jauh pengalaman
belajar mereka menjadi titik awal untuk kelompok belajar berikutnya.
Prosedur
penyebaran harus menjadi pertimbangan dalam mendukung kurikulum. Betapapun
bagusnya bahan pengajaran, akan menjadi sia-sia jika tidak sampai pada pemakainya.
Banyak anggota TPK yang merasa kecewa mengetahui pada sarasehan guru bahwa buku
pedoman kurikulum yang mereka persiapkan tidak diketahui oleh kebnyakan guru
karena sekolah tidak mendapat salinannya.
TPK
dan Kanwil harus memikirkan sistem yang efisien untuk menyebarkan bahan-bahan
ke sekolah-sekolah. Saran berikut dapat dijadikan sebagai pertimbangan :
1) Tugaskan
pengelola urusan yang akan bertugas membagikan bahan-bahan KML yang
dipersiapkan TPK. Sekolah juga harus memiliki petugas yang akan membagikan bahan-bahan
segera setelah ia menerimanya.
2) Bentuk
pusat bahan-bahan di Kanwil. Pusat bahan ini tidak hanya bertugas membagikan
bahan-bahan tetapi juga melatih pemakai bahan, mendemonstrasikan bagaimana cara
menggunakan bahan, melakukan uji lapangan atas bahan-bahan tersebut.
3) TPK
dapat menerbitkan daftar bahan-bahan khusus yang dibutuhkan untuk masing-masing
matapelajaran dalam GBPP, nilai bahan dalam bentuk belajar, bagaimana cara
menggunakannya, dan dimana dapat diperoleh. Untuk itu perlu memasukkan unsure-unsure
bahan dalam mempersiapkan GBPP. Seminar untuk guru-guru yang dipilih untuk
menentukan bahan-bahan khusus dapat dilakukan oleh TPK. Selama seminar, guru
juga dapat dibantu menentukan sumber-sumber yang ada di masyarakat yang dapat
mereka gunakan dalam mengajar.
c. Perlengkapan
Perlengkapan
pendidikan untuk KML atau perangkat keras, diurutkan mulai dari perlengkapan audio-visual
seperti penyektor film sampai pada perlengkapan teknis seperti mesin jahit dan
computer, dan sampai pada kapur tulis serta meja. Setiap lembar perlengkapan
atau perangkat keras membutuhkan pasangan perangkat atau perangkat lunak. Ada
baiknya dengan hal berikut dalam memilih perlengkapan.
Beberapa
kriteria umum untuk penilaian perlengkapan pengajaran adalah :
1) Kegunaan
dan revevansi : Apakah relevan dengan tujuan matapelajaran? Seberapa manfaatnya
dalam pencapaian tujuan KML? Dapatkah perlengkapan tersebut digunakan untuk
matapelajaran lain? Apakah perlengkapan tersebut memiliki banyak guna dan
fleksibel? Apakah perlengkapan dapat membuat pengajaran menjadi lebih efisien?
Apakah perlengkapan dapat membuat belajar menjadi lebih efisien? Apakah
pengajaran menjadi lebih jelas? Apakah aa peningkatan belajar?
2) Kesesuaian
dan ketepatan : Apakah perlengkapan tepat digunakan di sekolah? Apakah ada
tempat untuk menggunakannya dan menyimpannya? Apakah tepat untuk tingkat dan
jumlah siswa? Apakah mudah digunakan dan dimanipulasi?
3) Keefektifan
biaya : Apakah perlengkapan itu aman? Apakah murah ? Apakah masa pakai
perlengkapan itu sesuai dengan nilainya? Berapa tenaga yang diperlukannya?
Berapa orang siswa dapat menggunakannya sekaligus? Berapa lama perlengkapan itu
menjadi using? Berapa lama tahannya?
Apakah mudah memperbaikinya?
4) Keamanan
: Apakah perlengkapan aman digunakan? Apakah berbahaya bagi siswa atau
lingkungan? Apakah perlengkapan itu memiliki aspek keamanan?
d. Sarana
Guru
biasanya tidak diajak berunding dalam merencanakan bangunan sekolah.Persoalan
ini sering diserahkan pada arsitek dan petugas administrasi. Namun, ada aspek-aspek
sarana yang dapat diatur oleh administrator atau guru, dan jika dilakukan
dengan baik, besar artinya bagi pengajaran.
1) Rungan
Ukuran
sedang untuk kelas-kelas di SLTP adalah 6 x 8 meter. Ukuran kelas sudah ada,
tetapi jumlah siswa yang harus diisi di kelas tersebut dapat dikontrol dengan administrasi.
Jumlah anggota kelas yang sedang untuk SLTP adalah 40 orang siswa.
Makin
banyak siswa dalam satu kelas berarti makin sedikit kesempatan bagi seluruh
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan kelas selamat 45 menit
pelajaran KML. Ciri-ciri praktikal kegiatan KML, juga menjadi buruk karena
kekurangan ruangan.
Petugas
administrasi juga dapat melakukan sesuatu tentang jumlah isi kelas atau sesuatu
tentang ruanagan.Jumlah isi kelas mungkin sulit untuk dikontrol, terutama untuk
sekolah negeri, jadi baik petugas administrasi ataupun guru dapat berputar-putar
dengan permasalahan ruangan ini. Penjadwalan yang tepat dapat membantu mengurangi
permasalahan ini sehingga akan ada kelas yang lebih kecil yang pergi ke sekolah
pada waktu yang berbeda.
Perabotan
kelas dapat diatur untuk menyediakan ruangan yang cukup untuk kegiatan-kegiatan
kelas. Sayangnya, hampir seluruh sekolah yang diamati oleh sub-tim menggunakan
meja yang sulit untuk dipindah-pindah. Pola menyusun bangku secara berbaris
digunakan oleh sekolah di seluruh provinsi yang dikunjungi. Jika menginginkan
siswa menjadi aktif dan kreatif, sebaiknya meja-meja yang berat tersebut
diganti dengan meja dan kursi yang dapat di pindah-pindah guna memungkinkan
siswa berperan serta dalam kelompok diskusi kecil dan kelompok kegiatan kecil.
2) Kebisingan
Akan ditempatkan dimanakah kelas musik dimana
siswa memainkan alat music angklung atau menyayi tanpa mengganggu kelas
lain.Bagaimana dengan kelas menjahit dan kerja kayu? Bagaimana caranya agar
siswa dapat menikmati olahraga daerah tanpa mengganggu kelas lain? Faktor-faktor
ini menuntut petugas administrasi untuk memikirkan saran yang cocok untuk KML
dan kelas-kelas lainnya serta merencanakan penempatan kelas KML.
3) Ventilasi
Seluruh
ruangan kelas harus memiliki ventilasi yang baik, untuk kegiatan apapun ruangan
tersebut digunakan.Hal ini tidak menjadi masalah bagi sebagian besar sekolah
yang dikunjungi, kecuali sekolah yang terletak di daerah yang sangat padat di Jakarta
dan Bandung dimana sekolah terletak di sebelah tempat pembuangan sampah.
4) Cahaya
Cahaya
yang baik adalah persyaratan utama untuk sebuah kelas.Siswa harus dapat melihat
dengan jelas apa yang harus dilihat.Secara umum, sekolah-sekolah baru yang
dikunjungi oleh tim memiliki penerangan yang baik.Sekolah yang penerangannya kurang
baik adalah sekolah-sekolah yang terletak daerah-daerah padat dan kelas yang
masuk ke dalam bangunan sekolah.
5) Mengatur
dan Menyusun Kelas KM
Bagaimana
seharusnya bentuk kelas KML? Kelas KML yan dikunjungi memiliki perlengkapan
khusus, seperti computer, mesin jahit, dan gong membuktikan bahwa matapelajaran
tersebut dipelajari disana.Selain perlengkapan yang ada, sebagian besar kelas
KML yang diamati oleh sub-tim KML sama saja dengan kelas-kelas lainnya tanpa
sesuatupun di dinding yang dapat meningkatkan minat siswa atau untuk member
tahuapa yang dipelajari disana.
Lingkungan
yang menyenangkan memberi perasaan hangat dan nyaman. Siswa akan mau berada di
ruangan yang bersih, dinding yang dicat bersih,dan dengan gambar-gambar dan
dekorasi yang meningkatkan keingintahuan mereka serta menambah keindahan
ruangan.Guru-guru KML dapat menggunakan hasil karya siswa untuk menghias
ruangan.Hal ini memiliki dua fungsi sebagai hiasan dan sebagai penekanan untuk
siswa.
e. Pengelolaan
Unsur-unsur
pengelolaan pendukung KML, mencakup pengelolaan waktu dan uanng.
1) Waktu
Kurikulum
nasional menjelaskan pembagian waktu untuk KML,yaitu enam jam per minggu. Namun,
banyak guru KML mengeluh tentang kurangnya waktu untuk praktek. Di lain pihak,
banyak sekolah yang diamati tidak memberikan waktu yang diisyaratkan untuk KML.
Pengelolaan
waktu membutuhkan ketrampilan dan kreatifitas.Memperkirakan waktu yang
dibutuhkan meliputi persiapan kegiatan dan kegiatan akhir pengajaran.Jika kegiatan
dilaksanakan di luar waktu yang ditentukan untuk KML, harus dimasukkan ke dalam
perkiraan waktu merupakan praktek yang bagus untuk memperkirakan waktu untuk
masing-masing kegiatan dalam rencana pelajaran.Selanjutnya guru bias memperkirakan
seberapa jauh ia memberikan pelajaran atau berapa kali pertemuan yang
dibutuhkan pelajaran tersebut.
Untuk
pelajaran yang secara prakteknya tidak bisa dipotong. Misalnya: memasak, guru
dapat menentukan ketrampilan apa yang ingin ia kembangkan pada siswa dan
berkonsentrasi pada ketrampilan itu untuk waktu tertentu. Misalnya, persiapan
bumbu memasak bisa dijadikan satu pelajaran, memasak yang sebenanya pada jam
pelajaran lain,menyajikan masakan pada jam pelajaran lain lagi. Jika memasak
sebenarnya yang ditekankan, bumbu bisa dipersiapkan dirumah dan dibawa ke
sekolah untuk di masak. Cara lain adalah membuat pengaturan secara internal
dengan guru-guru matapelajaran lain sehingga KML dapat diajarkan dengan waktu
yang lebih lama pada hari-hari dimana kegiatan tidak dapat dipotong dan
dilewatkan pada hari lain guna member waktu untuk matapelajaran yang
terlewatkan.
2) Uang
Seluruh
guru yang berpartisipasi dalam sarasehan mengeluhkan kurangnya dana untuk
membeli perlengkapan dan bahan-bahan KML. Sumber dan yang paling umum adalah
dari orangtua yang memberikan bahan-bahan untuk praktek. Persatuan Orang tua
Murid dan Guru, perusahaan-perusahaan swasta, Organisasi kemasyarakatan, dan
kantor-kantor pemerintah juga telah diminta untuk menyediakan untuk mata pelajaran
KML. Sekolah-sekolah yang benar-benar kekurangan dan secara sederhana memilih
mata pelajaran KML yang tidak membutuhkan sarana-prasarana, perlengkapan, dan
bahan-bahan yang canggih. Sementara sebagian sekolah lainnya memberikan tantangan
kreativitas dan sumber daya pada guru untuk membuat perlengkapan dan bahan
seadanya dengan msumber-sumber yang ada, yang mana hal ini sangat patut
dihargai. Misalnya, bingkai buatan guru yang digunakan dalam Sulaman Tapis di
Lampung.
PENUTUP
A.
Simpulan
Motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa
(dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Pendukung
kurikulum untuk mulok mengacu pada rincian perencanaan seluruh cara dan maksud
penyampaian pengajaran manusia, bahan dan pengelolaan uang dan waktu antara
lain faktor itu adalah :
1. Unsur
manusia mencakup guru, kepala sekolah, pengawas, TPK, personil sekolah, dan masyarakat
lainnya yang berkaitan langsung dengan pengembangan KML.
2. Unsur
bahan mencakup sarana, perlengkapan, dan bahan.Sarana adalah struktur
lingkungan yang dapat atau tidak dapat dimanipulasi oleh guru.Bangunan sekolah
tidak berada dibawah kendali guru.
3. Unsur
pengelolaan pendukung kurikulum mencakup waktu yang diberikan untuk matapelajaran,
dan persoalan keuangan.
a. Manusia
b. Bahan
c. Perlengkapan
d. Sarana
e. Pengelolaan
B.
Saran
Sebagai
calon guru yang juga akan mengajar KML kita harus benar-benar memperhatikan motivasi
dan kemauan siswa, dan faktor-faktor pendukung mulok agar apa yang diajarkan
dapat berhasil. Keberhasilan pembelajaran mulok harus didukung oleh kurikulum
yang fleksibel, mudah menyesuaikan.
Daftar
Pustaka
Arikunto, Suharsimi dan Asnah
Said. 2005. Pengembangan Program Muatan
Lokal. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Muhaimin, dkk.
2008. Pengembangan Model KTSP pada
Sekolah dan Madrasah. Jakarta : Rajawali Pers
Yufiarti. 1999. Modul
Pengembangan Muatan Lokal. Depdikbud Ditjen Dikti PPGSD.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar